Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Pelajaran Penting dari Laga Crystal Palace Vs Liverpool

21 Desember 2020   15:55 Diperbarui: 22 Desember 2020   13:51 1424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Moh. Salah, sumber : thisisanfield.com

Pekan ke-14 Liga Inggris menjadi akhir pekan yang membahagiakan bagi Liverpool dan fans-nya. Betapa tidak, Liverpool tampil memukau dengan menghancurkan tim tuan rumah, Crystal Palace dengan skor telak 7-0. Dengan hasil ini Liverpool semakin kokoh di puncak klasemen Liga Inggris menjauh dari kejaran Tottenham Hotspur yang dipencudangi Leicester City 0-2 pada keesokan harinya.

Hasil tujuh nol di kandang lawan itu tentunya sangat luar biasa. Tapi penulis lebih tertarik membahas cerita di balik kemenangan telak Liverpool ini.

Pertama tentunya Efisiensi.

Dalam catatan penulis, ini adalah pertandingan terbaik Liverpool musim ini, setara dengan pertandingan Liverpool kala melibas Leicester City 4-0 pada musim lalu.

Dengan mengabaikan hasil akhir pertandingan, penampilan Liverpool pada laga versus Crystal Palace ini jauh lebih baik bila dibandingkan dengan versus Spurs kemarin. Padahal lini belakang Liverpool sangat kerepotan menahan serangan pemain Crystal Palace.

Mari kita lihat statistik dari kedua pertandingan Liverpool di pekan ke-14 dan ke-13 kemarin. Bersua Spurs, penguasaan bola Liverpool bisa mencapai 76%. Liverpool melepaskan 17 tendangan dengan 11 tepat sasaran, tetapi hanya bisa menghasilkan dua gol saja. Kalau dikonversi, efisiensi gol dengan tembakan on-target Liverpool itu hanya mencapai 18,18% saja.

Sebaliknya kala bertandang ke Selhurt park, markas Crystal Palace, penguasaan bola Liverpool berkisar 66%. Liverpool melepaskan 14 tendangan dengan 8 tepat sasaran, tetapi menghasilkan tujuh gol! Artinya untuk membuat tujuh gol, Liverpool hanya butuh delapan tembakan tepat ke gawang!

Kalau dikonversi, maka efisiensi gol Liverpool itu mencapai 87,5%. What a wonderful game!

Efisiensi ini sangat penting karena akan meningkatkan moral dan kepercayaan diri pemain. Faktor efisiensi inilah yang menjadi pembeda, karena kemudian mengubah jalan dan hasil pertandingan.

Kedua Liverpool bisa clean sheet.

Walaupun mampu menghajar Crystal Palace sampai tujuh gol, bukan berarti Liverpool "lenggang kangkung" di Selhurt park. Lini belakang Liverpool sebenarnya sangat menderita, dan kita bisa melihat bagaimana duet Fabinho-Matip harus jatuh bangun untuk mempertahankan wilayah mereka. Duet bek tengah menjadi sisi terlemah dari Liverpool dalam pertandingan ini. Alisson sendiri tiga kali melakukan penyelamatan, dan dua kali harus keluar dari kotak penalti untuk membuang bola.

Artinya dalam pertandingan ini, lini belakang Liverpool jauh lebih menderita dibanding kala bertanding melawan Spurs sebelumnya.

Selain itu beberapa kali pula terjadi salah pengertian antara Zaha dengan Ayew ketika berada di kotak penalti Liverpool, padahal peluang untuk mencetak gol terbuka lebar.

Hebatnya penampilan Alisson dan beberapa kesialan tersebut jelas meruntuhkan moral para pemain Crystal Palace yang kemudian frustasi, sehingga mereka tidak siap ketika terjadi serangan balik dari Liverpool.

Ketiga, kembalinya duet bek sayap Liverpool.

Fans Liverpool akhirnya bisa tersenyum kembali melihat penampilan apik dari kedua bek sayap mereka. Arnold di kanan dan Robertson di kiri benar-benar menjadi petaka bagi pertahanan Crystal Palace.

Gol ketiga hasil umpan tarik Robertson ke Firmino, dan gol keempat hasil umpan tarik Arnold ke Henderson menunjukkan betapa hebatnya kedua bek ini dalam membaca permainan.

Kedua bek sayap ini benar-benar menguasai sisi lebar lapangan. Bahkan sesekali melakukan cutting inside masuk ke kotak penalti Crystal Palace. Kedua bek ini besar sekali pengaruhnya bagi kemenangan Liverpool.

Jordan Henderson, sumber : https://i2-prod.liverpool.com/
Jordan Henderson, sumber : https://i2-prod.liverpool.com/
Keempat, Liverpool bisa mengontrol permainan.

Tentunya kita tidak bisa melupakan peran trio lapangan tengah Liverpool yang benar-benar mampu mengontrol irama permainan. Keita yang kembali bermain, sekilas tidak begitu terlihat perannya. Akan tetapi umpan-umpan terukurnya hampir selalu bisa melewati barisan pemain lawan.

Kali ini Liverpool tidak memakai gelandang bertahan, karena Fabinho bertugas sebagai bek tengah. Namun Keyta bersama Henderson mampu memutus alur serangan lawan, sementara Wijnaldum mengkreasi serangan Liverpool.

Setelah unggul dua gol, Henderson kemudian melambatkan tempo permainan. Apalagi Crystal Palace sepertinya sangat bernafsu untuk mengejar ketinggalan. Inilah sebenarnya menjadi koentji kemenangan telak Liverpool atas Crystal Palace. 

Liverpool kemudian seperti "memarkir semi bus" di lapangan tengah. Crystal Palace yang bernafsu menyerang, kemudian "dimakan" lewat fast break satu dua sentuhan cepat pemain saja. Lima gol berikutnya dari hanya enam tembakan on-target menjadi penjelasan dari skema fast break ala Liverpool tersebut.

Entah apa yang salah dengan pemain-pemain Crystal Palace pada pertandingan kemarin itu. Ketinggalan tiga gol lewat fast break sebenarnya sudah cukup untuk menyadarkan mereka agar tidak terjebak lagi dengan pola permainan Liverpool tersebut. Namun mereka tetap ngotot untuk mencetak gol ke gawang Liverpool, dan akibatnya sangat fatal.

Kelima, para pencetak gol

Ada lima pemain yang mencetak gol dalam pertandingan ini, dan kesemuanya teramat penting bagi Liverpool. Gol pembuka yang dicatat Minamino merupakan gol pertamanya di ajang Primer. Gol ini sangat penting untuk menambah rasa percaya diri Minamino agar bisa bersaing dengan para penyerang Liverpool lainnya.

Sudah lama Mane tidak mencetak gol. kalau tidak salah Mane sudah melewatkan sembilan pertandingan tanpa mencetak gol. Dalam pertandingan ini Mane akhirnya bisa juga mencetak gol lagi. Gol ini tentunya akan menambah motivasi baru bagi Mane.

Demikian juga dengan Firmino yang baru mencetak dua gol hingga pekan keduabelas. Di pekan ketigabelas Firmino mencetak sebiji gol, sedangkan dalam pertandingan ini dua gol. Dengan demikian Firmino mencetak total lima gol. Tidak terlalu buruk untuk seorang striker false-nine.

Sang kapten Jordan Henderson akhirnya mencetak gol lagi. Hendo yang didapuk sebagai pengganti Steven Gerrard ini tentunya sangat bahagia. Gerrard adalah skipper terbaik Liverpool sepanjang masa. Sama seperti Lampard di Chelsea, Gerrard juga rajin mencetak gol, sesuatu yang sulit dilakukan Hendo. Gol ini tentunya menambah kepercayaan diri Hendo.

Akhirnya sang top skorer, The Pharaoh, The Egypt King, Moh Salah berhasil membuat brace lewat dua gol spektakulernya, menjadikannya top skorer sementara liga Inggris.

Bukan jumlah dua gol itu yang membuat istimewa, melainkan "cara/proses membuatnya." Pada proses gol pertama, Matip menyundul bola cukup keras ke sudut tiang jauh. Kebetulan bola datang ke arah Salah, yang secara refleks kemudian menyundulnya ke tiang dekat! Ini namanya "kesempatan dalam kesempitan," ciri khas seorang striker egois. Salah adalah seorang winger dan tampaknya ia kini memiliki naluri seorang striker pula. Kalau sundulan Salah itu gagal berbuah gol, sudah pasti Salah akan dimaki Matip!

Gol kedua hasil umpan dari Chamberlain adalah trademark dari seorang Salah. Tendangan dari luar kotak penalti itu melengkung indah menembus gawang Crystal Palace. Liverpool 7 Crystal Palace 0.

Salah sendiri masuk pada menit ke-57 menggantikan Mane yang kemudian terlihat tak senang dengan pergantian ini. Di ruang ganti Klopp kemudian membujuknya sambil berkata, "kamu bermain sejam dan mencetak sebiji gol. Salah bermain setengah jam dan mencetak dua gol. Aku tidak salah kan? yah sudah, besok kalau ada yang nawar Salah 200 juta Pound, langsung kita jual ya?" Mane mengangguk girang.

Yah ini pekan yang menggembirakan bagi Liverpool dan juga bagi fans di seantero jagad. Kegundahan Mane yang ingin bermain lebih lama lagi tentunya tidak akan mengurangi kebahagiaan pekan yang menggembirakan ini.

Bravo Liverpool, YNWA!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun