Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Doa Seorang Napi (Bagian 1)

8 Agustus 2017   17:32 Diperbarui: 9 Agustus 2017   02:13 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto : detikNews

Biasanya Hendra membayar empat jutaan kepada Iwan untuk biaya drugs yang disuplainya kepada mereka. Akan tetapi Hendra hanya membayar dua juta rupiah termasuk tip kepada Maya untuk drugs yang mereka pakai sendiri.

Pada satu kali, Hendra mendapat order dadakan dari salah seorang suplier ditempat kerjanya untuk kebutuhan party customernya. Dari transaksi pertamanya itu, Hendra mendapat keuntungan sebesar  tiga juta rupiah, hanya dari sekali transaksi saja! Cara kerjanya juga sangat mudah. Hendra hanya mengontak Maya. Barang datang dibawa kurir sesuai dengan pesanan, dan lalu bayarnya belakangan saja!

Dua bulan terahir, Hendra tidak lagi menghubungi Iwan. Kebutuhan dugem mereka bersama bos, dan juga rekan lainnya berasal dari suplai Maya. Sambil menyelam minum air, sambil bersenang-senang dapat duit, kini menjadi semboyan baru Hendra. Iwan sering melihat Hendra dan bosnya bersenang-senang. Hatinya sangat sedih karena bukan dia lagi yang membuat mereka senang, tapi dia akan mencari tahu... Bukan hanya alam saja yang butuh keseimbangan, drugs dan peredarannya juga butuh keseimbangan. Ini kue yang sangat lezat, dan memang bukan untuk dibagi!

***

Jumat malam itu Hendra merasa sangat lelah dan tegang. Bersama dengan Maya, mereka baru saja menyelesaikan transaksi besar dengan seorang pemasok bernama Amir. Amir adalah kepercayaan seorang bos besar. Dia buronan yang akan melarikan diri ke Australia, dan dia punya stok besar. Sebagian sudah disimpan Maya di lemari pakaian, berupa inex 3.000 butir. Hendra telah memberikan dua ratus juta rupiah yang dipinjam sementara dari kantor sebagai tanda jadi transaksi dengan Amir tersebut.

Hendra tidak terlalu takut memakai uang kantor, karena dia sudah mengantungi beberapa cek dan pesanan dari teman Maya dengan nilai lebih dari lima ratus juta rupiah. Kepalanya sudah pusing karena kebanyakan minum dari sore tadi. Tapi untuk mengurangi kegelisahan hatinya, dia lalu minum vodka dengan dicampur air jeruk tersebut lagi sampai ahirnya tertidur di sofa.

Subuh keesokan harinya, sayup-sayup Hendra mendengar kegaduhan dan tiba-tiba saja pintu apartemen Maya didobrak orang. Polisi segera berhamburan masuk dan Hendra yang masih sempoyongan lalu diborgol. Keesokan harinya Hendra baru mengetahui kalau di apartemen Maya tersebut ditemukan tiga puluh ribu butir inex dan sepuluh kilogram sabu dan bubuk Amphetamin untuk bahan baku sabu. Bukan itu saja... Maya ditemukan tewas karena overdosis!

(bersambung...)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun