Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Pingsan "Kabeh"

17 Februari 2018   14:40 Diperbarui: 17 Februari 2018   15:11 507
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto : KapanLagi.com

Lampu di dalam ruangan bioskop belum lama padam bersamaan dengan pemutaran film "Pengabdi Setan" dimulai. Butet duduk berduaan dibagian belakang dengan Ucok, gebetan yang juga merupakan The Boy next door (tetangga sebelah) itu.

Tak lama kemudian tampak sepasang "remaja zaman old" memasuki ruangan bioskop yang hanya terisi segelintir orang tersebut. Penampilan remaja zaman old itu sangat khas dengan lingkar perut yang besar, dan sedikit kesulitan berjalan dikegelapan "malam" bioskop itu.

Penampilan pasangan tersebut menarik perhatian Butet, karena setelah berhasil mendapatkan bangku sesuai dengan nomor di tiket mereka, eh malah pasangan tersebut pindah lagi ke pojokan yang paling "strategis..."

Sebuah scene serem plus suara jeritan yang terkumandang dari speaker, membuat Butet mengalihkan perhatiannya dari layar. Butet kemudian menatap pasangan di pojokan itu dengan heran. "Tadi yang laki duduk di kanan, sekarang duduknya malah di kiri. Oh mungkin mereka tuker tempat.." bisik Butet geli.

Sebuah adegan serem lainnya terpaksa membuat Butet harus mengalihkan wajahnya dari layar. Rasa takut nyaris membuat Butet meyembunyikan wajahnya ke dada Ucok yang kerempeng itu. Tapi Butet terpaksa harus mengurungkannya. Mereka belum jadian, dan Butet takut dianggap murahan...

Ketika Butet sekali lagi menatap ke pojokan itu, dia kemudian terkesima. Setelah dua kali berganti posisi duduk ke kiri ke kiri dan ke kanan ke kanan, kini pasangan tersebut terlihat "menyatu."

Ternyata yang wanita itu duduk dipangkuan yang laki! Mungkin yang lelaki itu terlalu takut untuk melihat langsung ke layar depan, jadi dia perlu tubuh pasangannya itu sebagai bumper. Mungkin prinsipnya seperti sunglases di siang hari, dipakai untuk mengurangi radiasi sinar matahari ke mata...

Akan tetapi kini Butet terpana. Lelaki itu mirip sekali dengan bapaknya! Yah itu memang bapaknya dengan tante Santy, tetangga di depan rumah mereka sendiri! Astaga, tawa cekikikan genit lelaki paruh baya itu memang asli buatan bapaknya punya. Ori bukan KW!

Sebelum keadaan semakin memburuk, Butet kemudian mengajak Ucok keluar dari bioskop itu. Ucok sedikit kecewa, padahal dia sudah mempersiapkan tangan dan pahanya untuk diremas ataupun dicubit oleh gebetan sekiranya diperlukan. Itulah sebabnya Ucok sengaja memilih film Pengabdi Setan ini. Namun apes, mereka keburu keluar sebelum setannya datang...

***

Sore itu Butet berjalan kaki sendirian menuju rumahnya. Beberapa anak kecil tampak bermain di jalan yang dicor semen pada pemukiman padat penduduk itu. Tak lama kemudian Ucok menyusul dari belakang. Mereka memang sengaja jalan terpisah karena bapak si Butet sangat tidak suka melihat si Ucok. Menurut bapak Butet, garis hidung si Ucok itu pembawa sial dan menjauhkannya dari segala prospek yang baik...

 Sesampai di rumah, Butet lalu menceritakan apa yang dilihatnya di bioskop tadi kepada mamaknya. Ini adalah kedua kalinya Butet melihat bapaknya berduaan bersama tante Santy. Mamaknya lalu tersenyum sambil berbisik dalam hatinya, "Awas kau ya pak Butet..."

Lalu sang mamak berkata kepada Butet, "Butet nanti saja kau ceritakan yang lengkap setelah bapakmu pulang ya, nah sekarang pergilah kau mandi dulu.." Butet lalu mandi.

Tak lama kemudian pak Butet pulang. Mamaknya segera memanggil Butet. "Coba kau ceritakan dulu Butet cerita kau tadi sama bapakmu ini..."

Butet lalu menceritakan semuanya. Bapaknya hanya terdiam saja. Wajahnya kemudian terlihat pucat dengan mata nanar dan bibir gemetar...

"Kayak mana tadi Butet tante Santy itu..." tanya mamaknya dengan geli.

"Iya mak, bapak tadi memangku dan memeluk tante Santy, persis kayak om Anton memangku dan memeluk mamak waktu di ruang tamu bulan lalu itu.."

Mendengar penuturan Butet itu, bapak dan mamak Butet seketika menjerit, kemudian terjatuh, lalu pingsan...

Melihat bapak dan mamaknya pingsan, Butet lalu menjerit dan menangis sekuatnya. Jeritan Butet itu terdengar oleh pak RT, tetangga persis di depan rumah Butet. Pak RT kebetulan sedang duduk di teras rumahnya bersama tante Marta yang mau mengurus perpanjangan KTP. Butet lalu menceritakan semuanya kepada pak RT. Tapi tak lama kemudian pak RT menjerit, kemudian terjatuh, lalu pingsan...

Ternyata tante Santy adalah istri pak RT.....

Tante Marta kemudian datang tergopoh-gopoh ketika mendengar jeritan pak RT. Butet lalu menceritakan semuanya kepada tante Marta . Tapi tak lama kemudian, tante Marta menjerit, kemudian terjatuh, lalu pingsan...

Ternyata om Anton adalah suami Tante Marta .....

 Ucok sedang mandi ketika beberapa kali mendengar suara jeritan dari sebelah. Tadinya dia mengacuhkan saja, karena suara gaduh memang kerap terdengar dipemukiman padat penduduk itu. Namun kini dia mulai was-was karena suara jeritan itu seperti suara Butet. Ucok segera mengguyur air dikepalanya yang penuh sabun untuk mempercepat mandinya. Suara jeritan Butet yang terdengar sangat ketakutan memaksanyaq untuk segera berlari ke sebelah.

Dalam beberapa detik saja Ucok sudah berada di dalam rumah Butet untuk melihat bapak dan mamak Butet, Pak RT dan Tante Marta terjatuh di lantai dalam keadaan pingsan! Ucok nyaris bertanya ketika kemudian Butet menatapnya, lalu menjerit, kemudian terjatuh, dan pingsan...

Ternyata Ucok tidak mengenakan barang sehelai benangpun.....

Tak lama kemudian ratusaan warga sudah memenuhi seluruh kawasan pemukiman padat itu. ada yang berteriak, "Maling, rampok, begal" dan ada juga yang berteriak, "teroris pengantin bom!" Kini semuanya berhadap-hadapan dengan Ucok yang terlihat kebingungan. Air tetesan dari rambut yang mengenai matanya membuat Ucok tersadar dan melihat tonjolan dibawah perutnya. Ucok lalu menjerit, kemudian terjatuh, dan pingsan...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun