Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Mencari Sosok Pengganti Philippe Coutinho

14 Januari 2018   20:45 Diperbarui: 15 Januari 2018   11:50 1994
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhirnya Coutinho resmi berbaju "Blaugrana" untuk melakukan reuni bersama sohib lamanya Luiz Suarez di Barcelona. Ada dua alasan pokok yang membuat para fans membiarkan kepergian Coutinho ini. Yang pertama tentu saja mahar sebesar 142 juta Pounsterling untuk penebusan Coutinho yang sangat fenomenal itu. Yang kedua adalah, Coutinho memang sudah tak ingin lagi untuk mengenakan seragam kebesaran Liverpool. Ada waktu untuk bertemu, ada juga waktu untuk berpisah.

Di dalam skuad The Reds sendiri sebenarnya ada dua sosok yang diharapkan dapat menambal kekosongan posisi yang ditinggalkan oleh Coutinho tersebut. Kedua sosok tersebut bernama Adam Lallana dan pendatang baru, Oxlade Chamberline. Sayangnya cedera berat tahun lalu itu memaksa Lallana setengah musim tidak dapat bermain. Padahal sebelum cedera ketika itu, penampilan Lallana sedang dalam puncak-puncaknya.

Sebelum Lallana cedera, dia memang bisa menjadi pelapis Coutinho, ataupun menjadi pemain yang sepadan dengan Coutinho bila dipasang secara bersamaan. Beberapa tahun lalu, Ox adalah rising star Arsenal yang setara dengan Theo Walcott. Entah apa penyebabnya pemain muda berbakat ini tidak bisa naik kelas menjadi pemain bintang. Lazimnya dengan pemain-pemain Arsenal lainnya, cedera adalah musuh utama Ox selama di Arsenal yang membuat permainannya tidak bisa berkembang dengan baik.

Setelah bermain di Liverpool, perlahan tapi pasti penampilan Ox semakin membaik. Tentu saja Ox perlu waktu lagi agar bisa beradaptasi dengan skema permainan Liverpool. Pertanyaan pentingnya adalah, yakinkah Klopp bahwa kedua pemain ini bisa mengisi peran yang ditinggalkan oleh Coutinho?

***

Tidak ada seorangpun yang meragukan kualitas seorang Coutinho. Sosok Coutinho sering menjadi solusi tatkala terjadi kebuntuan. "Penetrasi solo ala Coutinho" ini sering memaksa 2-3 orang pemain lawan untuk menutup pergerakannya. Akibatnya pemain belakang lawan terpaksa naik untuk menutup celah yang ditinggal oleh pemain yang menjaga pergerakan Coutinho tadi.

Celah inilah yang kemudian akan dieksploitasi oleh trio Firmansah (Firmino, Mane dan Salah) untuk menjadikan gol! Selain penetrasi solo, kelebihan Coutinho itu adalah tendangan akurat jarak jauhnya yang sering berbuah gol! Selain keras, tendangan itu "dijamin mutunya" karena melengkung indah melewati pagar pemain lawan untuk menghasilkan sebuah gol indah.

Ronaldo dan Bale juga memiliki tendangan jarak jauh yang yahud. Akan tetapi sering terjadi "bola ke mana kiper ke mana." Gol terjadi karena kiper terkecoh! Gol jarak jauh Coutinho memiliki spesifik tersendiri. Bola melengkung indah berjarak beberapa sentimeter saja dari jari kiper yang hampir menyentuh bola. Dalam slow motion akan terlihat wajah kiper yang menyeringai sambil menatap ke arah bola yang bergerak semakin menjauh dari jari tangannya untuk berbuah gol, sebuah pemandangan yang sangat memesona.

Akan tetapi segala kelebihan Coutinho itu hanya terasa ketika terjadi "kebuntuan" saja. Kalau "suasananya berjalan lancar jaya", maka trio Firmansah tadi akan dapat menggelontorkan setengah lusin gol ke gawang lawan tanpa perlu bantuan dari seorang Coutinho.

Klopp tampaknya tidak terlalu merisaukan kehilangan sosok Coutinho lagi, bahkan juga sosok seorang gelandang bertahan, Emre Can yang juga akan segera hengkang untuk bergabung secara gratis ke Juventus. Sangat disayangkan Liverpool teledor memperhatikan kontrak Can, sehingga young guns ini harus pergi secara gratis. Klopp sepertinya memang tidak memerlukan Can lagi, itulah sebabnya dia jarang dimainkan. Tapi para fans tidak akan pernah melupakan gol salto dari Can akhir musim lalu, yang juga merupakan gol terbaik EPL musim lalu.

Sepertinya kedatangan sosok VvD (Virgil van Dijk) sangat menyenangkan hati Klopp sehingga dia sepertinya bisa sejenak melupakan Coutinho dan Can. Bagi saya pribadi, Lovren, Klavan dan Matip sama juga kualitasnya dengan VvD ketika mereka pertama kali datang ke Melwood. Tapi saya takut, kalau setengah tahun lagi performa VvD akan sama juga seperti Klavan atau Lovren yang suka melakukan blunder.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun