Ada orang yang mengatakan kalau Marc memang sengaja membiarkan Fabio di depan untuk kemudian dilibasnya pada lap-lap akhir. Padahal sejatinya tidak begitu.
Pada beberapa balapan tahun lalu, Marc awalnya memang sengaja membuntuti Fabio untuk menganalisa riding style Fabio. Tapi pada akhirnya Marc mengakui kalau pada speed corner (tikungan cepat) Fabio memang lebih cepat dari dirinya.
Selain karena karakter mesin I-4 Yamaha yang memang lebih smooth di tikungan dari pada V4 Honda maupun Ducati, Fabio memiliki kemampuan yang setara Lorenzo pula kala melibas tikungan cepat.
Hal lain yang membuat Marc harus mewaspadai Fabio adalah mental bertandingnya. Beberapa kali Marc menguntit rapat sampai puluhan lap, namun Fabio tak pernah sekalipun berbuat kesalahan. Fabio selalu mampu menjaga racing line-nya dengan rapat.
Marc hanya menang pengalaman saja plus bantuan kecepatan V4 Honda ketika keluar dari tikungan.
Sebenarnya penulis sendiri sangat berharap dapat melihat duel kedua superstar ini di Jerez kemarin, tapi sayang tidak terkabul.
Yah memang hanya soal waktu saja bagi Fabio untuk meraih gelar pertamanya untuk kemudian menyejajarkan dirinya dengan para legenda lainnya. Kini kepercayaan dirinya semakin kuat dan tentu saja akan semakin sulit bagi Marc untuk dapat menaklukkannya.
Jalannya Balapan
Perjudian Vinales memakai ban soft-soft (depan-belakang) nyaris membawa petaka. Vianles beruntung bisa finis kedua berkat pengalaman dan kepiawaiannya, dan tentunya kesialan yang menimpa Marc.
Awalnya ban soft-soft itu mampu membawa Vinales memimpin balapan setelah ia berhasil memperdayai Fabio. Akan tetapi Marc kemudian memaksanya harus berjuang keras mempertahankan posisinya.
Cuaca panas Jerez kemudian menggerus ban depan Vinales dengan cepatnya. Ia kemudian terpaksa harus merelakan posisinya kepada Fabio.