Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Balap Artikel Utama

Balapan Penuh Drama, Dovizioso Kuasai Kembali Red Bull Ring

18 Agustus 2020   15:55 Diperbarui: 19 Agustus 2020   00:50 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Andrea Dovizioso, sumber: grid.id

Kasak-kusuk perceraian itu sebenarnya sudah lama berlangsung. Konon Dovi kurang perkasa tersebab kehilangan gairah oleh usia menua. Konon Ducati ingin CLBK lagi dengan "barang baru stok lama" Jorge Lorenzo. Mantan terindah yang kini "pacaran" dengan Yamaha sebagai test rider itu diplot untuk menggantikan jok empuk Dovi di Ducati.

Tanpa basa-basi, Zarko yang terkenal sebagai pebalap "paling bernafsu se-MotoGP" ini juga melontarkan harapannya agar bisa dipersunting Ducati. Maklumlah, pebalap Reale Avintia ini masih memakai mesin Ducati "KW" atau GP19 versi lawas.

Padahal Dovi saat ini memakai motor tercepat se-MotoGP, yaitu Ducati GP20 versi ori. Dengan motor tercepat, Zarko hakul yakin akan bisa mengasapi seluruh pebalap MotoGP, maupun pebalap Moto2 dan Moto3 bila mereka ini mau ikutan balapan dengannya.

Satu jok mulus lainnya di Ducati sudah dipastikan menjadi milik Jack Miller, setelah Petrux, panggilan sayang Danilo Petrucci resmi melabuhkan hatinya ke tim KTM Tech3 musim depan.

Tampaknya Ducati akan mengabaikan hasrat Zarko ini. Motor agresif dengan pebalap agresif rasanya kurang pas, karena pasti akan lebih banyak mudaratnya daripada manfaatnya.

Dari 2016 hingga 2019 Ducati adalah penguasa Red Bull Ring. Karakter sirkuit yang naik turun disertai trek lurus Panjang serasa berjodoh dengan karakter mesin Desmosedici yang bertenaga dan kencang. Dovi kemudian membuktikannya lewat kemenangan ketiganya di sirkuit ini, yang sekaligus juga menjadi kemenangan kelima Ducati dalam lima tahun terakhir.

Selain faktor teknis Ducati, penulis menduga ada faktor non-teknis lainnya yang berperan besar dalam kemenangan Dovi kali ini.

Pertama, Dovi memang belum habis. Dovi ingin membuktikan kepada Ducati bahwa ia sesungguhnya tidak pernah kehilangan gairah dalam membalap. Dovi seperti ingin berkata kepada Ducati, kalau mereka itu telah melakukan kesalahan besar dengan melepasnya pergi. Apalagi Dovi kemudian mampu menunjukkan kepada dunia hegemoni Ducati atas tim-tim lain di Red Bull Ring dalam lima tahun terakhir ini.

Kedua, Maju-mundur perpanjangan kontrak. Alotnya perundingan kontrak antara Dovi dengan Ducati selama ini ternyata membawa pengaruh negatif terhadap penampilan Dovi. Apalagi gosipnya menyangkut tarik-ulur soal gaji Dovi di Ducati.

Ketika Dovi dan Ducati akhirnya sepakat berpisah, maka tidak ada lagi beban yang mengganggu hubungan Dovi dan Ducati. Dovi akhirnya bisa fokus untuk memenangkan balapan di sirkuit favoritnya ini.

Ketiga, terkait mental bertanding. Tiga tahun berturut-turut Dovi menjadi runner-up Marc Marquez dalam perburuan gelar juara dunia. Dovi termasuk pebalap yang sedikit melakukan kesalahan, tetapi mental bertandingnya kurang kuat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Balap Selengkapnya
Lihat Balap Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun