Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Fiksi | Bibib Kapok Kawin Lagi

24 Februari 2018   05:00 Diperbarui: 24 Februari 2018   05:15 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto : qalansuwa.com

Dini hari itu sayup-sayup terdengar suara musik gambus irama Padang Pasir dari ruang tidur. Bibib tampak duduk meringkuk ketakutan diatas ranjang. Bibirnya terasa nyeri dengan muka terlihat lebam. Sejenak dia meraba mulutnya, duh.. gigi palsunya tidak ada! Dia lupa tadi dimana menclatnya. Bibib kemudian meraih selimut untuk mengusap rambut putihnya yang terasa basah, ada darah sedikit! Bibib kemudian hanya bisa terisak sedih sambil meneteskan air mata.

"Bug bug bug!" suara pintu kamar digebuk, "Hayo buka pintunya cepat!" terdengar suara orang marah. Bibib semakin ketakutan. Bibib terdiam sambil memeluk kakinya rapat-rapat.

Orang yang diluar itu, tak lain tak bukan adalah Komariah, istri keempat Bibib. Komariah  bersama pacarnya, Komariahtun, baru saja menggebuki Bibib yang naas itu. Sejak kehadiran Komariahtun dirumah mereka, episode KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga) pun dimulai. "Duet maut" itu sering melakukan kekerasan seksual kepada Bibib...

Duet Komariah itu akhirnya meninggalkan Bibib begitu saja, setelah sebelumnya menggondol semua harta bendanya. Hanya batu cincin saja yang tersisa, tapi yang bacan dan delima sudah raib! Rantai emas hadiah perkawinan yang dibelikan Bibib juga menghilang. Hanya rantai dari bekas kaleng biskuit yang tergeletak diatas meja... Kini Bibib hanya bisa meratapi nasibnya yang malang.

"Masih pengen kawin lagi be?" tanya Sri, putri bungsunya beberapa bulan kemudian setelah kejadian itu kepadanya, Bibib hanya menggeleng sedih...

***

Bibib berusia tujuh puluh lima tahun. Dulu dia itu juragan ayam potong di Pasar Minggu. Istrinya Sundari, meninggal lima belas tahun yang lalu. Lima tahun setelah isterinya meninggal, Bibib kemudian menikahi Saodah, janda semok beranak empat yang sering membeli ayamnya di pasar.

Tepat tiga bulan usia pernikahan mereka, Bibib dan Saodah lalu "honey-moon" ke Bali. Tetapi baru saja sehari berlibur di Bali, terpaksalah Amri, anak sulung Bibib itu harus menjemputnya kemudian ke Bali!

Ternyata Bibib ditinggalkan Saodah sendirian di pos polisi Gianyar. Bu Saodah raib entah kemana dengan membawa seluruh harta Bibib. Yang tertinggal disaku celana Bibib kemudian hanyalah mancis dan uang lima ribu rupiah saja. Rokoknya yang tinggal setengah bungkus itu pun raib diambil Saodah! Untunglah polisi yang berbaik hati itu segera menolongnya, sambil tak lupa melap air mata Bibib yang terus saja jatuh bercucuran...

***

Dua tahun kemudian Bibib kawin lagi dengan Wak Jamila, janda genit dari Bandar Selamat Ujung Tembung, di pinggiran kota Medan itu. Mereka bertemu ketika Bibib berdarmawisata ke Istana Maimoon Medan. Ketika itu Bibib langsung jatuh cinta pada pandangan pertama kepada Wak Jamila. "Tatapan matanya bikin gua kelelep" katanya kepada Amri ketika itu!

Ketika itu Bibib langsung merayu Wak Jamila dengan sebuah pantun: "Pohon selasih tumbuh melata, tumbuh perdu jauh di sana. Abang ini sedang dimabuk cinta, Siang merindu malam merana..."

Dan ternyata gayung pun bersambut, "Beribu-ribu pohon beringin, hanya satu si pohon randu. Saat malam terasa dingin, hanya wajah abang yang awak rindu!" Alamak! ondeh mandeh...

Seminggu kemudian, Ijab kabul dan pesta pernikahan dilaksanakan dibelakang Istana Maimoon, diiringi Orkes Melayu pimpinan Datuk Musa Hitam bin Ibrahim dari Tembung!

Setahun tinggal di Citayem, Bibib dan Wak Jamila pun kemudian hijrah ke Medan. Kalau dulu juragan ayam, kini Bibib jadi juragan pakaian bekas impor eks Singapura. Atas desakan Wak Jamila, Bibib kemudian membeli sebuah ruko untuk tempat mereka berusaha.

Empat bulan tinggal di Medan, Bibib dan Wak Jamila kemudian "honey-moon" ke Tuk-tuk, sebuah tempat wisata eksotis di pinggiran danau Toba. Akan tetapi, kisah di Bali kemudian terulang kembali. Bibib hanya bisa menangis seorang diri. Kini tak ada lagi yang tertinggal disakunya. Ternyata kedua saku celananya itu bolong! Untunglah polisi setempat bermarga Naibaho itu segera menolongnya, sambil tak lupa me-lap air mata Bibib yang terus saja jatuh bercucuran...

Ternyata ruko yang dibuat atas nama Wak Jamila, dan barang dagangan mereka itu sudah habis semuanya dijual Wak Jamila. Yang tertinggal hanyalah kolor Bibib yang dijemuran saja. Mungkin sebelum pergi "honey-moon", Wak Jamila lupa mengangkatnya! Akhirnya Bibib kembali lagi ke Citayem, dan sejak itu Bibib menutup pintu hatinya rapat-rapat kepada setiap wanita maupun pria...

Setahun yang lalu, Bibib bertemu kemudian dengan Komariah pada satu hajatan di Cilebut. Janda semok ber-anak tiga itu langsung menawan hatinya. Dulu Komariah itu adalah sinden orkes jaipongan "Buluh Perindu" Pondok Aren, binaan Bang Haji Loeloeng. Jaipongan bersama Komariah, membuat semangat Bibib terasa "segar" kembali!

Akan tetapi "kisah lama" terulang kembali, bahkan terasa lebih miris. Selain kehilangan harta, Bibib mengalami KDRT yang mengakibatkan dia tertekan batin. Untunglah jiwanya tidak sampai terganggu...

Ketika disuruh kawin lagi, Bibib hanya mengatakan, "Gua kagak mau kawin lagi, kapok gua!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun