Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Politik

Uang PKI dan Demo Aksi Bela Islam

8 September 2017   18:46 Diperbarui: 9 September 2017   16:50 4696
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto : seputarindonesiaku.id

Kabar kepulangan imam besar FPI, Habib Rizieq Shihab ke tanah air rupanya masih sebatas angan saja. Tadinya HRS sudah berencana untuk mudik bersama rombongan kloter haji Indonesia. Akan tetapi tiba-tiba saja Eggi Sudjana yang merupakan sohib HRS ini tiba di tanah suci untuk melaksanakan ibadah haji dengan jalur khusus. Akhirnya HRS "terpaksa" menunda kepulangannya ke tanah air untuk menemani Eggi sembari mengingatkannya agar jangan sampai lupa untuk pulang ke kampung halaman...

Memang sudah banyak warga tanah air yang merindukan ceramah dari HRS ini. Salah satu ceramah HRS yang saya ingat dan kemudian diupload ke youtube akhir tahun lalu adalah mengenai adanya lambang palu arit dalam pecahan rupiah baru yang dirilis oleh Bank Indonesia. Lambang palu arit nota bene adalah lambang PKI (Partai Komunis Indonesia) Ceramah yang kemudian mengkafirkan uang baru tersebut sontak menimbulkan keresahan ditengah masyarakat.

Belum lagi kekafiran palu arit pada uang baru tersebut selesai dipertanyakan, lalu ada seorang ibu lagi yang mengkafirkan uang baru tersebut dengan alasan karena gambar pahlawan yang terdapat pada uang tersebut adalah "pahlawan kafir!" Keresahan ditengah masyarakat tadi lalu berubah menjadi kegaduhan!

Kemudian saya ditanya oleh pihak-pihak yang kurang bertanggung jawab perihal haram atau halalnya uang baru ini. Saya lalu menjawab dengan jujur. Ketika berada ditangan orang lain, kemungkinannya bisa saja uang tersebut adalah uang kafir. Akan tetapi ketika berada dikantong saya, maka saya bisa memastikan uang tersebut pastilah halal...

***

"Tidaklah akan ada asap kalau tidak ada apinya" Tidaklah ujug-ujug bibib berceloteh tentang palu arit, karena logo BI (disebut bibib lambang PKI) tersebut selalu hadir pada setiap uang yang dikeluarkan oleh BI! Pada uang yang lama pun, logo BI itu juga memang ada.

Lalu kenapa tiba-tiba sekarang ada yang berteriak bahkan sampai demo segala untuk menentang uang baru ini? Bukankah Bank Sentral di seluruh dunia ini memang berhak untuk menerbitkan uang pecahan baru?

Disinilah rahasia tersembunyinya.

Kalau ada uang baru tentulah ada uang lama! Tetapi, bukankah tujuan dari uang baru itu adalah untuk menggantikan uang lama, yang sebagiannya mungkin pernah tersimpan dibalik kutang simbok? Memang betul tujuannya adalah itu. Akan tetapi kalau uang lama itu jumlahnya segunung, selalu tidur (tidak pernah berputar) dan nomor serinya berderet, hayoo.. bagaimana caranya untuk ditukar dengan uang palu arit baru itu tanpa menimbulkan kecurigaan...?

Semenjak era reformasi dan otonomi daerah dimana pilkada diadakan secara langsung, uang cash memegang peranan sangat penting untuk "memulai pertempuran lewat serangan fajar demi memenangkan sebuah peperangan!" Rakyat di negeri yang hedonis ini, tak sungkan "menempelkan stiker" di pintu rumahnya, "Menerima serangan fajar. Ada uang ada suara!"

Demikian juga dengan hasrat yang tidak terkendali, sakit hati, iri hati atau kebencian kepada orang/pihak tertentu, yang dilakukan dengan cara memobilisasi massa untuk melakukan protes/demo. Massa ini kalau tidak dibekali dengan uang cash, kaos dan nasi bungkus, pastilah tidak akan bergerak! Ahirnya aktifitas pergerakan massa di negeri ini selalu dikendalikan oleh cash! Siapa yang memiliki cashbanyak, berpeluang besar untuk mengatur penduduk negeri ini!

Bagi "pemain baru yang belum berpengalaman" cashmereka ini seringkali diambil langsung dari bank, sehingga terendus oleh PPATK yang langsung dikoordinasikan dengan aparat yang berwajib. Sialnya hal ini tidak langsung di proses, melainkan dibiarkan saja dahulu. Lama kemudian "saweran itu" pelan-pelan dibuka kembali. Barulah kemudian oknum yang berwajib ini akan menjadikan sipemain baru tadi menjadi "ATM berjalannya!" Setelah "ATM tadi kering" biasanya pihak yang berwajib akan memproses sipemain tadi....

Terkadang hal ini jadi kepikiran bagi saya. Kenapa menunggu "kering" dulu baru kemudian diproses? Aha, ternyata "kalau masih basah," pastilah kantor pihak yang berwajib itu akan didemo aksi massa hingga berjilid-jilid....

Terkait "pemain berpengalaman" yang biasanya adalah mantan-mantan pemain kuat di negeri ini, tentulah cash mereka ini sudah lama tersimpan di dalam lumbung tersembunyi yang tidak bisa diendus oleh K-9 yang paling berpengalaman sekalipun!

Masalahnya adalah isi didalam lumbung itu (karena terlalu banyak dan nomor serinya rapat) tidak akan mungkin ditukar dengan uang palu arit baru itu! karena hal itu pastilah akan mengundang kecurigaan banyak pihak. Itulah sebabnya bibib dan teman-temannya jauh-jauh hari sudah berusaha dengan segala cara agar uang baru tersebut bisa ditarik kembali.

Untung tak dapat diraih Malang itu di Jawa Timur! Usaha bibib dan kawan-kawan untuk membatalkan uang baru itu ternyata gagal. Akan tetapi bibib sudah mengantisipasinya dengan djitoe! Gelombang aksi "penjarakan sipenista agama" kemudian berjalan sesuai rencana. Nasi bungkus karet satu maupun karet dua dibeli dengan "oeang lama!" Mobil komando, toa, "Sari roti," spanduk, uang saku, transpor dan lain-lain juga pakai "oeang lama!"

Lalu masuklah sumbangan dari para "Hamba Allah" untuk demonstrasi kasus penistaan agama oleh Ahok ini yang menurut KH. Bachtiar Nasir, selaku ketua GNPF-MUI mencapai lebih dari Rp 100 miliar. Sebagian dana ini masuk lewat transfer yang memang tercatat, dan sebagian lagi berbentuk cash palu arit dengan nomor seri tidak berurutan! (sumber)

Jadi sekalipun uang palu arit itu gagal untuk dienyahkan, namun uang palu arit itu berhasil dihalau masuk untuk menggantikan "oeang lama," untuk kemudian tidur lagi di dalam lumbung. Ketika diperlukan mendadak, uang tersebut bisa dibangunkan dengan cepat tanpa harus menunggu jam kerja bank...

Sungguh super sekali!!!!

 

Salam super.....

Reinhard Freddy Hutabarat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun