5 Oktober kemarin merupakan hari ulang tahun TNI ke -72 yang diperingati dengan penuh kemeriahan dan sukacita oleh seluruh penduduk Indonesia. Panglima TNI, Gatot Nurmantio terlihat "nelongso, tidak garang" seperti penampilannya yang biasa. Ada apa gerangan? Mengapa jenderal gagah ini terlihat sayu? Oh ternyata ini merupakan perayaan dirgahayu TNI terakhir Gatot sebagai Panglima TNI, karena tahun depan beliau akan pensiun...
Tetapi bukan ikhwal pensiun itu yang merisaukan Gatot, karena pensiun adalah hal yang alami bagi setiap manusia yang bekerja. Akan tetapi tiada dinyana tiada diduga, skenario yang direncanakan kemudian berakhir duka. "Pucuk dicinta kelambu tiba. Entah kemana si-ulam tiba-tiba raib..." akhirnya komandan pun duduk terkulai lemah...
"Perjalanan ini trasa sangat menyedihkan, sayang engkau tak duduk disampingku kawan..." demikianlah lirik lagu Berita Kepada Kawan dari Ebiet G Ade, memulai kisah petualangan ini...
Demo seri togel Jilid II, 411 pada tanggal 4 Nopember 2016 lalu kemudian menjadi benchmark bagi penikmat kursi presiden. Test the water menjadi wajib hukumnya untuk dilakukan. Test pertama dimulai dengan "Aksi Parlemen Jalanan" setelah Aksi KMP Senayan dahulu berujung lemah syahwat...
Bagi militer, "situasi genting" tersebut sangatlah menggugah selera Nusantara. Bak "vampir yang mencium darah segar perawan yang melewati rumahnya dipekuburan gelap!" Hal ini lazim terjadi pada kalangan militer di seluruh dunia. Junta militer seperti Khaddafi, Castro, Soeharto dan beberapa perwira militer lainnya adalah contoh sukses "lelaki yang pandai menitih buih.."
Tak lama kemudian, pihak-pihak "yang hendak menangguk di air keruh" mengusulkan agar sang komandan "bergerilya" untuk menjadi RI-2 ataupun RI-1. Hal mana sudah barang tentu membuat sang komandan menjadi menderita baper yang tak tertahankan, sehingga mulai berhalusinasi...
***
Halusinasi sang komandan dimulai dengan isu sekiranya terjadi krisis pangan global. Lalu pengungsi dari Tiongkok berduyun-duyun datang dengan perahu menuju Indonesia. Ketika mereka ini masih di tengah laut, Gatot berencana memotong 10 ekor sapi untuk membuat hiu berdatangan. Setelah itu dia akan menembaki kapal-kapal mereka, mungkin menggunakan senjata ringan, sehingga kapal mereka bocor dan mereka dimakan ikan hiu... Makjleb!!! Halusinasi seperti ini biasanya terjadi sehabis memakai tembakau Gorilla atau PPC...
Mengapa Tiongkok bukan India? Ternyata "dagangan" yang tetap laku dijual sejak dulu itu adalah "Asing aseng!" Nama Sanjay Dutt, Shahrukh Khan dan Amitabh Bachchan itu pesonanya jauh melebihi nama Gatot sendiri! Itulah sebabnya beliau takut kualat. Rakyat Indonesia bisa murka kalau film Mahabrata, Uttaran, Mohabbatein, Ashoka, Ranveer dan Jodha Akbar menghilang dari layar kaca. Acha acha nehi nehi General. Kya hua tumko? Kuch kuch hota hai...
Sebelumnya isu "Asing aseng" sudah berkibar di Pulau reklamasi Teluk Jakarta. Asing aseng juga sudah populer di proyek-proyek Infrastruktur Jokowi. Itulah sebabnya Gatot meniupkan isu Asing aseng lagi pada forum pertemuan dengan para mahasiswa tersebut. Siapakah sasaran tembak isu Asing aseng ini? Tak lain tak bukan tentu saja Pakde!
Dalam Pilkada Jakarta kemarin, efektivitas isu Asing aseng ini bagi pasangan Anies-Sandi dapat diukur karena dilakukan secara profesional, dan terpantau dari beberapa survey yang dilakukan. Bagi Gatot sendiri, efektivitas isu Asing aseng ini bisa ambigu karena "pengelolaannya tidak dilakukan secara profesional" dan berkesan emosional sesaat. Adakah yang pernah melakukan survey terhadap pernyataan Gatot ini pada masyarakat..?
Nobar film G3OS/PKI kemudian menimbulkan kegaduhan baru. Film propaganda Soeharto ini selalu diragukan "kesejarahannya." Orang bijak berkata, "Yang lalu biarkanlah berlalu. G3OS/PKI adalah sejarah kelam bagi seluruh anak bangsa, dan tak usah diungkit-ungkit lagi" Tapi ada seorang "anak nakal" yang mengungkitnya, bahkan mewajibkan nobar bagi "film hantu" yang sudah lama tak layak tonton ini...
Lalu orang bijak bertanya, "Hantu koq ditonton? Siapakah sasaran tembak "hantu" ini? Tak lain tak bukan tentu saja Pakde! Pakde memang selalu diselimuti isu hantu PKI. Sejak zaman Walikota, Gubernur, hingga Presiden, Pakde selalu diisukan sebagai "anak hantu!" Akhirnya hantu beneranpun takut bergentayangan gegara Pakde ini mobilitasnya tinggi sekali menyatroni seluruh pelosok Nusantara...
Kegaduhan terbaru adalah isu 5.000 pucuk senjata seludupan dengan mencatut nama Jokowi. Lalu Menko Polhukam memberi klarifikasi 517 pucuk senjata BIN yang dibeli dari Pindad. Tak lama kemudian terdengar isu bahwa prajurit TNI berhasil mengamankan 280 pucuk SAGL kaliber 40X46 mm di bandara Soeta. Ternyata senjata tersebut adalah untuk Satuan Brimob Polri, dan merupakan pengadaan yang untuk ketiga kalinya setelah tahun 2015 dan 2016. Sesuai dengan prosedur, senjata tersebut akan dikarantina lalu diverifikasi oleh BAIS-TNI terlebih dahulu sebelum diserahkan kepada Polri.
Terkait isu terakhir, kali ini Gatot kena batunya. Dan dia seorang diri, karena ini menyangkut kepatutan dari seorang Panglima TNI! Hampir semua senior tidak suka akan "perilakunya" yang sudah kelewatan! Lalu banyak yang mengusulkan agar Gatot segera dievaluasi. Tetapi para senior buru-buru mengatakan tidak perlu evaluasi sama sekali, karena sudah mencium adanya CLBK "Cerita Lama Berulang Kembali" Apalagi 6 bulan lagi Gatot akan pensiun...
Rupanya dulu itu ada cerita "Seorang jenderal dizolimi oleh presidennya" Bermodalkan gitar dan lagu sendu, dia lalu melantunkan lagu keprihatinan untuk merayu suara ibu-ibu... dan dia berhasil! Rupanya jenderal ini ingin mengulang cerita lama tersebut... tetapi dia ketahuan!
Pada hari ultah kemarin, dia dinasehatin supaya jangan nakal lagi, supaya patuh kepada atasan, supaya jangan ngeyel, supaya jangan belagu, supaya jangan membuat kegaduhan lagi. Kini sang jenderal tertunduk bisu. Ternyata dia hanya seorang diri. Dia kemudian berjanji...
Sayup-sayup terdengar sebuah bisikan ditelingaku, "Jangan pernah melepaskan burung ditangan ketika mengharapkan burung di udara..." Aku tertegun mendengar bisikan itu, aku lalu  membalasnya dengan sebuah bisikan lembut, "Aku berjanji, aku tidak akan pernah melepaskan burungku...."
Salam hangat
Reinhard Freddy Hutabarat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H