Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Surat Terakhir untukmu Sahabat (Bagian 2)

30 September 2021   20:35 Diperbarui: 30 September 2021   20:37 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dear, the handsome one, Ari

Hai, apa kabarmu Ri, semoga kamu baik-baik saja ya.

Ari, terima kasih ya untuk kiriman suratmu kemarin. Aku terharu sekali membacanya, dan jujur aku tidak menyangka kalau kamu ada dalam peristiwa di kantor ayah dulu itu.

Namun itu sudah berlalu dan kami sudah melupakannya. Ayahku bukanlah pemilik *PJTKI yang menjadi agen Ari dan rekan-rekan yang bekerja di luar negeri.

Ayah sebenarnya cuma pekerja yang menjadi direktur di perusahaan itu. Ayah dan beberapa staf sebenarnya sudah lama mau resign karena manajemen perusahaan itu sangat bobrok oleh sifat tamak Pak Ongko, pemilik perusahaan yang suka merampok hak-hak TKI yang diageninya sendiri.

Sebelum peristiwa itu sebenarnya sudah ada perampokan dan pembakaran kantor PJTKI yang seolah-olah dilakukan oleh para TKI yang melakukan demo di kantor PJTKI tersebut. Padahal komplotan perampok profesional yang menyusup diantara TKI itulah yang melakukannya.

Ternyata Pak Ongko bekerja sama dengan komplotan perampok tersebut justru untuk merampok kantornya sendiri.

Dua hari sebelum peristiwa tersebut, kantor ayah melakukan penarikan uang besar-besaran dari bank dengan alasan untuk membayar kompensasi dana bagi para TKI yang gajinya ditahan oleh majikan atau perusahaan tempat mereka bekerja di luar negeri. Selain itu ada juga beberapa pembayaran besar lainnya. Akan tetapi uang tersebut tidak pernah singgah di brankas ruang kerja ayah, dan tidak pernah dirampok para pendemo seperti pengakuan pemilik perusahaan kepada polisi.

Di brankas ruang kerja ayah itu tidak pernah ada uang, isinya hanya dokumen-dokumen penting milik perusahaan saja. Jadi dalam skenarionya, ayah memang harus disingkirkan agar peristiwa perampokan itu bisa berjalan mulus. Setelah itu perusahaan juga mendapat uang banyak dari klaim asuransi.

Setahun setelah peristiwa tersebut, misteri kematian ayah mulai terungkap. Peristiwa pembakaran kantor PJTKI kembali terjadi di Serpong. Kali ini apes. "Site manager" di lapangan yang bernama Ipunk itu tertangkap polisi karena ia ketiban balok yang terbakar. Ternyata ia bukan TKI. Bukan juga "TKW," tapi buronan dari Subdit IV Jatanras Ditreskrimsus Polda Metro Jaya!

Ipunk kemudian "bernyanyi." Pemilik PJTKI di Serpong bernama Darwin itu kemudian ditangkap polisi.

Nah, pak Darwin dan Ipunk ini kebetulan menjadi klien mas Robby, pacarku yang sering kuceritakan padamu itu Ri. Pak Darwin ini ternyata adalah adik kandung pak Ongko, pemilik PJTKI tempat ayah bekerja dulu! Belakangan baru ketahuan kalau Ipunk ini ternyata juga menjadi koordinator pelaku aksi perampokan di Semarang dan kantor ayah kemarin.

Menurut Ipunk, dalam perjanjian kerja tidak ada rencana untuk membunuh siapapun. Akan tetapi mereka panik karena ayah mengeluarkan pistol. Padahal pistol itu tidak ada pelurunya dan dalam posisi terkunci. Darto dan Iman segera menyabet ayah.

Kalau pistol ayah kosong, lantas siapa yang menembak kamu?

Menurut Ipunk, ia hanyalah koordinator lapangan. Ia pun tidak kenal dekat dengan Darto, Iman dan beberapa preman lainnya, termasuk Totok yang menembak kamu dari belakang.

Totok teman Iman, dan mereka besar di jalanan. Katanya dulu selama bertahun-tahun di jalanan kamu suka gamparin Totok, membuat ia sakit hati sama kamu. Totok selalu membawa pistol di pinggangnya. Ketika melihat kamu di ruangan kerja ayahku, amarahnya langsung membuncah. Ia lalu menembakmu.

Akan tetapi Totok, Darto dan Iman beberapa waktu kemudian tewas ditembak polisi ketika mereka terlibat dalam perampokan sebuah toko emas di Cimahi.

Berdasarkan informasi dari kasus Pak Darwin dan Ipunk itu, mas Robby kemudian berniat membuka kasus ayah dulu. Akan tetapi Pak Ongko keburu mati karena serangan jantung.

Untuk Ipunk, mas Robby kemudian menghadapi dilema. Dalam kasus Pak Darwin itu, mas Robby menjadi pembela Pak Darwin dan Ipunk. Tugasnya adalah untuk meringankan hukuman mereka.

Kalau mas Robby membuka kasus Pak Ongko, dimana Ipunk terlibat juga, maka bisa dipastikan kalau hukuman yang akan dijatuhkan hakim kepada Ipunk pasti sangat berat, maksimal hukuman mati.

Tak berapa lama kemudian terdengar kabar, Ipunk mati di lapas. Katanya ia terjatuh di kamar mandi. Aku menduga mas Robby pasti tahu betul "duduk perkara" jatuhnya Ipunk ini. Case closed!

Ari, kasusmu juga seharusnya dibuka kembali karena kamu tidak terlibat dalam peristiwa itu. Akan tetapi siapa yang peduli dengan orang-orang seperti kamu?

Namun kamu "sedikit beruntung." Putusan hukuman mati dari *MA sebenarnya sudah keluar tahun lalu, tapi salinan putusannya baru sampai di *PN beberapa lama kemudian. Beruntung hakim PN pun belum mengeluarkan perintah kepada jaksa untuk mengeksekusi kamu.

Untunglah datang surat kamu Ri. Aku langsung gercep minta tolong kepada mas Robby untuk meminta *PK dalam kasusmu karena ada *Novum baru.

Ari, aku bisa pastikan kamu akan bebas, tapi kamu harus bersabar dulu ya. Kasusmu akan dibuka kembali, dan tentunya butuh waktu sesuai prosedur hukum yang berlaku untuk penyelesaiannya.

Oh ya, soal kompensasi dana yang menjadi hak kamu itu, akan kamu dapatkan kembali 100%. Mas Robby sudah mengurusnya langsung ke PJTKI itu. Jadi kamu itu berutang banyak loh sama mas Robby.

Jadi kalau kamu nanti keluar dari lapas, kamu gak perlu harus membunuh orang lagi gara-gara rebutan burger sisa dari tong sampah. Soalnya kamu nanti sudah bisa membuka gerai buger sendiri, dan kamu bisa makan burger sepuasnya sampai perut meletus hahaha.

***

Ari, sekarang aku bicara soal "rasa."

Ri, aku gak tau harus ngomong apa. Kalau aku bilang gak ada rasa sama kamu, jelas aku bohong!

Gak mungkin juga ada seorang perempuan mau surat-suratan kepada seorang napi selama dua tahun kalau tidak ada rasa yang menyertai surat-surat itu!

Ri, kamu itu cakep. Lebih cakep dari mas Robby malah. Aku suka sorot matamu yang tajam, serasa menghujam ke jantungku, mencari tahu apakah masih ada ruang tersisa buatmu untuk rebahan di situ.

Ah..Ri, sayangnya aku sudah ada yang punya. Aku sudah lima tahun pacaran sama mas Robby. Ia sangat baik dan sayang padaku. Ia akan melakukan apapun yang bisa dilakukannya demi aku.

Buktinya, ketika aku minta tolong untuk ngurusin kasus kamu, mas Robby segera saja mengurusnya.

Dalam kasus Ipunk jelas terlihat. Sekalipun menjadi pembelanya, tapi ketika mas Robby mengetahui Ipunk terlibat dalam kasus ayah, Ipunk pun langsung finished!

Namun bukan karena balas-budi aku pacaran sama mas Robby, tapi karena aku juga sayang padanya. Jatuh cinta adalah satu hal, tapi sebuah relationship lebih dari itu. Selama pacaran dengan mas Robby, sepertinya aku ada dua atau tiga kali suka kepada pria lain. 

Akan tetapi rasa itu cepat saja berlalu. Mungkin kapan-kapan aku akan suka lagi dengan pria lain, tapi aku rasa itu hanya untuk sementara saja. Semua orang juga begitu kan?

Kenapa rasa suka kepada orang lain itu cepat berlalu? Itu karena ada sebuah komitmen dalam setiap   relationship yang sehat. Tanpa komitmen hubungan akan kacau-balau karena aku, kamu dan semua orang sangat gampang jatuh cinta. Jatuh cinta itu mah enak dan berjuta rasanya. Sampai kemudian semuanya menjadi biasa saja, datar dan membosankan. Lalu kita jatuh cinta lagi (kepada orang lain) Enak dan berjuta rasanya! Begitulah seterusnya.

Tapi Ri, kamu itu lain banget. Jujur, aku tidak pernah kehilangan rasa suka padamu. Terkadang hal itu membuatku gelisah. Ah, seandainya aku bisa memutar waktu kembali ke masa sebelumnya, aku akan mencarimu Ri.

Kamu pastinya masih kerja di kapal pesiar. Trus kapalmu lagi sandar di Labuan Bajo. Lalu aku datang mencarimu, dan teriak dari dermaga, "Ari ini aku Rani! Aku mau ikut kamu!"

Kapten kapalnya orang Batak, teriak galak padaku, "Ari lagi kerja di kitchen bantuin chef cuci piring, jangan diganggu!"

Aku teriak lagi sama kaptennya, "Kalo gitu Ari-nya suruh turun, biar aku bungkus, aku bawa pulang!"

Sekarang kaptennya gantian tertawa, "Ari boleh dibawa, tapi janji ya gak dibaperin, gak dighosting dan tetep harus disayang ya" hahaha..

Ari, maaf ya kalau beginilah kondisi sebenarnya. Mungkin bukan jodoh kita untuk bersama, tapi jangan putus asa. Lihatlah taburan bintang di langit, sebanyak itu jugalah perempuan yang ada di bumi. Mosok gak ada barang satu orang yang kamu suka? Bukalah hatimu, jangan simpan senyum manismu, maka dunia dan cewe-cewenya akan membuka hatinya pula buat kamu.

Salam hangat Ari.

NB : Ri, suratnya gak usah dibales ya, aku beberapa bulan ini ada urusan di luar kota. Tapi aku usahakan nanti kalau kamu bebas, aku dan mas Robby akan datang menjemputmu ke lapas.


Catatan,

*PJTKI : Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia

*MA : Mahkama Agung

*PN : Pengadilan Negeri

*PK : Peninjauan Kembali

*Novum : Bukti baru seperti yang termaktub dalam Pasal 263 ayat 2 KUHAP.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun