Yamaha yang tadinya memimpin klasemen, kemudian mendapat pengurangan nilai sebanyak 50 poin. Posisinya kini melorot ke posisi tiga di bawah Ducati dengan nilai 163 poin, berselisih 25poin dari Suzuki.
Sama seperti Ducati yang juga dirundung masalah teknis, peluang Yamaha untuk merebut gelar juara konstruktor juga berat. Sekiranya pada balapan minggu depan pebalap Suzuki berada di depan pebalap Yamaha, maka otomatis Yamaha kehilangan peluang merebut gelar juara dunia konstruktor 2020.
Terpisah, Team Suzuki Ecstar, lewat kedua pebalapnya berhasil mendulang angka 287 poin. Suzuki Ecstar unggul 82 poin dari PYSRT (Petronas Yamaha SRT) yang mendulang 205 poin. Sebelumnya FIM MotoGP stewards memberi sanksi pengurangan 37 poin kepada PYSRT. Tanpa sanksi , maka nilai perolehan PYSRT seharusnya adalah 242 poin.
Dengan perolehan maksimal 90 poin dari dua seri tersisa (seandainya dua pebalap PYSRT bisa finish satu-dua di seri tersebut) maka Suzuki hanya butuh 9 poin saja untuk menyegel gelar juara tim, yang kebetulan belum pernah diraih Suzuki selama era MotoGP ini.
Jadi Suzuki kini punya tiga agenda untuk mengguncang dunia otomotif. Pertama untuk meraih gelar juara dunia pebalap MotoGP, lewat Joan Mir maupun Alex Rins. Kedua, merebut gelar juara dunia konstruktor lewat mesin Suzuki. Dan ketiga, merebut gelar juara dunia tim balap lewat Team Suzuki Ecstar.
Akankah impian selama berpuluh tahun itu bisa diraih Suzuki? Mari kita simak pada dua laga MotoGP tersisa. Atau jangan-jangan ketiga impian itu sudah bisa dikunci pada balapan Valencia jilid dua pada minggu depan.
Eh, ngemeng-ngemeng apa sih rahasia kesuksesan Suzuki pada tahun ini?
Menurut penulis salah satunya terletak pada shock breaker terbaru Ohlins, BDB50 yang sudah langsung diuji coba Suzuki sejak diperkenalkan pabrikan dari Swedia tersebut pada Latihan pramusim di Sepang awal tahun lalu. Rupanya BDB50 ini berjodoh pula dengan ban Michelin terbaru yang gripnya sangat baik itu.
Motor Suzuki bukanlah yang tercepat, terkuat atau "paling tahan lama." Namun motor Suzuki adalah motor paling seimbang di semua kondisi lintasan sirkuit yang sangat berbeda-beda karakternya itu.
Sebelas podium plus dua gelar juara dari dua belas seri balapan yang telah dilalui membuktikan betapa konsistennya motor Suzuki.
Coba bandingkan misalnya dengan KTM yang di sirkuit Brno dan Red Bull Ring begitu menggila, tapi kemudian loyo di sirkuit lainnya. Atau Yamaha yang begitu digdaya dengan enam gelar juara seri di sirkuit dengan lintasan tikungan cepat, tapi mati gaya di sirkuit model Red Bull Ring.