Sepanjang pertandingan MU hanya empat kali saja mampu melakukan attempt on target lewat sundulan Ronaldo dan Eriksen. Itupun sangat lemah sehingga gampang sekali diamankan kiper.Â
Selain itu para pemain MU ini miskin kreativitas untuk membongkar pertahanan Brentford. Padahal skill dari trio penyerang plus duet Eriksen dan Fernandes sebenarnya lebih dari cukup untuk membobol pertahanan Brentford ini.
Masalahnya cuma satu. Mereka ini tidak kompak dan kurang sabar. Salah satu cara terbaik untuk membongkar pertahanan low-block adalah dengan menerapkan passing cepat diikuti dengan pergerakan/rotasi dari pemain, dengan atau tanpa bola, lalu kemudian diakhiri dengan through ball (umpan terobosan) ke area kosong yang ditinggal oleh bek lawan.
Ini mirip-mirip dengan gaya tiki-taka ala Barca (dulu) ketika membongkar pertahanan rapat lawan. Secara materi, Ronaldo, Rashford, Sancho, Fernandes dan Eriksen jelas-jelas mampu melakukannya.
Ini tentunya harus sering-sering diasah dalam latihan. Dalam pertandingan kemarin pemain MU terlihat lebih mengandalkan skill individu saja untuk membongkar pertahanan lawan. Dan hasilnya gagal total karena pemain lawan menerapkan sistim pertahanan "secara berjamaah," bukan individu!
Pertahanan MU juga terlihat sangat buruk sekali. Ten Hag terlalu berani menurunkan bek baru, Martinez dalam pertandingan ini. Terlepas dari kesalahan de Gea, akan tetapi pada gol pertama, Martinez jelas gagal memblok tendangan Dasilva.
Pada gol ketiga, Martinez memang terlihat "kurang tinggi" untuk bisa membuang umpan dari Toney. Ia pun hanya bisa pasrah ketika Mee berhasil menjangkau bola, lalu mencetak gol bagi Brentford.
Pada gol keempat, Martinez sebagai bek tengah jelas-jelas out of position, membuat Mbeumo bisa melesakkan gol dengan mudahnya. Di babak kedua ten Hag kemudian menyadari kekeliruannya. Martinez kemudian digantikan oleh Raphael Varane.
Pertahanan garis tinggi ala ten Hag juga membawa tjelaka! Pemain belakang MU itu mager, kurang disiplin dan sering out of position. Pertahanan model begini jelas-jelas rawan dibobol lawan.
Satu hal lagi, ten Hag ini tampaknya tidak punya "plan B" atau rencana cadangan. Ibarat mobil, ten Hag ogah punya ban serap. Padahal bannya pun bukan jenis RFT (Run Flat Tyre) yang tetap bisa berjalan walau dalam keadaan kurang angin. Bahkan "ban mobil" ten Hag terdeteksi memakai ban dalam.Â
Artinya kalau terkena paku, pasti langsung kempes! Akhirnya dalam perjalanan dari Manchester menuju London, ban mobil ten Hag empat kali digembosi paku Brentford! Hahaha