"Bouwheer proyek" juga bersukacita. Progres pekerjaan ternyata melampaui ekspektasi semula.
Bouwheer proyek? Yah tentu saja! Tanpa bantuan dari Bouwheer, apakah anda bisa mendatangkan puluhan ribu orang, termasuk untuk biaya logistik, transportasi dan pengamanannya?
Sebagian dari kerumunan warga itu berasal dari luar kota, bahkan datang dari pelosok desa di luar Jakarta. Bagaimana mungkin mereka bisa tiba di Bandara Soeta dengan cara mengabaikan aturan lalu-lintas, kalau sekiranya polantas di sepanjang perjalanan tidak memalingkan wajahnya dari mereka ini?
Kalau tidak percaya, coba misalnya anda naik motor dari Subang ke Cawang lewat tol Cikampek. Anda bisa selamat tiba di Cawang hanya jika semua polantas memalingkan wajah mereka dari motor anda.
Kalau kemudian Kapolda DKI Jakarta dan Jawa Barat lengser keprabon, tentulah salah satunya karena polantas di wilayah hukum mereka itu lebih memilih untuk memalingkan wajah mereka dari warga nakal yang mengabaikan aturan lalu-lintas tadi.
***
Akan tetapi waktu ternyata berlalu dengan cepatnya. Pesta sudah usai, dan kini waktunya untuk beres-beres termasuk mencuci piring kotor. Dua wilayah kepolisian (Jawa barat dan DKI Jakarta) kemudian masuk dressing room. Pejabat pemerintahan dari level RT, RW hingga gubernur pun kemudian dipanggil polisi (yang baru)
Anies kemudian dipanggil polisi terkait pelanggaran prokes di Petamburan. Sebelum mendatangi kantor polisi, Anies lewat Pemprov DKI Jakarta terlebih dahulu melayangkan denda sebesar Rp 50 juta kepada HRS sebagai langkah antisipasi. Padahal dulu itu Anies ngotot menginginkan lockdown (walaupun ternyata ia tak mampu) Sekarang Anies malah mengunjungi orang yang baru datang dari luar negeri, yang seharusnya melaksanakan protokol karantina mandiri sesuai dengan prokes.
Anies ini pun ternyata bukan seorang good friends. Mosok seorang sahabat sowan ke rumah sahabatnya yang baru pulang kampung, eh besoknya ia pura-pura tidak kenal, lalu menjatuhkan denda sebesar Rp 50 juta kepada sahabat seperjuangannya dulu itu. Sahabat macam apa itu? Apakah HRS akan sakit hati? Tentu saja tidak, sebab bukan ia juga yang akan membayar denda itu, wkwkwkwk...
Posisi Anies kini seperti telur di ujung tanduk. Inilah akibat bicara tidak sesuai dengan perbuatan.
Dari banyak hal konyol yang dilakukan Anies sebagai Ketua Satgas Covid DKI Jakarta (otomatis menjadi orang paling bertanggungjawab terhadap prokes di wilayah Jakarta) sowan ke rumah HRS dan kemudian menjatuhkan denda kepada orang yang dikunjunginya itu adalah kekonyolan terbesar abad ini dalam penanganan pandemi Covid-19!