"Manusia berencana, Tuhan tertawa yang menetukan!" Side-wall (dinding) ban belakang Pecco memang sudah babak belur dan tak mungkin bisa lagi diajak melibas tikungan. Akan tetapi telapak ban itu masih mayan untuk diajak melibas straight lurus! Dan itulah yang dilakukan Pecco!
Di straight antara T-6 ke T-8 Pecco langsung maksimal melibas Ducatinya, membuat tak cukup jarak bagi Fabio untuk menyerang Pecco di T-8, bahkan di T-10! Hebatnya lagi, selepas T-10 Pecco langsung "kesurupan" melibas trek termasuk di T-11,12,13, meninggalkan jarak 0,5 detik dari Fabio!
Inilah evolusi sempurna dari seorang pebalap bermesin V-4 kala ia berhasil melibas tikungan cepat. Sebenarnya tahun lalu pun, penulis sudah mengirim email kepada Pecco untuk menanyakan rahasianya. Akan tetapi Pecco tidak pernah membalasnya. Maklum Pecco sama sekali tidak mengenal penulis, hahaha.
Barulah kepada motorsport.com Pecco menceritakan rahasianya. "Hal yang baik tentang motor ini adalah sangat stabil, jadi di tikungan cepat tersebut kami bisa masuk dengan speed tinggi dan motor tidak banyak goyang.Â
Selain itu, saya punya feeling bagus dengan bagian depan musim ini. Kami tidak mengubah apa pun di motor, pengaturannya sangat mirip dengan tahun lalu. Tetapi feeling telah berkembang pesat dan saya banyak meningkatkan cara mengelola ban depan, jadi semua itu membantu saya saat masuk tikungan cepat."
Nah, itulah koentjinya kenapa Pecco bisa ngacir di tikungan cepat, cuma gara-gara feeling so good, hehe.Walaupun kaget dan terketjoh, Fabio sebenarnya bisa memangkas kembali jarak dengan Pecco hingga 0,26 detik selepas hairpin, tikungan tusuk konde T-14, Carro.
Akan tetapi tidak ada lagi yang bisa diperbuat Fabio karena selepas T-16 Misano, sudah langsung straight dan garis finish!
Jadi dalam catatan penulis ada dua faktor yang membuat Fabio gagal menjuarai Misano. Pertama pemilihan ban Hard-Medium. Kedua, Fabio terlalu lama menyerang Pecco. Seharusnya Fabio sudah melakukannya sejak lap ke-25, agar bisa menganalisa dan mencari solusi seandainya duel berlangsung ketat seperti halnya duel Pecco-Marquez di Aragon kemarin.
Namun demikian, Pecco juga layak menjadi kandidat jurdun 2021 karena ia sangat cerdik dan mampu mencari solusi bagi Ducati di titik kelemahan motor bermesin V-4 itu.
Oh ya, ada satu lagi mas-mas yang menarik perhatian, namanya Enea Bastianini. Pebalap cakep (konon berstatus jomblo) ini untuk pertama kalinya nampang di Parc Femme karena berhasil meraih podium tiga.Â