Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Hoping to Be Part of You (Bagian II)

16 April 2021   17:12 Diperbarui: 16 April 2021   17:25 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.kompasiana.com/chokky/

Kini rasa sesal yang sangat hebat meremukkan kejiwaan Mitha yang lemah. Realita dan Ilusi menjadi susah dibedakan. Mitha kemudian kehilangan dua lelaki yang selalu hadir mengisi hatinya.

Randy pergi untuk tidak pernah kembali lagi. Hendra pasti tidak akan pernah memaafkannya ketika di-ghosting dan ditinggalkan begitu saja. Bahkan kini ia mendengar kalau Hendra telah kehilangan "dirinya sendiri." Betapa jahatnya perbuatannya kepada lelaki yang baru saja disadarinya sebagai satu-satunya orang yang sangat mencintainya setulus hati itu.

Mitha menyadari jatuh cinta kepada Hendra justru saat mereka terpisah jauh! Setiap malam Mitha tak bisa melupakan wajah Hendra dan momen-momen ketika mereka menghabiskan waktu bersama. Rasa rindu yang tak tertahankan sering membuatnya menangis. Hal mana kemudian sering menimbulkan pertengkaran dengan Randy.

Terkadang Mitha ingin pulang saja. Namun posisi mereka kini terbalik. Randy sangat membutuhkan dukungan, sama seperti ketika ia dulu tergantung kepada Randy. Kalau ditinggalkan sendiri, mungkin Randy akan bunuh diri!

Ah, betapa baiknya Hendra kepadanya. Dulu Mitha pernah memaksa Hendra liburan bersamanya selama empat hari di Bali. Seminggu kemudian, Hendra pindah kantor ke kawasan Kuningan. Ternyata Hendra dipecat bos-nya gara-gara tetap nekat pergi ke Bali walaupun tidak diberi izin! 

Ketika itu Hendra santay saja menanggapinya dengan tertawa, "Bos baru lebih asik, gak cerewet." Ah, Hendra, semuanya selalu terlihat sederhana baginya.

***

Sudah satu jam mereka duduk tanpa suara. Dua jam lagi juga akan begitu selama Mitha tidak ingin berbicara. Sejak dulupun Hendra tidak pernah bertanya kenapa mereka harus diam saja. Ia malah ikut terhanyut menikmati keheningan itu. "silence is golden," bisiknya kepada nyamuk yang berdengung di sekitar telinganya.

Mitha kemudian berdiri dan memeluk erat Hendra seperti tidak ingin melepaskannya. Ia lalu berbisik di telinga Hendra, "Sayang aku tau, kamu tidak akan pernah meninggalkanku. kamu juga harus tau kalau aku selalu sayang sama kamu, jadi jangan pernah sekalipun membiarkanku pergi darimu karena itu akan menyakiti kita berdua" Kini suara Mitha berubah menjadi jeritan yang menyayat hati disertai air mata yang turun menderas...

(Selesai)


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun