***
Di babak pertama, Wolves asli bermain "pat rapat," bertahan total. Ini memang langkah bijaksana untuk melihat situasi sambil mengukur kualitas dan intensitas serangan Liverpool.
Kuantitas serangan kedua tim bisa kita lihat dari statistik pertandingan. Liverpool melepas 17 tembakan dengan 5 tepat sasaran. Sementara Wolves hanya bisa melepaskan 3 tembakan dan 1 tepat sasaran.
Pertandingan ini sendiri berjalan seru dan sedikit lucu. Seru karena Liverpool terus memborbardir Wolves tanpa henti lewat udara, laut dan darat kiri, kanan dan tengah.
Sebagian besar serangan itu kandas di "saringan kedua Wolves," dan sebagian lagi karena apes. Paling apes itu Mane dan Jota.Â
Sebuah sundulan Jota tipis di samping gawang. Yang paling spektakuler tentu saja ketika Jota berhadapan dengan gawang yang sudah ditinggal kiper Jose Sa.
Di tengah gawang ada dua pemain Wolves yang "menggigil" karena tidak tahu harus berbuat apa di tengah gawang berukuran 7,32 meter kali 2,44 meter tersebut.
"Untung tak dapat diraih Malang itu adanya di Jawa Timur!" Bola tendangan keras Jota malah mengenai pemain Wolves, dan bolanya mental ke luar gawang! Gol kemenangan Liverpool pun urung terjadi!
Jota tak percaya pada penglihatannya, bolanya ternyata tidak masuk Fergusso! "Angin kemudian berbisik, Jota ternyata belum move-on, dan grogi berhadapan dengan mantan." Ya, sebelum bergabung dengan Liverpool, Jota ini tadinya adalah pemain bintang Wolves.
Ibarat hendak menyatroni rumah mantan calon mertua di malam hari, eh pas lewat kamar mandi ternyata masih ada handuk yang sering dipakai Jota dulu untuk menumpang mandi. Jota seketika lemes dan tak berdaya!
Namun bukan hanya Jota saja yang baper. Dari lapangan sebelah ada sosok Adama Traore, bintang Wolves yang sudah lama diincar Liverpool. Traore yang sosoknya bak tukang pukul ini penampilannya grogi dan agak malu-malu. Mungkin sebelum bertanding dia termakan buah simalakama. "Dimakan mati mak, tak dimakan mati ayah!"