Sedangkan bagi debitur, kini dia paham bahwa untuk setiap tindakan yang mengecewakan kreditur, maka akan timbul sebuah cost baru, yang ujung-ujungnya akan dibebankan juga kepadanya!
Tidak ada gading yang tak retak, dan tak ada pula gundul yang tak botak! Artinya di dunia ini tidak ada yang sempurna, termasuk Garuda dan pihak manajemennya itu. Katakanlah misalnya Garuda lagi apes, kali ini karena ada yang mencuri wine mereka. Namun Garuda tetap bisa memperbaikinya. Tentu dengan cara yang elegan melalui personnel touch.
Seharusnya PR (Public Relation) Garuda bertindak cepat dengan menghubungi setiap penumpang kelas bisnis dalam penerbangan itu untuk meminta maaf secara personal. Mungkin dengan menawarkan sebotol wine atau fasilitas lainnya untuk pengobat ekecewaan mereka. Percayalah, hal ini jauh lebih baik dan biayanya juga lebih murah.
Kabar teranyar, pihak Garuda (Sekarga) dan Rius Vernandes sudah berdamai dan sepakat untuk menyelesaikan persoalan ini. Tetapi apakah masalah Garuda yang sebenarnya sudah selesai? Tentu saja tidak!
Selama mindset manajemen Garuda dalam mengidentifikasi dan mengatasi masalah masih seperti ini, maka percayalah Garuda tidak akan bisa terbang tinggi dan akan tetap menjadi benalu bagi negara dan masarakat...
Referensi:
Media Indonesia
Media Indonesia 2
Detik
Detik 2
Berita Satu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H