Putjuk dicinta ulam tiba adalah peribahasa tepat bagi dua pebalap Monster Yamaha, Quartararo dan Vinales. Betapa tidak, start buruk kemudian membuat kedua Yamaha terduduk di pelaminan eh papan tengah klasemen pebalap. Hingga lap ke-11, Vinales bahkan masih berada di posisi 9, aih!
"Dasar rezeki anak soleh," satu persatu seteru kemudian tersingkir tanpa bisa diduga. Dimulai dengan "aksi adu jotos" Mir dan Miller yang membuat mereka kemudian "semakin ke belakang." Lalu Miguel Oliveira yang traksi bannya tidak maksimal kemudian mempersilahkan Yamaha melewatinya. Pecco Bagnaia yang kemudian melebar juga seakan-akan mempersilahkan Yamaha untuk melewatinya.
Saat Pecco melebar di lap ke-17 itulah Yamaha kemudian baru benar-benar mengeluarkan "simpanannya." Berbekal kompon ban yang lebih segar, Quartararo dan Vinales kemudian mengamuk melibas sirkuit dengan kecepatan penuh. Kini tak ada yang mampu menahan kecepatan Yamaha.
Yamaha hanya perlu lima lap saja untuk bertarung, yang ternyata sangat krusial untuk kemudian mengunci podium satu! Sungguh strategi yang brilian!
Lalu bagaimana dengan sang legenda, Valentino Rossi? Penulis tak mau membahasnya sebab fans VR46 ini sangat banyak dan aliran keras pula! Namun sependek pengamatan penulis, kecepatan VR46 selama ia membalap tak pernah melewati angka 335 km/jam. Padahal anak muda sekarang cepat sekali. Minggu kemarin Zarco membuat rekor kecepatan baru MotoGP, yakni mencapai 362,4 km/jam!
Dari kedua data kecepatan itu kita akhirnya menjadi sadar, akan dimanakah posisi VR46 kalau dia tetap ngotot untuk memaksakan diri membalap pada zaman now ini!
Apes lagi" adalah kata yang tepat buat KTM! Sependek pengamatan penulis, KTM selalu menerapkan strategi kompon ban yang berbeda bagi keempat pebalapnya. Pekan lalu, KTM justru menerapkan kompon ban yang sama bagi keempat pebalapnya, yaitu soft-soft, dan hasilnya mengecewakan.
Pada seri kedua KTM kembali menerapkan kompon ban yang sama bagi keempat pebalapnya, yaitu, medium-soft, dan KTM menjadi satu-satunya tim yang tidak memakai kompon soft-soft. Hasilnya kembali sial karena temperatur di sirkuit ternyata tetap saja dingin seperti semula.
Seandainya temperatur di sirkuit Losail naik, katakanlah hingga di atas 30 derajat Celcius, maka cerita balapan akan berbeda. kompon soft-soft tentunya akan lebih cepat aus dan pace balapan setelah lap ke-15 akan cenderung melambat.
Kompon medium-soft tentunya sangat ideal dengan kondisi begini. Apalagi selepas start Miguel Oliveira bisa melesat dari posisi ke-12 hingga ke-3 menjelang tikungan pertama. Sayang Oliveira tidak bisa mendapatkan suhu yang ideal untuk ban depannya, sehingga ia kehilangan grip dan posisi. Namun setidaknya kita jadi tahu kalau Holeshot device KTM juga tak kalah canggih dengan Holeshot device Ducati.