Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Balap Pilihan

MotoGP Thailand 2019, Save The Last Dance For Me

7 Oktober 2019   19:00 Diperbarui: 7 Oktober 2019   19:19 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Podium MotoGP Thailand 2019, sumber : https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQvzKjZy1bTjt5OVMryCn41z3CY0ci0ivPeYvCAQvb-3bu-Gt2S

Sirkuit Buriram Thailand menjadi saksi mata kepiawaian Marc "El Matador" Marquez ketika berhasil menjinakkan Fabio "El Diablo" Quartararo pada tikungan terakhir, hanya beberapa langkah saja menjelang garis akhir balapan!

Gelar juara pada MotoGP Thailand, yang juga merupakan rangkaian ke-15 seri MotoGP 2019 itu kemudian sekaligus juga menjadi pengukuhan gelar juara dunia ke-6 pada kelas MotoGP, atau gelar juara dunia ke-8 pada semua kelas bagi Marc Marquez!

Sebelum MotoGP Thailand ini dimulai, Marquez hanya perlu keunggulan 2 angka saja di atas Dovizioso, agar ia bisa mengunci gelar juara dunia ke-6 baginya.

Namun bagi Marquez pertandingan di sirkuit Buriram ini bukanlah pertarungan perebutan gelar juara dunia saja, sebab ini adalah pertandingan antara El Matador dan El Diablo jilid II, lanjutan dari edisi MotoGP San Marino 2019 kemarin.

Podium MotoGP Thailand 2019, sumber : https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQvzKjZy1bTjt5OVMryCn41z3CY0ci0ivPeYvCAQvb-3bu-Gt2S
Podium MotoGP Thailand 2019, sumber : https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQvzKjZy1bTjt5OVMryCn41z3CY0ci0ivPeYvCAQvb-3bu-Gt2S
Bagi Marquez, duel ini sangat penting karena musuh utamanya saat ini adalah sosok bernama Fabio Quartararo, bukan Dovizioso, Vinales, apalagi mbah Valentino Rossi.

Walaupun memakai YZR-M1 "spek B" yang putaran mesinnya 500 RPM lebih rendah dari motor Rossi dan Vinales, namun Marquez harus berjuang keras hingga tikungan terakhir kala menaklukkan Quartararo di seri MotoGP 2019, Misano lalu.

Memang pada MotoGP Aragon lalu, Quartararo hanya berhasil mencapai urutan kelima. Akan tetapi balapan yang berlangsung di kandang Marquez tersebut memang kurang cocok dengan karakter YZR-M1 spek B milik Quartararo. Apalagi Marquez dan Vinales sendiri bertarung dengan motivasi tinggi, bahkan sejak dimulainya sesi free practice.

Pengamatan Marquez ini kemudian terbukti, ketika Quartararo lagi-lagi berhasil menjadi pole sitter, sebagai pebalap yang tercepat di sesi kualifikasi, sehingga akan memulai balapan dari yang terdepan.

Namun Marquez bukanlah seorang pebalap yang membalap hanya mengandalkan bakatnya saja. Ia seorang pengamat, analis dan juga seorang problem solver yang humble di lintasan balap.

Hal itu terlihat ketika ia "berhasil" menguntit Quartararo sepanjang 23 lap selama balapan di Misano! Pastinya tidak akan ada seorang pebalap top yang mau sesabar Marquez hal itu!

Namun Marquez melakukannya karena ia sadar, telah lahir seorang pangeran baru MotoGP. Marquez kemudian mempelajari riding style Quartararo dan terutama menguji mental membalapnya.

Marquez kemudian kaget ketika mendapati keuletan mental Quartararo! Ditempel ketat sepanjang 23 lap dengan jarak dibawah sedetik, Quartararo tidak gentar dan tidak pernah membuat kesalahan. Quartararo mampu menutup racing-line dengan sempurna, dan tidak memberi sedikit celahpun kepada Marquez.

Sungguh mental yang luar biasa untuk ukuran pebalap rookie (pemula) sebab Rossi, Dovi, Lorenzo, Vinales atau Marquez sendiri belum tentu mampu melakukannya!

Kehebatan Quartararo lainnya adalah kala melahap tikungan cepat yang nyaris sempurna, mirip dengan Jorge Lorenzo di masa jayanya bersama Yamaha dulu. Gaya membalap Quartararo yang sangat cepat di tikungan ini tak lepas juga dengan karakter Yamaha YZR-M1 4-inline yang semakin membaik dan mempunyai grip kuat di tikungan.

Marquez sendiri kalah cepat dari Quartararo ketika melibas tikungan cepat, karena karakter Honda RC213V dengan torsi besar itu justru menjadi sia-sia di tikungan cepat.


Di Misano, Marquez akhirnya berhasil menjinakkan Quartararo di tikungan terakhir. Kala itu banyak yang beranggapan kalau Marquez memang sengaja "mengalah" sepanjang 23 lap itu, untuk kemudian memberikan hiburan pada lap terakhir bagi penggemar MotoGP. Apalagi pada seri MotoGP Aragon kemudian, Marquez begitu digdaya.

Sesungguhnya tidaklah demikian. Marquez hanya menang pengalaman saja pada tikungan terakhir itu. Quartararo sudah sangat yakin akan memperoleh kemenangan pertamanya di Misano, namun pengalaman plus ketenangan Marquez di saat-saat genting itu, membuat semuanya menjadi berantakan. Apalagi tidak ada waktu lagi untuk melakukan serangan balasan.

Ketika Quartararo berhasil menjadi pemegang pole position pada MotoGP Thailand ini, Marquez hakul yakin kalau drama Misano akan terulang kembali. Bagi Marquez, opsi jalan ceritanya hanya ada dua. Pertama, mengulang kisah Misano dengan memberi "penekanan" pada tikungan terakhir, yaitu dengan memanfaatkan torsi Honda RC213V yang besar sebagai solusi utama ketika keluar dari tikungan terakhir. Sebab Quartararo pasti sudah belajar dari kekalahannya di Misano tersebut, dan tidak akan memberi ruang kepada Marquez.

Opsi kedua adalah fight sejak awal dengan resiko tingkat keausan ban akan menurun dengan cepat. Dalam kondisi begini, Marquez tampaknya akan merugi, terkait dengan gaya membalap mereka yang berbeda.

Sama seperti Lorenzo, gaya membalap Quartararo yang halus cenderung ramah dengan ban. Sebaliknya dengan gaya membalap Marquez plus torsi besar RC213V yang membuat ban motor cenderung ngesot (sliding) ketika melibas tikungan, sehingga membuat ban cepat aus.

Drama Misano jilid II kemudian terulang kembali di Buriram, Thailand. Tapi kali ini Marquez tidak sesabar ketika di Misano. Beberapa kali Marquez mencoba mendahului Quartararo, namun ia tidak berhasil, dan selalu melebar. Mengapa?

Jawaban sebenarnya adalah karena di Buriram, Quartararo memang lebih baik dari Marquez.

Setelah gagal, Marquez kemudian tidak mau memaksakan diri. Akan tetapi terlihat kalau fokus Marquez adalah untuk menaklukkan Quartararo, bukan memikirkan Dovizioso yang masih bisa menghambat gelar juara dunia MotoGP 2019 di Buriram ini.

Kini Marquez fokus mencari strategi agar bisa menaklukkan Quartararo yang bertarung sempurna.

Akan tetapi hal itu tidaklah mudah. Jangankan mencari strategi, kini Marquez bahkan harus berjuang keras untuk mengikuti Quartararo yang semakin cepat, agar tidak tertinggal lebih dari satu detik! Quartararo kini bahkan tidak lagi memikirkan tingkat keausan ban, karena ia tampaknya berusaha sekuat tenaga untuk meninggalkan Marquez di belakang.

Tingkat keausan ban justru menjadi salah satu keunggulan Marquez kali ini. Membalap dengan menguntit rapat Quartararo persis di belakangnya, Marquez kemudian "mendapat angin" (slip-stream) dari Quartararo.

Tiga lap terakhir, ban Quartararo sudah mulai aus, dan tampak bergetar hebat ketika melewati tikungan. Mungkin kalau pebalap lain dalam kondisi begitu, bisa saja langsung crash.

Kini tiba saatnya bagi Marquez untuk melakukan serangan. Lap terakhir Marquez melakukan serangan. Namun hebatnya, Quartararo masih mampu melakukan serangan balik, untuk kemudian memimpin kembali.

Tapi disinilah kehebatan seorang Marquez, karena ia kemudian menunjukkan kepada dunia mengapa ia diusia sebelia ini mampu mengantungi delapan gelar juara dunia dari berbagai kelas.

Walaupun terkaget dan terkagum, namun serangan dari Quartararo itu memang sudah ditunggunya. Marquez kemudian melakukan serangan balik yang mematikan! Mematikan karena tidak ada waktu lagi untuk Quartararo melakukan serangan balasan setelah garis finish!

Torsi besar Honda RC213V menjadi jawabannya! Yamaha YZR-M1 memang menang di tikungan, tetapi selepas apex, torsi menjadi pembeda, apalagi hanya beberapa meter dari garis finish.

Hanya Desmosedici yang bisa menandingi torsi RC213V, tapi Dovizioso dengan Ducatinya terlalu jauh di belakang. Top speed dan torsi besar kemudian menjadi sia-sia bagi Ducati karena pebalap-pebalapnya tidak bisa memaksimalkannya.

Seandainya, yah seandainya sebelum balapan Quartararo tukaran motor dengan mbah Vale, maka bukan mustahil Yamaha "semakin jauh di depan" Marquez.

Akan halnya Marquez, ia seperti menikmati lagu Save the last dance for me, yang dinyanyikan dengan merdu oleh Michael Buble. Quartararo menjadi bintang pertunjukan sepanjang balapan Buriram, tetapi Marquez orang terakhir membawa piala kemenangan serta kebahagiaan...


Bravo Marc Marquez

Bravo Fabio Quartarao

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Balap Selengkapnya
Lihat Balap Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun