"Sepasang lelaki sesama jenis tampak berjalan kaki sambil berpegangan tangan di sebuah taman. Sesekali mereka tampak tertawa dengan mesranya. Lalu temanku bertanya, Yang mana yang laki, yang mana yang perempuan...?"
Nanti malam stadion Old Trafford di kota Manchester akan kembali bergemuruh. Sebelumnya pada Sabtu kemarin stadion tersebut bergemuruh ketika Iblis merah Manchester United berhasil mengandaskan serbuan "teroris" dari kota Liverpool dengan skor akhir 2-1. Ketiga gol tersebut kesemuanya dicetak oleh pemain MU sendiri, menandakan betapa lemahnya hasrat dari para pemain Liverpool untuk memenangkan pertandingan kemarin itu...
Namun gemuruh di dalam stadion Old Trafford pada malam ini mungkin akan berbeda. Pada malam-malam sebelumnya, baik ketika MU berhadapan dengan Sevilla di Estadio Ramon Sanchez Pizjuan pada Kamis 22/2/2018 lalu, maupun ketika berhadapan dengan Liverpool dalam lanjutan laga EPL Sabtu 10/3/2018 kemarin itu, MU tampak mengenakan "rok" untuk menghadang gairah musuh-musuhnya tersebut!
Untuk pertandingan malam ini, MU rasanya mustahil untuk mengenakan rok kembali. Kecuali kalau mereka itu memang ingin menguji nyali de Gea dalam adu tos-tosan penalti! Namun itu terlalu beresiko bagi seorang Mou yang tampaknya mulai terlihat membacot setelah berhasil menaklukkan Liverpool pada pertandingan kemarin itu.
Berkaca pada hasil draw 0-0 pada leg I di Estadio Ramon Sanchez Pizjuan lalu, MU memang beruntung memiliki seorang kiper sekelas de Gea. Kalau kiper Mu itu bernama Mignolet, maka bisa dipastikan gawang MU itu akan habis dibobol para matador dari Spanyol tersebut.
Bagaimana tidak, statistik pertandingan menunjukkan kalau MU lebih banyak berada dibawah tekanan Sevilla. Klub anak asuh Vicenzo Montella tersebut mampu melepaskan 25 tembakan yang 8 diantaranya tepat sasaran, tapi semuanya berhasil digagalkan oleh David de Gea! Sementara dari "balik roknya," MU "berhasil" melepaskan 6 tembakan dengan 1 (satu-satunya) tembakan tepat sasaran...Â
Terkait statistik pertandingan di stadion Ramon Sanchez Pizjuan itu, hasil tersebut termasuk memilukan untuk klub sebesar MU! Namun tidak bagi seorang Mourinho! Sejak menukangi Porto, Chelsea, Inter Milan, Real Madrid maupun MU sekarang ini, "memakai rok" pada pertandingan tandang, wajib hukumnya bagi seorang Mourinho!
Dihitung dari segi apapun, MU itu jauh lebih besar dari pada Sevilla. Skuat MU jauh lebih kuat karena kualitas pemain inti dan pemaian cadangannya nyaris tidak ada bedanya. Bayangkan saja kalau seorang Pogba yang termasuk gelandang termahal di dunia itu dibiarkan hanya duduk manis saja di bangku cadangan ...
Namun pragmatisme dari Mourinho itu kemudian mampu mengalahkan pikiran sehat dari orang waras! Nah justru disinilah menariknya untuk melihat adu strategi dari kedua pelatih ini. Mourinho di MU dan Montella di Sevilla. Pada pertandingan malam ini, saya justru lebih tertarik untuk mengamati adu strategi dari kedua pelatih ini daripada mengamati pertempuran di lapangan hijau. Itu karena saya ragu pertandingan di lapangan nanti akan berlangsung menarik...
Lalu bagaimana dengan strategi kedua pelatih nantinya?
Sepertinya Mou akan memakai strategi yang sama seperti ketika mereka menghadapi Liverpool kemarin itu. MU akan langsung menekan untuk mendapatkan gol cepat. Ketika gol sudah didapat (apalagi 2 gol) maka pertandingan akan lebih mudah dikendalikan. Susunan pemain MU juga akan sama seperti kemarin. Kalaupun ada perubahan, kemungkinan Sanchez akan digantikan oleh Martial ataupun Lingard.
Mou adalah seorang penyabar dan banyak akal. Biasanya dalam pertandingan tandang, Mou akan mengincar hasil seri. Syukur-syukur bisa mencetak gol di kandang lawan. Lalu, apakah ketika bermain di kandang anak asuh MU ini akan langsung bermain agresif?
Tunggu dulu! Dalam kondisi tertentu, ilmu Mourinho ini sebelas dua belas juga dengan ilmu Allegri (Juventus) Â Dalam Leg I ketika bermain di Turin, Juventus "rugi bandar" karena bermain seri 2-2 di kandang. Seharusnya ketika bermain di London, Juventus harus langsung tancap gas untuk mengejar margin kemenangan, atau setidaknya bisa seri 3-3.
Namun yang terjadi justru sebaliknya! Juventus malah meminjam "ilmu prihatin pak beye" menjelang Pilpres 2004 kemarin itu, dengan membiarkan dirinya "dizolimi" Tottenham Hotspur selama pertandingan berlangsung di stadion Wembley, London. "Pintu neraka kemudian tampak terbuka bagi Juventus ketika Son berhasil mencetak gol bagi Hotspur! Kini setidaknya Juve butuh dua gol lagi agar pintu sorga mau terbuka..."
Tetapi dasar "rezeki anak soleh," ketika Hotspur keasikan menyerang terus untuk memuaskan dahaga pendukungnya, Juventus kemudian dapat mencuri kesempatan untuk membuat 2 gol balasan! "Bis Hotspur kemudian tampak meluncur masuk ke rute jalur neraka..."
***
Baik Mourinho maupun Montela tentu saja menonton pertandingan Juve-Hotspur tersebut, dan sangat menikmatinya. Montela bisa saja nanti memakai strategi Allegri itu. Montela tentu saja paham akan seni grendel Catenaccio ala Italiano, baik ketika dia bermain sebagai pemain (Empoli, Genoa, Sampdoria, Roma) maupun sebagai pelatih (Roma, Catania, Fiorentina, Sampdoria, Milan, Sevilla) Walaupun prestasinya belum terlalu istimewa sebagai seorang pelatih, namun Montela sudah cukup banyak makan asam garam dalam dunia sepakbola.
Datang ke Old Trafford sebagai underdog, Sevilla akan bermain nothing to lose. Sevilla akan waspada, bermain bertahan dulu sambil menunggu apa yang akan dilakukan oleh anak-anak MU. Sevilla juga tidak akan berani gegabah meyerang seperti ketika mereka bermain dikandangnya dulu. Skor 0-0 kemarin jelas menguntungkan buat Sevilla.
Akan tetapi bisa juga Sevilla menampilkan kejutan dengan bermain seperti ketika MU menghadapi Liverpool kemarin itu. Kalau Sevilla mampu mencetak sebuah gol cepat, maka mereka akan segera bertahan total! Kalau sudah begini MU terpaksa harus bermain ofensif karena mereka setidaknya membutuhkan dua buah gol agar bisa lolos ke babak berikutnya. Nah dalam kondisi beginilah baru pertandingan ini layak untuk ditonton...
Jadi akan ada dua kemungkinan gaya pertandingan nantinya.
Pertama, salah satu tim (baik MU maupun Sevilla) akan langsung menyerang untuk mendapatkan sebuah gol. Ketika gol sudah didapat, maka tim yang mencetak gol akan secepatnya "memakai rok" untuk mengamankan hasil...
Kedua, kedua tim (baik MU maupun Sevilla) akan berhati-hati dan sabar memainkan bola. Bola akan lebih banyak berada di tengah lapangan saja, diselingi tendangan spekulasi ke arah gawang lawan. Ini memang pertandingan adu sabar seperti "memancing di air keruh."Â
Penonton televisi juga harus mau bersabar menonton pertandingan ini. Sebab kalau tidak sabar, resikonya adalah ketiduran, dan ketika terbangun maka penonton nantinya akan memonton film kartun SpongeBob SquarePants...
Ketika lawan lengah atau berbuat kesalahan, maka kesalahan itu kemudian harus dibayar mahal dengan sebuah gol! Ketika gol sudah didapat, maka tim yang mencetak gol itupun akan secepatnya "memakai rok" untuk mengamankan hasil...
Lalu siapakah yang akan menang?
Diatas kertas seharusnya MU akan menang, terutama terkait mental dan pengalaman bertanding dalam tekanan. Akan tetapi sepak bola itu bukan matematika, dan bola itu juga bundar. Segala kemungkinan bisa saja terjadi. Sebuah kesialan atau kartu merah, bisa menjadi pembeda hasil...
"Sepasang lelaki sesama jenis tampak berpegangan tangan keluar dari stadion Old Trafford, Manchester. Sesekali mereka tampak tertawa dengan mesranya. Lalu temanku bertanya, Yang mana yang laki, yang mana yang perempuan...? Jawabku, yang perempuan adalah yang memakai rok... "
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H