Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kisah Prabowo dan Dahnil Simanjuntak

30 Juli 2019   18:49 Diperbarui: 31 Juli 2019   11:32 806
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prabowo dan Dahnil Simanjuntak, sumber : Nasional | Republika

Kemarin "mantan" Capres Prabowo Subianto resmi melantik Dahnil Anzar Simanjuntak menjadi jubir (juru bicara) baginya, dalam kapasitasnya sebagai Ketua Umum Partai Gerindra. (Sebagai catatan, Dahnil dilantik lewat twitter, dan pidato pelantikan Dahnil juga lewat twitter, hiks...) 

Sebelumnya Dahnil telah resmi dibaiat menjadi kader partai Gerindra. (mosok jubir ketum Gerindra dari partai PKS? Kan bisa sewot Mardani Ali Sera...)

Tapi tak ayal para netizen yang suka kepo pun terhenyak, Mengapa Prabowo memilih Dahnil? Tidak kah itu sebuah tindakan blunder, apalagi Dahnil kan masih terhitung "bocah"

Jawaban rasional dari partai Gerindra pun dianggap kurang memuaskan karena bersifat formalitas belaka. Maklumlah siapa yang berani mempertanyakan titah baginda diraja. "ente mau dilempar hengpon?"

Di muka bumi ini, apalagi bumi Indonesia, konon tidak ada yang kebetulan. Bahkan "makan siang pun tidak ada yang gratis." Kekecualian mungkin hanya kalau sekiranya makan tersebut sudah basi atau berulat....

Tentu saja tidak butuh sebuah perenungan Panjang, apalagi kalau sampai termenung untuk mengkaitkan pelantikan Dahnil ini dengan diplomasi sate Senayan plus nasi goreng Teuku Umar kemarin itu. 

Pada musim kemarau (baca : politik) yang terasa terik ini, tentu butuh sebuah konsekwensi besar bagi Prabowo untuk "makan sate plus nasi goreng" dengan seteru, apalagi di depan umum! Ada ribuan pertanyaan baik dari "kampret beneran maupun kampret boongan" yang harus dijawab dengan serius. Prabowo adalah seorang mantan Danjen Kopassus yang tentu saja kurang senang untuk ditanya-tanya, apalagi kalau pertanyaan itu terasa sangat bodoh baginya!

Prabowo dan Dahnil Simanjuntak, sumber : Nasional | Republika
Prabowo dan Dahnil Simanjuntak, sumber : Nasional | Republika
Dalam konteks politik itu sebenarnya tidak ada seteru abadi ataupun teman abadi, karena semuanya diletakkan pada kepentingan semata. Sebelum pemilu serentak kemarin itu, Prabowo dan Jokowi jelas berbeda kepentingan. Itulah sebabnya mereka berseteru untuk meraih kepentingan mereka.

Ketika MK kemudian memutuskan Jokowi menjadi presiden 2019-2014, maka tidak ada lagi kepentingan Prabowo untuk berseteru dengan Jokowi! Untuk apa berseteru, kalau hanya buang-buang kuota dan pulsa saja?

Kini terbuka pula peluang untuk berteman. Selain membuat adem, kepentingan pun terakomodir. Mereka bukan seteru lagi karena kini mempunyai kepentingan yang sama. Jadi kini mereka disebut sebagai teman....

Dahnil Simanjuntak, sumber : Akurat.co
Dahnil Simanjuntak, sumber : Akurat.co
Nah mungkin bagi Prabowo dan segelintir elit Gerindra (termasuk juga Fadli Zon yang kini terlihat pemalu dan pendiam) mereka setidaknya masih mendapat sedikit berkah dengan bergabung dengan cebong. 

Lalu bagaimana dengan nasib PKS, (yang mustahil bergabung dengan pemerintah) para "kampretos garis lucu" dan "Menteri gagal" seperti Rocky Gerung misalnya. RG tidak akan mungkin bisa menjadi Asisten Presiden Jokowi misalnya. Palingan dia bisa menjadi Asisten Presiden ILC.

Nah, kini akan banyak pertanyaan bodoh, tendensius, sistematis, masif dan terstruktur mengarah kepada Prabowo, dan tentu saja ia tak kan sudi untuk menjawabnya.

Jadi Prabowo butuh seorang jubir untuk menangani persoalan tersebut. Jubir yang diperlukan saat ini tidak perlu harus pintar amat, karena pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepadanya umumnya adalah pertanyaan-pertanyaan bodoh walaupun terlihat sistematis, masif dan terstruktur.

Diantara banyak kandidat, Dahnil kemudian menjadi pilihan Prabowo. Dahnil bukan lah orang asing karena sebelumnya Dahnil adalah Koordinator Jubir BPN Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Walaupun orang Batak, Dahnil ini tampangnya baik, penyabar, lucu, komunikatif dan bisa menjaga emosi. Ia pun terlihat loyal. Dan yang paling penting Dahnil ini bisa "masuk" ke banyak tempat.

Salah satu poin yang membuat Prabowo tertawa dan memilih Dahnil menjadi jubir, adalah strategi Dahnil untuk mengkaitkan kepulangan Habib Rizieq Shihab dengan pertemuan Jokowi-Prabowo di Senayan kemarin itu. Sumpah, cebong beneran juga pasti ngakak! Lha, wong izin FPI aja gak diperpanjang Jokowi, boro-boro mau mulangin si brisik dari negeri onta! Tapi itulah Dahnil, ia memang seorang "jubir garis lucu" yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan Prabowo saat ini.

Nah melihat gelagatnya, lama-kelamaan orang-orang akan males nanyain bang Dahnil terkait kepentingan bos-nya ini. Itu karena jawabannya akan terkesan normatif, ngasal atau bahkan kurang nyambung! Tapi memang itulah tugas bang Dahnil, yaitu membuat orang-orang eneg nanya-nanyain bosnya...

Selamat bertugas bang Dahnil.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun