Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ayub dan Sejarah Natal

25 Desember 2022   06:14 Diperbarui: 25 Desember 2022   06:20 560
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekiranya saat ini kita merasa kehidupan kita tidak berjalan seperti yang kita harapkan. Ataupun merasa kurang beruntung bila dibandingkan dengan orang lain, janganlah kita merasa bersalah atau berputus asa. 

Kita memang tidak selalu punya jawaban untuk segala persoalan hidup kita, sebab semua jawaban itu hanya milik Tuhan saja. Biarkanlah mujizat Tuhan bekerja dalam segala kekurangan dan kelemahan kita, sesuai dengan kehendak-Nya.

 

Sebab bukan hanya kita saja, bahkan seorang rasul seperti Paulus pun mendapat cobaan yang disebutnya sebagai "suatu duri di dalam dagingku." Tiga kali Paulus berseru kepada Tuhan, dan jawaban Tuhan kepada Paulus adalah, "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah, kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku (2 Korintus 12:9)

Kita bukanlah Ayub ataupun seorang rasul yang ternyata tetap juga mendapat cobaan dalam perjalanan hidupnya. Kita hanyalah manusia biasa dalam segala kelemahan kita. Kita bukanlah orang saleh, dan tanpa pertolongan dari Allah itu sendiri mustahil kita mampu bertahan dari kuasa Iblis.

Terpujilah Allah dan bersukacitalah manusia karena Allah itu sendiri kini telah hadir dalam wujud manusia untuk menyelamatkan semua manusia yang ada di bumi.

"Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal." (Yohanes 3:16) Berbahagialah kita karena oleh belas kasih-Nya, dan bukan oleh karena usaha dan kekuatan kita sendiri telah diberi anugerah keselamatan dari Allah.

Dari kisah Ayub dan juga Rasul Paulus di atas kita dapat belajar tentang kesetiaan, bahkan ketika sedang menghadapi kesesakan. Iman merekalah yang memampukan mereka untuk bertahan dalam berbagai pencobaan itu. Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. Sebab Tanpa iman tidak mungkin orang percaya kepada Allah.

Damai sejahtera dari Allah, yang melampaui hati dan pikiran manusia, Kasih setia Yesus Kristus dan Pertolongan dari Roh Kudus, itulah yang menyertai kita dari sekarang dan sampai selama-lamanya, Amin.

Selamat Natal buat semua rekan-rekan yang merayakannya.

Salam hangat dan sehat selalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun