Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Papa Minta "Sakit" Jilid II

17 November 2017   12:50 Diperbarui: 17 November 2017   13:10 740
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemarin itu ada kabar duka. Sebatang tiang listrik yang sedang berdiri di kawasan Permata Hijau menjadi korban Laka (kecelakaan) tunggal sebuah Fortuner yang ternyata membawa "Orang paling dicari se-Indonesia itu..."

Ceritanya Fortuner tersebut terburu-buru hendak menuju ke studio salah satu stasiun televisi swasta untuk melangsungkan siaran langsung acara yang bertopik, "Suara anak hilang..."

Dari situ, Fortuner tersebut rencananya akan menyambangi kantor KPK untuk memberikan keterangan. Namun untung tak dapat diraih malang tak dapat ditolak. Entah gegara memikirkan rompi oranye, ataukah karena tiang listrik tersebut yang berbuat asusila, maka kecelakaan tersebut "sengaja" tidak dapat dihindarkan...

Akibatnya, "Orang paling dicari se-Indonesia itu" terpaksa dilarikan ke Rumah sakit Medika Permata Hijau, Jakarta Selatan yang letaknya tak jauh dari tekape itu. Para mama-mama kini pun sudah bisa bernafas lega. Papa ternyata bukan menghilang. Papa cuma beristirahat saja di sebuah rumah sakit...

***

Drakor (Drama korban e-KTP) kali ini termasuk menarik juga. Baru tahu kalau drama ini ada sekuelnya. Dalam episode sebelumnya, peran antagonis dimainkan oleh tokoh "Praperadilan" yang dibantu dengan apik oleh Supporting actres, "Serangan jantung!" Sedangkan peran protagonis dimainkan oleh tokoh "Sprindik" dibantu oleh aktor pendukung (Barang baru stok lama) bernama, "Dua Alat Bukti"

Drakor yang rencananya bertema romantic happy ending tanpa adegan ranjang ini, kemudian berubah menjadi horor thriller, walaupun tetap tanpa adegan ranjang! Tokoh Sprindik dihajar sampai tunggang-langgang oleh tokoh Praperadilan! Sedangkan tokoh Dua Alat Bukti, menjadi saksi bisu atas kebisuan dirinya sendiri! Penonton kecewa dan marah. "Anak mudanya" kalah...

Pemutaran Drakor jilid I ini juga membawa konsekwensi. Anak-anak yang membully drakor ini, dan membuat meme lucu-lucuannya, segera dikejar oleh pihak yang berwajib! Setelah diselidiki, mereka ini ternyata termasuk kategori "penonton tanpa berbayar!" Ini jelas melanggar UU Hak Cipta. Apalagi kelucuan itu adalah milik sejati dari produser, sutradara dan pemain. Itulah sebabnya dipertontonkan secara berbayar kepada khalayak ramai...

Bagi crew film yang membandel, dan tetap ngotot mengatakan bahwa film ini bertema horor, dan bukan film romantic seperti yang dikatakan oleh produser, akan mendapat sanksi tegas. Mereka akan dipecat, atau bekerja dengan upah minimum....

***

Priview Drakor jilid II yang hampir setiap jam terlihat diseluruh media, membuat jantung para penonton berdebar. Mereka yakin kali ini jantung dari tokoh drakor jilid I itu tidak akan takikardia (terlalu kencang debarannya) lagi...  

Para penonton sudah mempersiapkan cemilan, kopi maupun wedang ronde untuk menikmati drakor jilid II ini. Ada yang duduk meringkuk, rebahan di karpet, maupun yang bergelayut manja pada tubuh pasangannya, dengan mata menatap tajam kearah tivi, dan sesekali ke pasangan...

Tokoh Sprindik dibantu tokoh SPP (Surat perintah Penangkapan) dan belasan aparat bersenjata lengkap sudah berada di tekape. Inilah akhir dari drakor jilid II... Penonton sudah bersiap-siap. Saputangan sudah dalam genggaman. Bagi yang tak punya, mereka juga sudah bersiap dengan menarik ujung kaosnya...  

Namun semua berakhir anti klimaks! "Emangnya kamu belon? seseorang bertanya. Yang ditanya diam saja dengan wajah cemberut. Setelah berlelah-lelah mencari, ternyata yang dicari tidak ada di tekape! Scene penggerebekan itu pun berlalu dengan cepat menyisahkan dua koper yang digeret keluar dari tekape....

Lalu ada scene terbaru, Fortuner mencium tiang listrik! Penonton terkesima. KaPeKa terkesiap, karena ini tidak ada dalam skenario semula. KaPeKa terpaksa harus bekerja keras dengan sedikit improvisasi agar plotnya berjalan lancar dan enak dinikmati oleh penonton.

Lalu bagaimana kelanjutannya? Mari kita simak bersama, karena scene dan plot cerita bisa berubah sangat cepat mengikuti dinamika yang berkembang di masyarakat yang tidak bisa diprediksi dengan mudah...

Salam hangat

Reinhard Freddy Hutabarat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun