Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Luciano, Kisah Lelaki Penggebuk Kepala Suharto di Dresden

19 Juni 2020   16:33 Diperbarui: 19 Juni 2020   16:38 2194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Luciano 'Romano' Valentim Conceixao, sumber : https://indomedia.com.au/wp-content/uploads/2019/10/vvip-konjen.jpg

Berpandukan kitab Joyoboyo, yang lain meramalkan kalau kekuasaan Suharto akan seumuran jagung. Betul saja. Tiga tahun kemudian Suharto lengser keprabon madeg pandhita.

Tapi apa pun itu, insiden Dresden telah membuka mata banyak orang, Suharto sudah melemah. Kini saatnya untuk mulai bergerak!

***

Luciano 'Romano' Valentim Conceixao, sumber : https://indomedia.com.au/wp-content/uploads/2019/10/vvip-konjen.jpg
Luciano 'Romano' Valentim Conceixao, sumber : https://indomedia.com.au/wp-content/uploads/2019/10/vvip-konjen.jpg
Luciano Valentin de Conceixa lahir di Irara (248 kilo meter dari Dilli, ibu kota Timor Leste) pada 9 Juli 1972, tiga tahun sebelum Timor Leste resmi menjadi provinsi ke-27 Indonesia.

Ketika Luciano berumur dua tahun, TNI lewat Operasi Seroja kemudian masuk dan menghajar habis Fretilin dan pendukungnya. Orang tua Luciano kemudian membawanya lari masuk hutan dekat Los Palos. Di hutan mereka makan seadanya, belajar bertahan hidup.

Dalam sebuah operasi militer besar-besaran, ayah-ibu Luciano beserta banyak keluarga lainnya tewas terbunuh oleh militer dalam penyergapan di hutan. Setelah itu Luciano diasuh oleh saudara dekatnya.

Berkat bantuan seorang pastor, Luciano kemudian melanjutkan sekolahnya di Jakarta, dan kemudian merajut sebuah kisah hidup yang luar biasa.

Pada tahun 1994, saat berlangsungnya kunjungan Presiden Bill Clinton ke Indonesia, Luciano bersama teman-temannya kemudian berhasil menduduki Kedutaan Besar Amerika di Jakarta. Aksi ini kemudian menarik perhatian seluruh penjuru dunia.

Aksi ini meminta pembebasan Timor Leste sekaligus menuntut Amerika menekan Indonesia untuk bertanggung jawab terhadap pembantaian massal oleh TNI terhadap warga sipil dalam insiden Santa Cruz 1991. Akibat aksi ini Luciano menjadi buron. Ia kemudian mendapat suaka politik dari Portugal.

Bagi Lucio, masalah Timor Leste bukanlah masalah antara rakyat Timor Leste dengan Indonesia, PBB ataupun Portugal. Tapi masalah rakyat Timor Leste dengan komunitas Internasional, melalui dua resolusi PBB Dewan Keamanan dan beberapa resolusi majelis umum PBB yang merugikan rakyat Timor Leste.

Luciano menikah dua kali. Istrinya yang pertama kelahiran Jakarta, adalah anak seorang purnawirawan TNI yang pernah bertugas di Timor Timur. Pernikahan itu dikaruniai tiga orang anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun