Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Benarkah Jalan Tol Jokowi Tidak Aman?

13 November 2021   17:15 Diperbarui: 13 November 2021   17:19 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar seorang pengemudi bis, sumber: tribunnews.com

Kita mengabaikan faktor petama dan kedua karena kondisi cuaca cerah. Mobil Pajero sport itu termasuk kategori mobil aman karena sudah diperlengkapi dengan fitur active safety dan passive safety seperti Airbags, sabuk pengaman dan bodi kokoh.

Gambar seorang pengemudi bis, sumber: tribunnews.com
Gambar seorang pengemudi bis, sumber: tribunnews.com
Saya pernah menjadi manajer operasional sebuah perusahaan bis AKAP dan travel dengan jumlah armada 128 bis/travel dan 230 sopir. Setiap bulan sekurangnya terjadi 5-6 insiden. Dari kelas ringan yang bisa didamaikan di tepi jalan, hingga kelas berat yang harus berakhir di Rumah Sakit dan kantor Polisi. Sebagiannya lagi malah berakhir di liang lahat dan penjara.

Berdasarkan pengalaman saya, 70% kecelakaan terjadi akibat faktor manusia (pengemudi) sisanya faktor kenderaan (dominan rem) dan cuaca (hujan)

Faktor pengemudi terutama karena kelelahan akibat kurang tidur/istrahat. Setelah itu karena ugal-ugalan sehingga mengabaikan "prokem" (protokol keamanan) berkendara di jalan.

Faktor ketiga (jarang diekspos) karena faktor "halu." Halu mungkin saja karena esmosi jiwa. Mungkin ditinggal istri ketiga, diacuhkan gebetan di persinggahan atau kehilangan uang setoran akibat kalah judi di pool!

Namun yang paling menakutkan adalah kalau pengemudi halu karena pengaruh alkohol atau narkoba! Narkoba sulit dideteksi. Kalau alkohol mungkin masih bisa dideteksi karena aromanya bisa tercium dari mulut si pengemudi.

Dulu itu saya suka ngobrol dekat dengan sopir-sopir yang hendak berangkat, untuk mendeteksi apakah ada aroma alkohol dari tubuh mereka. Sependek pengetahuan saya, rasanya tidak pernah mencium aroma alkohol. Yang ada malah bau petai, jengkol dan asem dari keringat tubuh mereka ini.

Kalau untuk sopir bis AKDP Ekonomi, saya memang tidak bisa berbuat apa-apa. Keringat tubuh itu adalah hak azasi yang dilindungi oleh undang undang per-Ekonomi-an.

Namun kalau sopir travel badannya bau, pasti akan ditendang dan diskors. Soalnya mereka ini ada anggarannya untuk beli deodorant dan pomade. Mereka ini wajib hukumnya untuk bersih dan rapi jali. Mosok mobil executive sopirnya bau terasi, mau taruh di mana muka saya wkwkwk.

Pada suatu kali menjelang Lebaran, bekerjasama dengan kepolisian, kita melakukan tes acak terhadap beberapa sopir yang dicurigai menggunakan narkoba.

Tes acak tidak dilakukan di pool/loket melainkan di terminal. Hal ini untuk menghindarkan kecurigaan dari sesama teman pengemudi. Dan benar saja, kita menemukan dua orang pengemudi memakai narkoba!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun