Artinya dalam pertandingan ini, lini belakang Liverpool jauh lebih menderita dibanding kala bertanding melawan Spurs sebelumnya.
Selain itu beberapa kali pula terjadi salah pengertian antara Zaha dengan Ayew ketika berada di kotak penalti Liverpool, padahal peluang untuk mencetak gol terbuka lebar.
Hebatnya penampilan Alisson dan beberapa kesialan tersebut jelas meruntuhkan moral para pemain Crystal Palace yang kemudian frustasi, sehingga mereka tidak siap ketika terjadi serangan balik dari Liverpool.
Ketiga, kembalinya duet bek sayap Liverpool.
Fans Liverpool akhirnya bisa tersenyum kembali melihat penampilan apik dari kedua bek sayap mereka. Arnold di kanan dan Robertson di kiri benar-benar menjadi petaka bagi pertahanan Crystal Palace.
Gol ketiga hasil umpan tarik Robertson ke Firmino, dan gol keempat hasil umpan tarik Arnold ke Henderson menunjukkan betapa hebatnya kedua bek ini dalam membaca permainan.
Kedua bek sayap ini benar-benar menguasai sisi lebar lapangan. Bahkan sesekali melakukan cutting inside masuk ke kotak penalti Crystal Palace. Kedua bek ini besar sekali pengaruhnya bagi kemenangan Liverpool.
Tentunya kita tidak bisa melupakan peran trio lapangan tengah Liverpool yang benar-benar mampu mengontrol irama permainan. Keita yang kembali bermain, sekilas tidak begitu terlihat perannya. Akan tetapi umpan-umpan terukurnya hampir selalu bisa melewati barisan pemain lawan.
Kali ini Liverpool tidak memakai gelandang bertahan, karena Fabinho bertugas sebagai bek tengah. Namun Keyta bersama Henderson mampu memutus alur serangan lawan, sementara Wijnaldum mengkreasi serangan Liverpool.
Setelah unggul dua gol, Henderson kemudian melambatkan tempo permainan. Apalagi Crystal Palace sepertinya sangat bernafsu untuk mengejar ketinggalan. Inilah sebenarnya menjadi koentji kemenangan telak Liverpool atas Crystal Palace.Â