Lalu bagaimana dengan nasib PKS, (yang mustahil bergabung dengan pemerintah) para "kampretos garis lucu" dan "Menteri gagal" seperti Rocky Gerung misalnya. RG tidak akan mungkin bisa menjadi Asisten Presiden Jokowi misalnya. Palingan dia bisa menjadi Asisten Presiden ILC.
Nah, kini akan banyak pertanyaan bodoh, tendensius, sistematis, masif dan terstruktur mengarah kepada Prabowo, dan tentu saja ia tak kan sudi untuk menjawabnya.
Jadi Prabowo butuh seorang jubir untuk menangani persoalan tersebut. Jubir yang diperlukan saat ini tidak perlu harus pintar amat, karena pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepadanya umumnya adalah pertanyaan-pertanyaan bodoh walaupun terlihat sistematis, masif dan terstruktur.
Diantara banyak kandidat, Dahnil kemudian menjadi pilihan Prabowo. Dahnil bukan lah orang asing karena sebelumnya Dahnil adalah Koordinator Jubir BPN Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Walaupun orang Batak, Dahnil ini tampangnya baik, penyabar, lucu, komunikatif dan bisa menjaga emosi. Ia pun terlihat loyal. Dan yang paling penting Dahnil ini bisa "masuk" ke banyak tempat.
Salah satu poin yang membuat Prabowo tertawa dan memilih Dahnil menjadi jubir, adalah strategi Dahnil untuk mengkaitkan kepulangan Habib Rizieq Shihab dengan pertemuan Jokowi-Prabowo di Senayan kemarin itu. Sumpah, cebong beneran juga pasti ngakak! Lha, wong izin FPI aja gak diperpanjang Jokowi, boro-boro mau mulangin si brisik dari negeri onta! Tapi itulah Dahnil, ia memang seorang "jubir garis lucu" yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan Prabowo saat ini.
Nah melihat gelagatnya, lama-kelamaan orang-orang akan males nanyain bang Dahnil terkait kepentingan bos-nya ini. Itu karena jawabannya akan terkesan normatif, ngasal atau bahkan kurang nyambung! Tapi memang itulah tugas bang Dahnil, yaitu membuat orang-orang eneg nanya-nanyain bosnya...
Selamat bertugas bang Dahnil.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H