Arnold kemudian bergegas mengambil tendangan korner tersebut. Bola melengkung indah ke arah tiang dekat, dan langsung disambut tandukan tipis Sadio Mane yang menghujam sisi tiang jauh, karena Heaton tak mampu membuang bola tersebut.
Pemain pengganti Divock Origi, dengan naluri seorang striker, langsung standby di tiang jauh untuk menampung bola rebound, sekiranya Heaton berhasil menepis bola sundulan Mane tersebut. Aston Villa 1 Liverpool 2. Wasit kemudian meniup peluit untuk mengakhiri pertandingan tersebut.
Dengan hasil tersebut Liverpool berdiri kukuh di puncak klasemen Liga Inggris dengan keunggulan enam angka dari seteru beratnya, Manchester City, sang jawara musim lalu itu.
***
Laga menghadapi Aston Villa ini menjadi tiga laga comeback beruntun Liverpool, dimana mereka akhirnya bisa mencetak gol menjelang berakhirnya pertandingan, untuk menghindarkan mereka dari rasa malu.
Di pekan kesepuluh, Liverpool berhadapan dengan Tottenham Hotspur. Sampai menit ke -75 Liverpool tertinggal 0-1 berkat gol cepat Harry kane. Akan tetapi 15 menit sebelum pertandingan berakhir, Liverpool berhasil mencetak dua gol ke gawang Hotspur lewat Henderson dan Salah. Liverpool unggul 2-1, dan terhindar dari kekalahan di kandang sendiri.
Kala bertandang ke Manchester United di pekan kesembilan, Liverpool juga tertinggal 0-1 berkat gol dari Marcus Rashford. Pemain pengganti, Adam Lallana kemudian berhasil membuat gol penyama untuk menghindarkan Liverpool dari kekalahan memalukan di kandang si-iblis merah.
Sebelumnya dalam laga di Carabao Cup (Piala Liga) Liverpool membuat Arsenal "menangis Bombay" lewat gol telat Divock Origi untuk menyamakan kedudukan.Â
Pertandingan kemudian dilanjutkan dengan adu penalti. Sekali lagi Arsenal harus "menangis Kalkutta" karena tendangan Ceballos gagal menghasilkan gol.Liverpool pun melenggang ke babak berikutnya.
Gol-gol telat Liverpool ini bukanlah sekedar bisa mencetak gol ke gawang lawan saja, tetapi punya makna tersendiri bagi pemain-pemain Liverpool, karena inilah musuh utama Liverpool, bukan saja sejak kedatangan Klopp untuk menukangi Liverpool, tetapi sudah ada sejak era King Kenny (Dalglish) menukangi Liverpool dua dasawarsa lalu.
Hal yang paling memilukan bagi para Kopites (fans Liverpool) selama ini adalah ketika menyaksikan serangan bergelombang para pemain Liverpool ke gawang lawan, namun tak mampu menghasilkan gol barang sebiji pun.Â