Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Kisah OTJ (Orang Tak Jelas)

26 April 2020   01:52 Diperbarui: 28 April 2020   20:09 2765
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Refly adalah seorang pejabat negara cq Komisaris Utama PT Pelindo I. "Mosok jeruk makan jeruk!"

Tentulah akan terlihat elegan kalau Refly terlebih dahulu mengundurkan diri dan mengembalikan segala materi yang pernah diterimanya dari negara, atau memberikan materi tersebut kepada fakir miskin yang diterlantarkan oleh negara, barulah kemudian melakukan kritikan tajam kepada pemerintah yang selama ini telah memberinya rezeki tersebut.

Menteri BUMN yang baru tampaknya adalah seorang profesional sejati. Kapasitasnya sebagai Ketua Penyelenggara Asian Games 2018 yang berhasil itu kemudian menjadi referensi baginya untuk menduduki jabatan sebagai Menteri BUMN.

Gerakan bersih-bersih pun dimulai. "Orang-orang tak jelas" (mulai dari jajaran komisaris hingga direksi yang nirguna) kemudian ditendang. Rupanya nama Refly termasuk salah satunya.

Penulis memang tidak tertarik untuk membahas kritikan-kritikan dari seorang Refly, karena kritikan-kritikan sejenis itu banyak pula dibuat orang kebanyakan di berbagai medsos yang ada.

Namun penulis tertarik dengan peribahasa, "Muka buruk cermin dibelah." Ada juga yang mengatakan peribahasa, "Air susu dibalas dengan air tuba" atau "Bagai air di daun talas."

Tampaknya Refly akan semakin memantapkan eksistensi dirinya dengan bergabung bersama si-raja kepret Rizal Ramli, Said Didu dan Rocky Gerung dalam acara ILC Karni Ilyas nantinya.

*** 

ILustrasi gambar Adamas Belva Divara, sumber: .kenangan.com
ILustrasi gambar Adamas Belva Divara, sumber: .kenangan.com
Adamas Belva Divara akhirnya memutuskan untuk mengundurkan diri sebagai Staf Khusus Presiden Joko Widodo. Jabatan bergengsi itu terpaksa dilepaskan agar terhindar dari konflik kepentingan secara Belva juga adalah CEO startup Ruang Guru, salah satu vendor penyedia jasa program Kartu Prakerja pemerintah.

Ini memang pilihan sulit bagi Belva. Di sisi lain negeri ini butuh Good Governance yang akuntabel.

Posisi rangkap Belva jelas menimbulkan ambigu, padahal sebagai "orang dalam," ia seharusnya memberi contoh yang baik bagi masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun