Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Berapa Lama Anies-Sandi Mampu Bertahan?

21 April 2017   16:32 Diperbarui: 22 April 2017   01:00 2698
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau pada masa “kerajaan KMP Prabowo” masih berjaya, Jokowi-Ahok maupun Ahok-Djarot harus “pandai-pandai meniti buih” agar tidak terjatuh dan terseret oleh arus politik poros Kebon Sirih (DPRD DKI) – Senayan (DPR)  Kini angin politik berbalik. Kini parlemen dikuasai oleh “Hawa sejuk Istana.” Mampukah Anies-Sandi “meniti buih” seperti yang telah dilakukan oleh gubernur-gubernur sebelum mereka? Parlemen ini akan selalunya menjadi musuh dalam selimut bagi Anies-Sandi...

Ketiga, “Senyummu adalah Harimaumu!”

Musuh terbesar kita selalunya adalah diri kita sendiri. Ahok adalah fenomenal. Tidak ada yang bisa mengalahkan Ahok. Semua lawan habis dibabatnya. Mulai dari Belitung, Senayan bahkan hingga jawara-jawara Balai Kota. Tetapi ada peribahasa berkata, “Mulutmu adalah harimaumu!” Akhirnya Ahok tersandung “digigit harimau.” Bukan di Taman Safari, atau oleh Trio Macan, tetapi oleh “harimau di dalam dirinya sendiri yang tidak pernah berhenti untuk mengaum dan mencakar....”

Demikian juga halnya dengan Anies. “Senyummu adalah harimaumu!” senyum manis Anies yang banyak mengumbar janji-janji ketika kampanye akan menjadi bumerang yang berbalik mengejarnya. Sejujurnya sebagian dari janji-janji itu memang teramat susah untuk diwujudkan. Dan jangan lupa. Bukan janji-janji itu yang memenangkan Anies-Sandi. Tanpa janji-janji itu pun, Anies-Sandi akan tetap menang, karena ada kekuatan eksternal yang memenangkan mereka.

Ada Timses hebat dibelakang Anies-Sandi, dan banyak orang parpol yang sejujurnya lebih suka memilih “kambing yang dibedakin” daripada memilih seorang Ahok, walaupun Ahok didukung sepenuhnya oleh parpol mereka sendiri. Terlalu banyak blunder bodoh yang dilakukan timses Ahok-Djarot, sehingga membuat timses Anies-Sandi tidak perlu memeras keringat...

Mungkin ada baiknya bagi Anies untuk berhati-hati dengan senyumnya (janjinya) dan satu lagi, “rangkulannya!” Tidak semua orang boleh dirangkul, apalagi yang bukan muhrim! “Anak-anak nakal” tidak perlu dirangkul dan diberi senyum! Mereka ini pantesnya dipelototin dan diberi disiplin. Bila perlu dimaki, agar insyaf, sadar dan kembali ke jalan yang benar....

Akhir kata, selamat sekali lagi kepada pasangan Anies-Sandi, all the best for both of you, dan tetap berikan senyum hangat bagi semua warga, bukan senyum OKE-OCE saja.....

Salam hangat,

Reinhard Freddy

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun