Malam minggu tempat ini ramai sekali dikunjungi anak muda yang berswafoto pada spot-spot yang memang instagramable.
Setelah puas berkeliling, kami akhirnya memutuskan untuk menjajal resto yang paling ujung, karena cuma disitu yang masih ada meja kosong. Kalau tak salah namanya Rumah Lestari.
Tempatnya memang sempit, tapi makanannya lumayan enak dan cepat datangnya. Tapi suasananya lumayan berisik, khas anak muda.
Waktu menunjukkan pukul 20.15 ketika sesosok anak muda datang sambil menenteng sebuah gitar listrik, lalu meletakkannya di pojokan di samping drum. Resto kecil ini memang dilengkapi dengan seperangkat alat band yang menayangkan live music.
Kami lalu buru-buru pergi. Saya tidak bisa membayangkan kalau anak-anak muda itu akan memainkan lagu Heavy metal di tempat sesempit ini. Gitar akustik atau sebuah piano rasanya lebih pas untuk tempat sekecil ini. Tapi saya sangat suka dengan makanannya, terutama dengkul dombanya.
Tapi aku sedikit malu untuk melakukannya, mengingat ini adalah saat we-time, untuk me-review kegiatan sepanjang hari ini. Apalagi ada tiga momen penting untuk diriview. Mie Ayam Gondangdia, Cak Lontong dan M Bloc space.
"Liverpool atau Lear Madrid?" kata sidjantoeng hati menggodaku.
Liverpool kataku lirih.
"Ok, nite sayang, ada kopi dan cemilan tuh diatas meja."
"Horeee....hidup Liverpool! Hidup Persela Lamongan, Hidup penikmat sepakbola!"