Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Tokoh 'Hero to Zero' di Tahun Monyet Api

25 Oktober 2016   17:50 Diperbarui: 26 Oktober 2016   17:13 431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto : www.berantai.com

Siapakah Dimas Kanjeng Taat Pribadi tanpa seorang Marwah Daud? Apakah Anda pernah melihat senyum manis Dimas di balik 'celak dan dandanan' khasnya itu?

Sangat banyak orang-orang seperti Dimas Kanjeng ini. Mereka beredar dari satu kota ke kota yang lain. Menebar madu dan mengoleskan racun untuk memperdaya mangsanya. Mereka sengaja berpindah-pindah tempat untuk menghindari amukan mangsanya yang tersadar.

Berita tertangkapnya orang-orang seperti ini pun, biasanya hanya mengisi halaman tengah kolom ketujuh pada sebuah harian abal-abal.

Akan tetapi lihatlah kalau 'keganjilan' dikemas secara profesional. Dimas Kanjeng Taat pun dinobatkan sebagai maharaja di dalam kerajaan mininya lengkap dengan para sultan (menterinya) dan para penduduknya (santri) Dimas Kanjeng Taat pun merangkap tugas sebagai raja dan pemimpin spritual tertinggi. Tanpa trik itu, Dimas hanyalah seorang 'musafir' yang harus berkelana ke banyak tempat untuk mencari mangsanya.

Kini pemberitaan Dimas Kanjeng Taat menjadi viral dan headline di mana-mana. Rating pemberitaannya 'beti' (beda tipis) dengan sinetron kopi bersianida Jessica, bahkan kini mengalahkan berita perihal Mario Teguh, Irman Gusman dan Gatot Brajamusti!

***

Ada sesuatu yang menarik dari kasus Dimas Kanjeng Taat ini. Bukan pada dirinya, tetapi pada diri kita sendiri. Kita melihat bayangan diri kita sendiri pada kedua bola mata Dimas Kanjeng.

Tidak ada asap tanpa api! Produk lahir karena memang ada permintaan pasar!

Masyarakat kita ternyata masih banyak yang terjebak dalam ruang mimpi cepat kaya, hal-hal klenik, musyrik dan jauh dari nalar sehat!

Selama masyarakat kita tidak diedukasi dengan tepat, maka persoalan-persoalan seperti Dimas Kanjeng Taat ini akan selalu berulang. Di satu sisi, mungkin ada yang kurang tepat pula dalam tatanan kehidupan masyarakat kita yang membuat belasan ribu santri dari kerajaan Dimas Kanjeng dari seluruh pelosok negeri ini, akhirnya bisa disesatkannya.

Mungkin sudah saatnya kita mulai memperhatikan sekeliling kita. Maraknya gejolak sosial akhir-akhir ini sebagian besar juga akibat karena warga tidak perduli kepada lingkungannya sendiri. Di sekeliling kita bayak terjadi hal-hal yang tidak benar dan kurang pantas. Tetapi kita membiarkannya saja karena tidak merugikan kita secara langsung. Percayalah, cepat atau lambat pada akhirnya akibat dari lingkungan buruk itu akan mendera kita juga!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun