Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Demo UU Cipta Kerja, Sebuah Trigger untuk Membuat Kerusuhan

13 Oktober 2020   17:55 Diperbarui: 13 Oktober 2020   18:36 869
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi demo Jakarta, sumber : CNBC Indonesia

Metode pelaksanaan "rusuh di balik demo" inipun selalu sama sejak zaman dahulu kala. Memakai metode "ada udang di balik kwetiau dan lempar batu sembunyi tangan."

Awalnya ada seorang provakator berteriak, "lempar" sambil melempari petugas dengan batu. Tanpa disadari, eh ternyata di sekitar tekape itu sudah banyak tersedia batu, entah dari mana datangnya. Ketika chaos mencapai klimaksnya, para provokator tadipun segera berlalu.

Lalu ada yang berteriak, "bakar, bakar" sambil melempar bom Molotov. Tanpa disadari, eh ternyata di sekitar tekape itu sudah banyak tersedia botol-botol berisi bensin dan ban-ban bekas, entah dari mana pula datangnya.

Tidak mungkin orang membawa bom Molotov dalam ransel, karena baunya akan tercium sangat jelas. Botol bir, sumbu kain dan bensin selalunya dibawa terpisah, lalu dirakit di mobil. Mobil apa yang paling aman? Jawabnya adalah Ambulans, dan itu juga menjadi tempat paling aman untuk menyimpan batu dan golok!

Demo itu memang seperti sale di mal. Pengusaha sering memanfaatkan tema tertentu untuk memasarkan produk. Maka lahirlah "Lebaran Sale, Summer sale, Christmas sale ataupun midnite sale."

Sama halnya dengan slogan Sosro, "apapun makannya minumnya teh botol sosro." Sedangkan bagi "Makelar Kerusuhan," apapun judul demonya, ujungnya tetap turunkan Jokowi dan kerusuhan!

Kita ini bangsa bermental "pesuruh dan perusuh." Pekerja tidak akan mengerjakan pekerjaannya kalau tidak disuruh! Sebaliknya majikan tidak akan memperdulikan pekerjanya sebelum pekerja itu membuat rusuh!

Desainer pertunjukan kerusuhan di negeri ini tentu saja mafhum betul akan karakter rakyat dan penguasa di negeri ini. Kalau bangsa sebesar ini bisa dijajah oleh bangsa yang jauh lebih kecil selama 350 tahun, itu jelas menunjukkan betapa kerdilnya mental bangsa besar ini.

Kita ini memang cuma bangsa "wedus" yang bisa diadu domba dengan mudahnya. Bodoh tapi sok pinter sehingga tersinggung kalau diberitahu. Orang bodoh itu memang gampang tersinggung. Itulah sebabnya setelah diprovokasi, mereka ini kemudian akan cepat tersinggung lalu membuat kerusuhan.

Sejatinya semua orang terlahir bodoh. Mau bule, sawo mateng atau keling, semuanya sama saja. Namun, setelah bertumbuh di "tempat yang bener dengan cara yang bener," barulah mereka kemudian menjadi manusia pinter yang beradab, dan tidak suka membuat kerusuhan.

Penulis sendiri heran, kalau memang mau demo, kenapa mahasiswa tidak membuat webinar saja mengenai UUCK ini. Konon UUCK ini sendiri sampai seribuan halaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun