Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Balap Pilihan

Pol Espargaro Raih Pole GP Valencia di Tengah Skandal Yamaha!

8 November 2020   19:44 Diperbarui: 8 November 2020   20:12 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi sirkuit Valencia, sumber: bola.com

FIM MotoGP stewards akhirnya mengeluarkan pernyataan resmi yang dalam keputusannya menghukum Yamaha sebagai Manufaktur dan Team Yamaha dengan sanksi pengurangan Point karena Yamaha terbukti tidak mengindahkan Protokol untuk mengkomunikasikan perihal pergantian part kepada MSMA.

Pabrikan Yamaha sendiri mendapat sanksi pengurangan nilai sebanyak 50 Poin. Tim MEY (Monster Energy Yamaha MotoGP) mendapat pengurangan sebanyak 20 poin, sementara tim PYSRT (Petronas Yamaha SRT MotoGP) mendapat pengurangan sebanyak 37 poin. Nilai pengurangan poin ini berdasarkan kepada perolehan Yamaha/tim pada saat kejadian di Sirkuit Jerez jilid satu.

Ketika itu yang menjadi juara adalah Quartararo, diikuti oleh Vinales. Morbidelli sendiri berada di posisi kelima, sedangkan Rossi tidak mendapat nilai karena mesin motornya bermasalah.

Pabrikan Yamaha mendapat sanksi dobel poin. Dengan demikian mendapat pengurangan 2 x 25 yakni 50 poin. MEY (lewat Vinales) mendapat pengurangan 20 poin. PYSRT (lewat Quartararo dan Morbidelli) mendapat pengurangan 36 poin plus 1 poin ketika Morbidelli memakai mesin yang sama pada sesi Latihan Bebas dan kualifikasi di MotoGP Styria. Dengan demikian PYSRT total mendapat pengurangan sebanyak 37 poin.

Walaupun FIM MotoGP stewards Yamaha menyebut Yamaha dihukum karena tidak mengindahkan Protokol, tapi penggemar MotoGP sudah tahu bahwa yang dimaksut adalah terkait klep/katup M1.  

Seperti diketahui mesin M1 pertama (dari lima jatah mesin bagi tim Non-konsesi) milik Rossi "tewas" ketika balapan, dan milik Vinales ketika sesi Latihan bebas di seri pertama MotoGP Jerez.

Rasa penasaran terhadap "kualitas" mesin M1 akhirnya tertutupi karena Quartararo berhasil meraih gelar juara pertamanya dengan M1 pertama, diikuti oleh Vinales (M1 mesin kedua)

Di Jerez jilid dua (MotoGP Andalusia) Quartararo berhasil meraih gelar kedua setelah membuka mesin M1 ketiga dan M1 keempat! Mesin M1 pertama dan M1 kedua praktis masuk gudang dan tak pernah dipakai lagi. Sebagian pengamat MotoGP menduga kalau mesin-mesin itu akan dimainkan Quartararo pada seri-seri akhir balapan sebagai senjata pamungkas!

Celakanya, mesin M1 Morbidelli tewas juga di MotoGP Andalusia ini. Sepasang "bangkai" M1 milik Vinales dan Rossi kemudian diterbangkan ke Iwata (markas Yamaha) untuk diotopsi. Hal ini tentunya mengandung konsekwensi. Kalau segel dibuka, maka mesin tidak boleh dipakai lagi.

Setelah diotopsi ternyata penyebabnya adalah klep yang terpanggang, diduga karena cacat konstruksi tersebut. Yamaha sempat mengajukan ke MSMA (Asosiasi seluruh pabrikan motor MotoGP) untuk mengganti part tersebut setelah mendapat persetujuan dari MSMA.

Persetujuan ini diperlukan mengingat penggantian part hanya diizinkan terkait faktor safety, bukan untuk meningkatkan performa mesin. Dan dalam hal proses pergantian ini, semua anggota MSMA harus bisa melihat dan mendapat keterangan rinci dari Yamaha.

Artinya Yamaha harus menunjukkan resep racikan dan isi dapurnya kepada semua saingannya. Yah sama saja dengan bunuh diri. Yamaha kemudian membatalkan permohonan penggantian parts ini.

Seperti diketahui pada awal musim, semua tim kemudian menyerahkan motor termasuk mesin dan detail parts untuk proses scruiteneering, untuk selanjutnya mesin kemudian disegel. Tim yang ketahuan membuka segel mesin sanksinya akan sangat berat.

Di seri ketiga, MotoGP Brno di Republik Ceko, semua pebalap Yamaha praktis sudah membuka mesin M1 keempat. Kini tersisa satu mesin M1 (segar) saja hingga akhir balapan.

Teranyar, menjelang MotoGP Valencia, Vinales kemudian memakai mesin M1 keenam (padahal jatah mesin cuma lima) Vinales kemudian diganjar start dari pit.

Hal ini kemudian mendapat protes dari Alex Marquez. Menurutnya enak dong Vinales bisa memakai mesin keenam dan hanya dihukum start dari pit untuk satu balapan saja. Artinya pada dua balapan selanjutnya Vinales (dengan mesin lebih segar) bisa start lewat babak kualifikasi normal. Sementara pebalap lainnya harus pintar-pintar untuk mengirit pemakaian mesin, mulai dari sesi Latihan bebas, kualifikasi hingga saat race.

Sebenarnya Alex Marquez juga mengecam hukuman FIM MotoGP ini yang dianggapnya tidak adil. Menurut Alex, kalau pabrikan dan tim dihukum, selayaknya pebalapnya juga harus dihukum.

Sebenarnya protes AM73 ini masuk diakal juga. Kalau motornya illegal, masak poin yang didapat pebalap dengan mesin illegal itu dianggap legal!

Sebaliknya tim Suzuki dan Ducati tidak terlalu mempersoalkan hukuman FIM MotoGP ini. Tapi yang jelas akan ada catatan bagi semua pebalap Yamaha pada musim ini. Sekiranya mereka menang, maka orang akan menganggap kemenangan mereka itu karena sesuatu. Yah sudah, Mir saja jurdun 2020 hahaha...

***

Hukuman dari FIM MotoGP terhadap pabrikan dan tim Yamaha rupanya telah membuat pebalap-pebalap Yamaha patah arang. Sesi Latihan bebas dan babak kualifikasi yang biasanya selalu menjadi milik pebalap-pebalap Yamaha seketika berubah menjadi milik tim lain.

Morbidelli start dari posisi 8. Quartarao start dari posisi 11. Rossi yang sudah sembuh, berada di posisi 17, sedangkan Vinales dengan "mesin extra-nya" start dari posisi paling belakang.

Ini menjadi pole pertama bagi Pol Espargaro musim ini. Pol sudah tiga kali meraih podium musim ini, tapi belum pernah meraih gelar juara seri MotoGP. Pebalap utama tim KTM ini sangat berambisi untuk meraih gelar juara perdana baginya, apalagi musim depan ia akan bergabung dengan tim Repsol Honda bersama Marc Marquez.

Dua pebalap KTM, Brad Binder dan Miguel Oliveira sebelumnya sudah mencicipi juara MotoGP perdana mereka. Kini saatnya bagi Pol untuk meraihnya juga, apalagi kemampuan motornya juga sangat mendukung bertarung di sirkuit ini.

Akan halnya duo pebalap Suzuki, Alex Rins dan Joan Mir tetap berpeluang untuk meraih gelar di sirkuit ini. Bagi Mir, mungkin ia tidak akan memaksakan diri. Target utamanya adalah bisa mencapai podium, sambil berharap agar Pol Espargaro saja yang menang di sini. Yang penting posisinya bisa berada di atas Morbidelli dan Quartararo.

Sebaliknya Rins tentunya memasang target juara di Valencia ini. Strateginya sudah jelas. Ia akan berusaha secepatnya kabur dan membuat gap dengan rombongan pebalap lainnya. Setelah itu ia akan mengamankan hasil sambil menjaga keausan ban.

Tapi tampaknya Pol Espargaro juga mempunyai strategi yang sama. Apalagi kedua pebalap ini mempunyai ciri khas yang sama, yaitu selalu berjuang menjaga keausan ban pada lap-lap akhir balapan. Penyebabnya satu, yaitu selalu gas pol di awal-awal balapan, hehehe... Jadi sangat menarik melihat duel dua pebalap ini di awal-awal balapan.

Selain Pol Espargaro, dan duo Suzuki, Nakagami, Zarco dan Miller juga berpeluang merebut gelar juara di Valencia. Mereka ini terkenal sebagai pebalap cepat dan didukung oleh motor hebat pula.

Musim ini Zarco dan Miller sudah pernah mencicipi podium, sementara Nakagami belum pernah sama sekali.

Setelah mendapat "celaka" di MotoGP Teruel karena grogi, kini saat yang tepat bagi samurai Jepang ini untuk unjuk gigi di Valencia.

Salam MotoGP

Sumber :

tmcblog.com
gridoto.com
tmcblog.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Balap Selengkapnya
Lihat Balap Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun