Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Operasi Senyap TMC Berhasil Cerahkan Jakarta

14 Januari 2020   19:00 Diperbarui: 14 Januari 2020   19:10 872
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Teknologi TMC, sumber : http://rakyat.net

Tak banyak yang mengetahui bahwa sebuah operasi "kontra intelijen" lintas lembaga yang juga melibatkan TNI-AU telah berlangsung sejak minggu lalu di perairan Jawa Barat- Selat Sunda.

Operasi itu kemudian berhasil menggagalkan "serangan musuh" berupa ancaman banjir bandang persis seperti yang menimpa Kawasan Jabodetabek pada awal tahun ini.

Siang ini langit Jakarta tampak cerah dengan sinar mentari yang lumayan terik. Sebuah fenomena aneh mengingat ramalan cuaca sebelumnya berkata sebaliknya.

BMKG maupun Kedubes Amerika Serikat lewat sebuah warning terhadap warganya memprediksi akan turun hujan lebat mengguyur Jabodetabek. Hujan lebat itu pun dikhawatirkan bisa membuat banjir, sama seperti banjir yang melanda Jakarta awal tahun kemarin.

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mencoba menenangkan warga dengan menyebut bahwa seluruh pompa-pompa yang ada "kini" sudah siap bekerja maksimal untuk memompa air ketika terjadi hujan lebat dan banjir.

Pernyataan itu dianggap perlu, karena langkah pertama Presiden Jokowi dalam memeriksa banjir Jakarta kemarin itu adalah dengan memeriksa pompa-pompa yang terdapat di rumah pompa.

Sebagian dari pompa itu memang tidak berfungsi karena rusak. Tapi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan membantah soal informasi ada pompa di pintu air yang mengalami kerusakan sehingga tak mampu memompa banjir. Menurutnya, pompa tersebut tidak dioperasikan karena diistirahatkan.

"Enggak-enggak (rusak), tentu begini kalau dikatakan pompa itu, nanti kita siapkan data, ada datanya, seperti juga kalau kita ada pompa sebanyak 478 apakah semuanya bisa difungsikan? Tentu tidak karena ada siklusnya," kata Anies di Kementerian BUMN, Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (10/2/2020).

Kejadian memalukan lainnya adalah beberapa dari pompa itu justru rusak karena terendam banjir! Miris banget, pompa itu "tewas" sebelum bekerja karena atap bangunan tempat ia berteduh digenangi air. Ini pompa atau "pompa?"

Memang kalau pakai pompa jenis "lebay" begini, hasilnya tidak mungkin maksimal. Ketika tinggi air sudah sedengkul, maka pompa harus dimatikan. Bila perlu pompa dibuka dan diamankan ke tempat yang lebih tinggi agar tidak korslet. Tak lama kemudian air akan naik sedada karena tidak ada pompa!

Seharusnya Pemprov DKI Jakarta memakai pompa jenis submersible yang justru pompanya memang harus kelelep. Dengan pompa tipe ini didjamin air akan cepat surut. Selain itu pompa tahan banting ini juga "kagak perlu rumah-rumahan..."

***

Walaupun tak banyak warga yang menyukuri fenomena cerahnya Jakarta ini, namun operasi senyap berkode TMC (Teknologi Modifikasi Cuaca) ini disambut gembira oleh tim gabungan dari BNPB, BMKG, LAPAN, TNI-AU dan tentu saja BBTMC-BPPT (Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca -- Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi) sebagai pelaksana in-charge di lapangan.

Operasi TMC ini sebenarnya sudah dimulai sejak tanggal 3 Januari kemarin setelah mendapat restu dari Istana. Operasi ini kemudian berhasil meredam hujan lebat yang akan menimpa Jabodetabek dengan cara mencegatnya terlebih dahulu, lalu kemudian mencurahkannya di Kawasan Selat Sunda dan perairan Jawa Barat.

Cara kerja TMC ini memang mirip-mirip dengan kinerja pawang hujan.

Misalnya ada seorang caleg dari parpol pedeipe hendak kampanye. Beliau ini kemudian menyewa seorang pawang hujan agar ketika dia berkampanye nanti hujan tidak turun di tempatnya.

Seorang pawang hujan memang tidak mungkin bisa menahan turunnya hujan, Ia hanya memindahkannya saja.

Lalu pawang tadi menggusur eh menggeser hujan tadi ke tempat caleg dari parpol pekaes yang sedang kampanye...

Jadi operasi senyap ini memang atas restu Istana. Lalu mengapa "Balai Kota" tidak diajak serta?

Nah kalau ini memang ada "story-nya" dan kebetulan sudah ditulis oleh penulis di Kompasiana pada 31 Agustus 2019 lalu dengan judul artikel, "Hujan Buatan, Salah Satu Cara Mengatasi Polusi Jakarta"

Kala itu Pemprov DKI Jakarta dan BPPT sebenarnya sudah sepakat untuk mengadakan operasi senyap justru untuk mendatangkan hujan di wilayah Jakarta pada awal Juli 2019 lalu, dengan tujuan untuk mengurangi polusi Jakarta akibat dampak kemarau panjang.

Namun kala itu BBPT dianggap "lancang" karena memberi pernyataan kepada pers mendahului Gubernur. Anies mengaggap BPPT offside, dan operasi senyap itu pun layu sebelum berkembang.

Sebenarnya TMC (Teknologi Modifikasi Cuaca) bukanlah hal baru. TMC bahkan sudah diaplikasikan pasca banjir yang melumpuhkan Jakarta pada 2013 lalu. TMC kemudian dilakukan dari periode 26 Januari hingga 27 Februari 2013 dan berjalan sukses.

TMC juga dipakai pada kebakaran hutan yang melanda Sumatera dan Kalimantan pada beberapa waktu lalu.

Kalau gubernur sebelumnya sudah mengaplikasikan TMC untuk mengatasi hujan lebat yang mengguyur Jakarta, mengapa gubernur sekarang tidak "kepikiran" untuk mengaplikasikannya juga?

Bahkan pertegahan tahun lalu, kala udara Jakarta begitu panasnya, polusi begitu hebatnya, plus sumur warga yang juga sudah mengering, seharusnya gubernur bisa berbuat sesuatu untuk meringankan penderitaan warganya dengan aplikasi TMC ini.

Tetapi beliau tidak mau melakukannya gegara BPPT offside...

Terlepas dari segala polemik pro-kontra kebijakan gubernur yang terkesan sekedar retorika belaka, kini saatnya bagi semua pihak yang berkepentingan untuk memikirkan DAN mencari solusi nyata atas segala persoalan Jakarta, dari pada sibuk untuk berdebat kusir atau saling menyalahkan satu sama lainnya tanpa ada sebuah konklusi.

TMC ini pun memberikan kesempatan kepada pihak-pihak terkait untuk mengejar "utang" normalisasi kali Ciliwung yang selama ini sudah berlangsung setengah jalan. Dengan demikian diharapkan nantinya dampak banjir bisa berkurang ketika terjadi hujan lebat yang berkepanjangan.

Referensi,

detik

CNBC Indonesia

Kompasiana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun