Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Bola

Ketika Liverpool Terkulai Lagi

24 Oktober 2017   20:01 Diperbarui: 13 September 2022   15:47 1486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Setelah sebelumnya terbang tinggi ke awan, akhirnya anak-anak The Reds kemudian terhempas kembali ke lapangan rumput Wembley Stadium, markas sementara The Lilywhites, Tottenham Hotspur. Setelah sebelumnya menggilas Maribor 7-0, The Reds gantian digilas Hotspur 4-1. Kejadian ini mirip-mirip dengan kejadian ketika The Reds menggilas Arsenal 4-0, lalu kemudian mereka digilas Manchester Biru 5-0!

Lalu di mana benang merah insiden gilas menggilas ala anak asuh Klopp ini? Ini bukanlah inkonsistensi permainan yang misalnya minggu lalu bermain bagus, lalu hari ini bermain jelek. Benang merahnya terletak pada lini belakang, dan di antara lini belakang dengan lini tengah. Lini tengah tidak mampu menutup pergerakan lawan agar tidak bebas "menghampiri" lini belakang yang selalu terlihat gugup dan gagap itu....

Dejan Lovren yang terlihat seperti "kurang minum" itu akhirnya digantikan oleh Chamberlain pada menit 31 babak pertama. Ini jelas menunjukkan betapa gemesnya Klopp melihat penampilan Lovren dengan jurus "dewa maboknya" tersebut! Pada pertandingan sebelumnya ketika berhadapan dengan Maribor pun, beberapa kali terlihat miskoordinasi antara Lovren dengan Matip. Jurus "dewa mabok" Lovren tidak keluar, hanya karena pemain Maribor lupa "membawa kendi araknya..."

Terlepas dari kesalahan Lovren yang berakibat dua gol cepat Hotspur, cara Klopp menarik Lovren pada menit 31 itu telah benar-benar "menghancurkan hatinya." Lovren bahkan tidak mau duduk di bench. Sepanjang bulan ini Lovren pasti akan menderita dibully fans karena segala kesalahan ditimpakan kepadanya. Tentu saja ini tidak fair. Kesalahan itu seharusnya ditimpakan kepada Klopp sebagai seorang manager!

Sebenarnya kegamangan permainan anak-anak Klopp ini bukan hanya terlihat pada saat laga ini saja. Koordinasi pertahanan adalah kelemahan utama Liverpool sejak dulu kala, bahkan sejak masa Houllier menjadi komandan di Melwood. Ada saja masalah pada keempat bek belakang itu. Dua tahun lalu duet Lovren dengan Sakho sudah sangat kuat, menyamai legenda Sami Hyypia dan Henchoz. Namun bek kiri, Moreno yang berulah dan meninggalkan lubang menganga di sektor kiri karena sering "terlambat pulang" ketika beliau overlapping ke depan!

Kemudian Milner dipasang di kiri menggantikan Moreno yang disuruh "tidur-tidur saja di rumah!". Lalu Sakho yang berulah. Tidak dimainkan lagi dan kemudia dijual ke Crystal Palace. Lalu Lovren kehilangan pasangan terbaiknya sehingga sering "gagal paham" untuk menjalankan tugasnya sebagai palang pintu terakhir. Yang menjadi masalah sekarang ini memang ada pada duet bek tengah! Pada posisi bek kiri, Moreno sepertinya "sudah bertobat," sedangkan pada posisi bek kanan, Klopp kelebihan amunisi! Tampaknya Lovren akan "di-Morenokan" juga. Akan kah Lovren kelak bertobat seperti Moreno, atau akan pergi seperti Sakho? Wallahu a'lam...

Setelah musim lalu bermain gemilang, Emre Can sepertinya kehilangan motivasi bermainnya. Demikian juga dengan Henderson yang sering kehilangan konsentrasi, sedangkan Wijnaldum lebih fokus untuk menopang serangan. Liverpool memang butuh seorang gelandang bertahan sekelas Ngolo Kante atau Matic. Dulu Liverpool punya duet Mascherano dan Xabi Alonso yang bermain sangat bagus pada posisi tengah.

Secara permainan, kelemahan utama The Reds itu ada pada keseimbangan tim ketika bertahan. Tiga pemain depan selalu bermain gemilang membuka peluang. Apalagi mereka ditopang tiga gelandang tengah plus dua wing back yang rajin naik. Untuk hal ini Liverpool memang jagonya. Namun ketika serangan mereka patah dan lawan melakukan serangan balik cepat, maka petaka pun terjadi. Kane dan Son jelas menunjukkan hal ini kepada Klopp! Memang gol Salah ke gawang Lloris juga merupakan kesalahan pemain belakang Spurs yang menganggap remeh Salah!

Secara taktikal sudah saatnya Klopp mengevaluasi pakem Gegen pressing 4-3-3 nya. Berhadapan dengan Barcelona atau "Niac Mitra Suroboyo" pun, pakem Klopp ini akan tetap sama! Mosok sih Klopp tidak percaya pada peribahasa "Lain lubuk lain ikannya, Lain padang lain belalangnya!" Saya takut, jangan-jangan Herr Klopp ini bukan seorang juru taktik!

Menit 31 Lovren ditarik untuk digantikan Chamberlain, dan pertahanan Liverpool tetap sama rawannya. Terbukti dua gol tambahan Dele Alli dan Kane mutlak kesalahan pemain Liverpool yang tetap memberikan ruang kepada lawan! Pergantian pemain adalah untuk mengubah skema permainan (Lebih menyerang, bertahan atau mempertahankan irama permainan itu sendiri) Klopp sepertinya lebih suka pilihan terakhir, dimana pemain yang masuk tetap bermain sama bingungnya dengan pemain yang digantikannya...

Sebagian besar gol yang masuk ke gawang Liverpool itu mutlak oleh kesalahan pemain sendiri. Kalau urusan menghadang tendangan penalti, Mignolet ini termasuk kiper jagoan. Tetapi dia termasuk jagoan membuat blunder juga ! Hal ini tentu saja akan menyulitkan para pemain belakang. Itulah sebabnya sering sekali terjadi miskomunikasi diantara mereka, yang mengakibatkan terjadinya gol! Seorang bek tengah, lebih suka kiper dengan nilai konsisten 7 daripada kiper yang kadang bernilai 10 tetapi sering juga bernilai 5! Kiper inkonsisten sering membuat pemain belakang jadi gagap dan gugup... Memang susah untuk menilai Mignolet ini karena "ditangan kanannya ada madu, sedangkan ditangan kirinya ada racun..."

***

Pochettino dengan Spurnya yang kini semakin dewasa, bermain efektif dan efisien! Memang butuh waktu untuk memoles para "young guns" ini, dari yang tadinya meledak-ledak penuh gairah, untuk menjadi sebuah tim yang bisa bermain efektif dengan senjata utama, kecepatan! Itulah yang mereka tunjukkan ketika menghadapi Liverpool. Bermain dengan mengandalkan serangan balik cepat dan memaksimalkan kegagapan lini pertahanan Liverpool.

Pochettino memainkan 5 pemain belakang. 3 bek tengah, Toby Alderweireld, Sanchez, Vertonghen, dan 2 bek sayap, Aurier dan Trippier. Trio Harry Winks, Ali dan sang maestro, Erikson mengatur irama permainan dari lapangan tengah. Duet penyerang Kane dan Son bergerak bebas untuk merebut bola justru di area lawan sendiri, lalu biasanya bergerak melebar untuk menarik bek lawan mendekati mereka. Kalau memungkinkan, mereka akan segera menembak dengan cepat ke arah gawang.

Kalau tidak menembak ke gawang, Kane atau Son akan segera mengumpan ke tengah, untuk segera ditembak pemain tengah ke gawang. Atau pemain tengah mengirim umpan terobosan kembali ke Kane/Son yang sudah berlari ke tiang dekat! Sering juga Kane/Son dari sisi lebar lapangan bermain satu-dua dengan bek sayap untuk mengacaukan konsentrasi bek lawan, lalu segera mengumpan ke tengah untuk diselesaikan Erikson atau Ali.

Gaya bermain Spurs memang terkesan textbook, tetapi sangat efektif dan tidak menguras tenaga. Bandingkan dengan gaya bermain Liverpool. Coutinho sering membawa bola dari area sendiri, mengecoh dua tiga pemain lawan, lalu mengirim bola ke Firmino. Tetapi sayangnya bola tersebut kemudian dipotong lawan dan gagallah serangan tersebut. Padahal Firmino sudah berlari ke tiang dekat berharap dapat umpan terobosan dari Coutinho.  Coutinho, Firmino, Salah, Sane, Lallana dan hampir semua pemain Liverpool suka melakukan sprint membawa bola lebih dari 30 meter jauhnya! Ini tentu saja akan sangat melelahkan...

Perbedaan besar lainnya terdapat pada penyerang. Liverpool memakai 3 penyerang bertipe gelandang serang/penyerang sayap. 3 penyerang ini jelas membuat banyak peluang yang sayangnya (entah karena nasib atau karena naluri) efektivitas golnya pun tak sampai 20% dari peluang yang ada. 

Permainan trio penyerang ini sangat menguras tenaga karena mereka harus terus berlari menjelajah setengah lapangan mencari, merebut bola dan mencetak gol. Tidak ada pemain manapun yang sanggup bermain konsisten selama 90 menit dengan cara begitu!

Hotspur memakai 2 penyerang tengah murni yang rajin mencari bola sekaligus juga menciptakan peluang bagi temannya. Selain piawai mencetak gol mereka ini juga termasuk raja assist, suatu sifat yang jarang dimiliki oleh lazimnya para penyerang tengah. 

Kedua penyerang ini tampak tidak berbahaya. Pergerakannya tidak eksplosif, biasa saja sehingga lawan sering mengacuhkan mereka, sampai akhirnya mereka tersadar ketika penyerang ini sudah berada pada situasi satu lawan satu dengan kiper mereka!

Hasil pertandingan 4-1 itu tidaklah mencerminkan kalau para pemain Hotspur itu jauh lebih hebat daripada pemain The Reds. Tetapi jelas menunjukkan kemampuan kedua pelatih yang berbeda! Pelatih hebat adalah pelatih yang mampu memaksimalkan kemampuan para pemainnya yang ada! Saat ini mungkin Pochettino lah pelatih terbaik EPL. Hotspur adalah satu-satunya klub besar yang tidak jor-joran untuk membeli pemain mahal. Pada saat akhir bursa transfer barulah Hotspur memecahkan rekor dengan membeli bek Davinson Sanchez sebesar 40 juta pound dari Ajax. Sebelumnya Hotspur telah menjual Kyle Walker ke M.City sebesar 51 juta pound!

***

Kalau sebelumnya Klopp terlihat "pede," kini dia mulai terlihat gugup melihat prestasi anak asuhnya itu. Dua tahun sebenarnya sudah lebih dari cukup waktu untuk orientasi. Petinggi klub sudah seharusnya mengevaluasi Klopp. Data statistik para pelatih The Reds boleh disimak. Klopp termasuk pelatih terburuk dalam prestasi, dengan nihil gelar! Kini ada beberapa pelatih bagus yang sedang menganggur. Tuchel, penerus Klopp, di Dortmund termasuk pelatih bagus dan bergaji murah. Dalam perbandingan "apple to apple," prestasi Tuchel lebih moncer dari Klopp. Padahal skuat Tuchel ketika itu minus pemain bintang.

YNWA

Salam hangat

Reinhard Freddy Hutabarat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun