Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Politik

HUT TNI, Jokowi "Lumpuhkan" Gatot!

6 Oktober 2017   16:22 Diperbarui: 6 Oktober 2017   16:30 2028
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto : Garda Nasional

5 Oktober kemarin merupakan hari ulang tahun TNI ke -72 yang diperingati dengan penuh kemeriahan dan sukacita oleh seluruh penduduk Indonesia. Panglima TNI, Gatot Nurmantio terlihat "nelongso, tidak garang" seperti penampilannya yang biasa. Ada apa gerangan? Mengapa jenderal gagah ini terlihat sayu? Oh ternyata ini merupakan perayaan dirgahayu TNI terakhir Gatot sebagai Panglima TNI, karena tahun depan beliau akan pensiun...

Tetapi bukan ikhwal pensiun itu yang merisaukan Gatot, karena pensiun adalah hal yang alami bagi setiap manusia yang bekerja. Akan tetapi tiada dinyana tiada diduga, skenario yang direncanakan kemudian berakhir duka. "Pucuk dicinta kelambu tiba. Entah kemana si-ulam tiba-tiba raib..." akhirnya komandan pun duduk terkulai lemah...

"Perjalanan ini trasa sangat menyedihkan, sayang engkau tak duduk disampingku kawan..." demikianlah lirik lagu Berita Kepada Kawan dari Ebiet G Ade, memulai kisah petualangan ini...

Demo seri togel Jilid II, 411 pada tanggal 4 Nopember 2016 lalu kemudian menjadi benchmark bagi penikmat kursi presiden. Test the water menjadi wajib hukumnya untuk dilakukan. Test pertama dimulai dengan "Aksi Parlemen Jalanan" setelah Aksi KMP Senayan dahulu berujung lemah syahwat...

Bagi militer, "situasi genting" tersebut sangatlah menggugah selera Nusantara. Bak "vampir yang mencium darah segar perawan yang melewati rumahnya dipekuburan gelap!" Hal ini lazim terjadi pada kalangan militer di seluruh dunia. Junta militer seperti Khaddafi, Castro, Soeharto dan beberapa perwira militer lainnya adalah contoh sukses "lelaki yang pandai menitih buih.."

Tak lama kemudian, pihak-pihak "yang hendak menangguk di air keruh" mengusulkan agar sang komandan "bergerilya" untuk menjadi RI-2 ataupun RI-1. Hal mana sudah barang tentu membuat sang komandan menjadi menderita baper yang tak tertahankan, sehingga mulai berhalusinasi...

***

Halusinasi sang komandan dimulai dengan isu sekiranya terjadi krisis pangan global. Lalu pengungsi dari Tiongkok berduyun-duyun datang dengan perahu menuju Indonesia. Ketika mereka ini masih di tengah laut, Gatot berencana memotong 10 ekor sapi untuk membuat hiu berdatangan. Setelah itu dia akan menembaki kapal-kapal mereka, mungkin menggunakan senjata ringan, sehingga kapal mereka bocor dan mereka dimakan ikan hiu... Makjleb!!! Halusinasi seperti ini biasanya terjadi sehabis memakai tembakau Gorilla atau PPC...

Mengapa Tiongkok bukan India? Ternyata "dagangan" yang tetap laku dijual sejak dulu itu adalah "Asing aseng!" Nama Sanjay Dutt, Shahrukh Khan dan Amitabh Bachchan itu pesonanya jauh melebihi nama Gatot sendiri! Itulah sebabnya beliau takut kualat. Rakyat Indonesia bisa murka kalau film Mahabrata, Uttaran, Mohabbatein, Ashoka, Ranveer dan Jodha Akbar menghilang dari layar kaca. Acha acha nehi nehi General. Kya hua tumko? Kuch kuch hota hai...

Sebelumnya isu "Asing aseng" sudah berkibar di Pulau reklamasi Teluk Jakarta. Asing aseng juga sudah populer di proyek-proyek Infrastruktur Jokowi. Itulah sebabnya Gatot meniupkan isu Asing aseng lagi pada forum pertemuan dengan para mahasiswa tersebut. Siapakah sasaran tembak isu Asing aseng ini? Tak lain tak bukan tentu saja Pakde!

Dalam Pilkada Jakarta kemarin, efektivitas isu Asing aseng ini bagi pasangan Anies-Sandi dapat diukur karena dilakukan secara profesional, dan terpantau dari beberapa survey yang dilakukan. Bagi Gatot sendiri, efektivitas isu Asing aseng ini bisa ambigu karena "pengelolaannya tidak dilakukan secara profesional" dan berkesan emosional sesaat. Adakah yang pernah melakukan survey terhadap pernyataan Gatot ini pada masyarakat..?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun