Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Hadiah Natal Buat Ester (Bagian 2)

24 Desember 2017   12:25 Diperbarui: 24 Desember 2017   12:33 850
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***

Rintik hujan turun menemani dinginnya malam di bulan Desember. Sesosok tubuh berjalan dengan terburu-buru lalu mendekati sebuah rumah bergaya retro dengan sentuhan modern itu.  Sejenak dia ragu, lalu dengan perlahan membuka pintu gerbang rumah dan kemudian berjalan menuju pintu depan. Sosok itu lalu menatap kedalam rumah melalui kaca yang terdapat pada pintu masuk. Terlihat banyak anak-anak mengerubuti pohon natal yang menjulang tinggi hingga mencapai plafon rumah. Natal ini anak-anak terlihat ceria menatap tumpukan kado natal yang tersusun rapi di kaki pohon natal itu.

Ibu Sulastri duduk tersenyum diatas kursi rodanya. Maria terlihat mengambil beberapa gambar dengan kamera barunya. Dia tak perlu menutupkan sebelah matanya untuk membidik gambar... Petrus juga tersenyum dengan hidung yang tetap saja pesek. Ester berdiri di belakang anak-anak dengan muka haru, lalu matanya tiba-tiba menatap ke pintu depan... Ester kemudian berjalan perlahan menuju pintu depan untuk membuka pintu.

"Selamat natal sayang" kata orang itu sambil menjabat tangan Ester.

"Selamat natal Frans" kata Ester terperangah.

"Aku sudah lama memikirkannya masak-masak, lalu aku memutuskan untuk tinggal di Jakarta saja. Disini aku melihat cinta dan ketulusan, karena aku bisa merasakannya. Kemarin aku sudah cape mencari pekerjaan yang cocok, dan aku tidak dapat menemukannya. Tapi aku sangat yakin akan cocok bekerja di panti ini. Apakah panti ini masih menerima lowongan pekerjaan?

Tangis Ester segera meledak sambil memeluk Frans dengan erat. Tak ada sepatah kata pun yang mampu untuk diucapkannya. Dia hanya mampu berbisik, "Tuhan maha besar, terpujilah Tuhan karena belas kasihnya tidak pernah berkesudahan...."

"Jika Tuhan mengizinkan seorang manusia melalui suatu lembah... maka Tuhan juga akan memampukan manusia tersebut untuk melewatinya"

Selamat Natal untuk semua, salam hangat

Reinhard Hutabarat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun