MUI yang tadinya begitu jumawah, langsung “terjengkang” dihantam kombinasi uppercut dan hook menyengat! MUI ternyata hanya sebuah LSM biasa. Hebatnya lagi, orang menganggap office boy yang mengelap meja di kantor MUI pun adalah seorang ulama juga! Pokoknya setiap orang yang berada MUI itu, pastilah seorang ulama!
Bertahun-tahun MUI menerima dana bantuan dari pemerintah tanpa pernah melaporkan laporan pemakaian dana rakyat tersebut! Perusahaan membayar mahal untuk mendapatkan Label Halal! Mengapa bukan Departemen Kesehatan dan Agama yang mengeluarkan sertifikat Halal? Kemana dana pemasukan dari sertifikat halal tersebut? Apakah pembayaran sertifikat halal tersebut telah dipotong pajak? Biarlah orang-orang MUI yang arogan itu menjelaskannya kepada seluruh rakyat Indonesia!
***
Kini terjadi perubahan besar strategi pertunjukan konser demo rakyat 4 Nopember.
Kekuatan gelap dan politik utama sudah sirna sama sekali. Tinggallah kini para “pemain terang”
Tidak ada lagi dusta diantara pendemo karena semuanya sudah terang benderang. Para pendemo ahirnya akan memakai hak untuk menyampaikan pendapatnya dimuka umum secara damai.
Demo ini juga diikuti berbagai elemen masyarakat dengan multi kepentingan, baik dengan niat damai maupun dengan niat buruk. Lantas bagaimana sekiranya terjadi kerusuhan pada demo ini?
Seperti telah disebutkan diatas, Gerindra, MUI, NU, Muhammadiyah, SBY, tokoh-tokoh agama dan politik tidak ada urusan dengan demo rusuh.
Jadi kalau sekiranya terjadi kerusuhan, maka mereka akan lepas tangan, dan membiarkan aparat untuk meringkus pelaku kerusuhan. Artinya mereka tidak akan membela para perusuh. Kalau sudah begini, maka terpaksalah setiap perusuh akan diperlakukan sebagai seorang kriminal yang harus mempertanggung jawabkan perbuatannya sendiri dimuka hukum!
Lantas bagaimana dengan Rizieq dengan gerombolan FPI-nya? Supaya masyarakat jangan salah duga, Habib Rizieq adalah seorang pecinta damai, seperti dia juga adalah seorang pecinta Jeep Rubicon buatan negara kapir USA itu. Kekerasan bukanlah tujuan dari segala kegiatannya. Dia memang terlahir dengan suara kenceng. Kekerasan hanyalah sebuah “stigma yang diciptakan” agar orang tahu betapa dia seorang “kompromis” yang berhati lembut yang suka “berdamai!”
Tentulah tidak ada masalah sama sekali ketika terjadi sedikit perubahan pada acara pertunjukan. Yang jadi masalah adalah kalau pertunjukan itu dibatalkan secara sepihak!