Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Politik

"Pintu Belakang" Sudah Tertutup Buat Setnov

16 November 2017   15:34 Diperbarui: 16 November 2017   15:36 1171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto : jawapos.com

Duel sengit antara KPK dengan Setnov sudah mendekati titik akhir. Kombinasi jab menyengat diselingi sesekali hook KaPeKa yang menyambar rahang, membuat eS-eN terpaksa harus menghindar. Kalau dulu Mohammad Ali terkenal dengan gaya "hit and run-nya," kali ini eS-eN terpaksa memakai gaya "run, run and run" saja! Gaya bertinju eS-eN ini tentu saja sangat merepotkan KaPeKa.

KaPeKa sepertinya terpaksa harus sedikit berbuat curang. KaPeKa akan menunggu bel pertanda akhir ronde berbunyi. Ketika eS-eN kemudian kembali ke sudutnya untuk meminum teh botolnya, maka KaPeKa akan langsung memberikan sebuah upper-cut ke perut, lalu diakhiri dengan kombinasi pukulan keras kearah rahang! Hal ini terpaksa dilakukan karena sepanjang pertandingan eS-eN selalu menghindar seperti layangan putus! Padahal ini pertandingan tinju Sarung Emas. Mosok sepanjang ronde KaPeKa hanya meninju angin saja...???

***

Tadi malam terjadi drama yang cukup mengharukan. Ketua dari perwalian 260 jutaan warga Indonesia itu diuber lembaga anti rasuah (KPK) sampai ke rumahnya. Ketua tersebut menjadi tersangka dalam kasus e-KTP, yang membuat susah jutaan warga yang belum mendapatkan blangko e-KTP sialan itu.

Jutaan pasang mata warga ikut menyimak lewat layar kaca menunggu detik-detik terakhir saat Ketua dari perwalian mereka tersebut diciduk KPK. Sapu tangan sudah dalam genggaman untuk menemani momen mengharukan tersebut. Sudah dua gelas kopi pahit untuk melawan kantuk diseruput habis, tetapi momen yang diharapkan tidak terwujud juga. Sepertinya sang ketua telah memakai gaya "run, run and run" sehingga terluput dari pandangan mata rompi oranye tersebut...

Drama "perburuan" ketua ini sebenarnya sudah berlangsung lama, jauh sebelum Apple meliris I-phone larisnya itu! Sudah beberapa kali KaPeKa berhasil membuat eS-eN terpojok di sudut netral. Satu upper-cut ke perut, pasti akan menamatkan riwayat eS-eN. Akan tetapi hal itu urung terjadi. Sepertinya KaPeKa terlihat letoy pada saat-saat akhir. Lalu ada yang mengusulkan agar KaPeKa sebaiknya minum jamu kuat dulu sebelum bertanding...

Apapun itu, kita paham bahwa persoalan ini bukan hanya menyangkut aspek hukum saja, tetapi juga menyangkut aspek kepentingan politik. Hal ini sudah dibahas dalam tulisan sebelumnya yang berjudul, Demi Hukum Setnov Memang Harus Dihukum! Demi Politik Setnov Memang Harus Bebas... (sumber)

Jadi tulisan ini tidak akan membahas kehebatan ilmu berkelit Setnov lagi, akan tetapi untuk mencermati dinamika politik yang akan terjadi tanpa kehadiran seorang Setnov...

***

Ketika seorang raja terganggu singgasananya, biasanya raja-raja maupun kekuatan-kekuatan disekitarnya akan berusaha membantunya. Namun, ketika raja tersebut dibiarkan saja seorang diri menghadapi persoalannya, kita mafhum, bahwa telah lahir seorang pangeran baru yang lebih berguna bagi tetangganya untuk menggantikan raja yang telah loyo tadi.

Dunia fauna juga begitu. Singa jantan pemimpin kelompok pasti akan dibantu keluarganya untuk menghadapi singa jantan penantang yang ingin menguasai kelompok itu. Singa pemimpin tidak akan pernah segan untuk menghabisi sang penantang. Akan tetapi ketika Singa pemimpin beranjak tua dan semakin lemah, keadaannya justru berbalik! Nyawanya akan terancam oleh sergapan singa muda yang kuat, kalau dia tetap berusaha mempertahankan kepemimpinannya dalam kelompok itu...

Kini Setnov seorang diri saja. Pemerintah tak lagi hadir di belakangnya. Bahkan anggota kelompoknya sudah lama berusaha untuk mengkudeta dan "mengusirnya." Teman dekat bahkan tetangga juga sudah mulai memalingkan wajah dan menjauh darinya. Tidak ada lagi yang tersisa buat Setnov selain daripada berusaha menolong dirinya sendiri agar mampu melanjutkan hidup yang tersisa... Hidup memang seperti ilalang. Segar dipagi hari untuk kemudian layu disore hari. Tidak ada yang abadi dan tidak ada kekuatan yang dapat kekal selamanya...

***

Semua orang tahu akan peran sentral Setnov selama ini. Setnov menjadi katalisator dalam setiap konflik kepentingan politik di tanah air. Kini muncul pertanyaan menarik. Siapa pengganti Setnov di Golkar? Akom sudah pernah menjadi "pilot pengganti" dan sepertinya cukup berat untuk menjadi pilot tetap karena dianggap terlalu dekat dengan RI-2. Apalagi "konflik" antara RI-2 dengan Setnov selama ini, semakin menambah beban bagi Akom...

Selain RI-2, tentu saja ada LBP yang akan berusaha menancapkan kukunya kedalam akar pohon beringin tersebut. Adu kuat JK-LBP akan tampak menjelang pemilihan bos baru nantinya. Sebagai catatan, dalam duel babak pertama di Bali tahun lalu, LBP lewat Setnov berhasil mengandaskan JK yang mengusung Akom! Kini LBP tidak lagi berpihak kepada Setnov...

Yang menarik, siapakah yang akan diusung LBP kali ini? Akankah JK mengusung Akom lagi? Yang jelas JK memang lebih suka mengelus ayam jago dari Timur daripada mengelus ayam kinantan misalnya. Lalu bagaimana dengan sikap para mantan seperti ARB dan AT yang sepertinya tidak pernah ikhlas untuk membiarkan pohon beringin itu bertumbuh sendiri secara bebas. Jangan lupakan juga pengaruh para senior, yang walaupun "berbaju biru, merah atau apapun itu, darahnya tetap akan berwarna kuning juga..."

***

Dalam sejarah per-parpol-an, Golkar adalah partai terbaik di negeri ini dalam pengkaderan dan pengorganisasian. Mereka juga mampu mengkonsolidasikan semua kekuatan ketika diperlukan. Hampir disemua partai, Kader-kader Golkar yang menjadi pengurusnya, dan sampai kapanpun, darah mereka itu "masih akan ada kuningnya."

Parpol-parpol lain tidak mempunyai "Akar yang dalam dan kuat" sebagai sebuah pohon organisasi politik. Batang pohonnya mungkin besar, tetapi akarnya tidak kuat. Umumnya parpol masih berbasis "One man show" Ketumnya. Kalau Ketumnya sakit gigi, maka partai tersebut akan kelimpungan.

Golkar itu selalu berjalan menyesuaikan diri dengan langkah ketumnya. Ketika ketumnya berhalangan atau tidak bisa memimpin lagi, ada puluhan kader terlatih (yang bahkan mungkin lebih baik dari ketum lama) yang siap untuk menjalankan roda organisasi partai seperti semula. Ketika ketum yang baru sudah terpilih, maka semua kader partai akan berjalan menyesuaikan diri dengan derap langkah ketum barunya itu....

Ada yang pernah membayangkan Demokrat tanpa SBY? Atau Nasdem tanpa Surya Paloh? Setnov memang masih ketum Golkar. Tetapi tanpa Setnov pun Golkar akan tetap menjadi Golkar yang kuat, harmonis dan melangkah sesuai dengan langkah ketumnya......

Salam hangat

 Reinhard Freddy Hutabarat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun