Bagi kader partai yang ingin mengikuti Pilkada tentu saja ini berita bagus, karena ada kepastian dukungan dan m-h-r yang jelas. Dimasa lalu itu ada banyak kisah sedih. Biasanya promo yang lazim itu adalah buy one and get two. Nah kemarin itu, restu dari beringin ini adalah, "Bayar dua untuk satu!" Ini karena beringinnya itu "akarnya memang satu, tapi batangnya dua!" Ada batang Bali ada batang Ancol! Cilakanya KPU mensyaratkan dukungan harus dari kedua belah pihak pula, tidak boleh hanya dari salah satunya saja. Logikanya memang seperti uang kertas. Kalau gambarnya hanya sebelah tentu saja tidak akan laku...
Â
Tentu saja Idrus Marham akan mendapat perlawanan pula, terutama dari orang-orang yang kemarin ditendang Papa setelah praperadilannya dimenangkan oleh hakim Cepi...
Ketiga, Kubu Nurdin Halid.
Nurdin Halid adalah salah satu tokoh yang ingin segera dilakukan Munaslub (Musyawarah Nasional Luar Biasa) untuk menendang Setnov! Nurdin Halid yang juga merupakan Ketua Harian Partai Golkar ini berharap Munaslub untuk memilih Ketua Umum definitif sudah berlangsung sebelum akhir tahun ini. Mengingat pada awal tahun depan proses penjaringan Balon Kepala Daerah untuk Pilkada serentak 2018 harus segera dimulai.
Hal ini memang cukup masuk diakal, yaitu untuk menghindarkan kasus beringin "akarnya satu, tapi batangnya dua" itu jangan sampai terulang lagi... atau "membeli tiket pada loket yang salah..." Sama seperti kedua tokoh lainnya itu, Nurdin Halid juga dipastikan akan mendapat perlawanan yang cukup seru juga.Â
Kini Idrus Marham adalah Plt Ketua Umum Partai Golkar untuk sementara waktu sampai keputusan Praperadilan Setnov keluar. Lalu kalau Praperadilan Setnov itu tidak dikabulkan, maka Idrus bersama Ketua Harian dan Korbid akan melakukan rapat pleno dengan agenda meminta Setnov untuk mengundurkan diri sebagai Ketua Umum Partai Golkar. Kalau Setnov tidak bersedia mengundurkan diri, maka akan segera dilangsungkan Munaslub! Â Â Â
***
Rapat Pleno DPP Partai Golkar Jilid I sudah usai. Kini semua kader akan menyesuaikan langkahnya sesuai dengan langkah Plt Ketum. Sepintas derap langkah ini terlihat harmonis, tetapi sesungguhnya "bak menyimpan bara dalam sekam..." Hal ini nanti akan terlihat jelas ketika Praperadilan Setnov itu ditolak!
Bara dalam sekam itu, nyala apinya tidak kelihatan dipermukaan, tetapi menjalar dengan cepat dibawah permukaan. Ketiga kandidat ini akan beradu kuat "dibawah permukaan" yaitu bertarung di daerah untuk mencari dukungan suara dari DPD! Konon kemarin itu sudah terdengar suara dari 8 DPD Partai Golkar yang mengusulkan perlunya dilakukan Munaslub untuk memilih Ketua Umum definitif!
Di negeri ini sungguh "tidak ada makan siang yang gratis!" Akhir tahun suasana akan semakin panas... Dalam munas-munas untuk pemilihan ketua organisasi politik, organisasi massa maupun bisnis, selalu terdengar keriuhan. Konon cek apalagi giro tidak akan laku! "Tidak ada cash tidak ada suara!" Bahkan sebuah desahan juga harus berbayar....