Dunia politik itu memang aneh dan menggelikan. Adagium pertamanya berkata, "Tidak ada kawan abadi atau musuh abadi, sebab yang abadi itu hanyalah kepentingan belaka"
Sedangkan adagium keduanya berkata, "Musuh dari lawanmu adalah kawanmu!"
Nah, bagi warga yang belum menentukan sikap terhadap Ariza, maka penulis akan mencoba memberikan sedikit analisa dari sudut kepentingan Abas (Anies Baswedan) sendiri atas kehadiran Ariza di Balai kota.
Sikap dari Abas itu nantinya bisa dipakai menjadi rujukan bagi "kampretos dan cebongers" dalam menentukan sikap mereka terhadap kehadiran dari sosok Ariza ini...
***
Penulis belum berhasil menemukan satu alasan baik apapun untuk membuat Abas harus bergembira akan kehadiran Ariza ini di Balai kota.
Sebaliknya penulis akan memberikan beberapa alasan mengapa Ariza ini akan menjadi "duri dalam daging, dan kerikil dalam sepatu" Abas tersebab beberapa hal.
Pertama, kepentingan Gerindra.
Bukan rahasia lagi kalau Gerindra dan PDIP akan "mantu" pada perhelatan Pilpres 2024 nanti. "Mantennya" adalah Prabowo-Puan.
Hal ini persis mengulang  perhelatan Pilpres 2009 lalu dimana "mantennya" adalah Mega-Prabowo.
Apalagi koalisi PDIP-Gerindra berdua pun sudah cukup untuk menjadi perahu bagi kedua penganten. Jadi pada Pilpres 2024 nanti, bisa dikatakan kalau PDIP dan Gerindra akan "CLBK"