Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Politik

Misteri 30 S 1965

26 Juli 2016   20:55 Diperbarui: 26 Juli 2016   21:18 718
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto : sp.beritasatu.com

Ahirnya TNI menghabisi pemberontakan ini. Inilah cikal bakal “permusuhan” PKI dengan TNI-AD!  

“Permusuhan” ini menarik dicermati, karena banyak juga petinggi TNI-AD yang berpihak kepada PKI, terutama di Jawa tengah. Akan tetapi persaingan ini sebenarnya hanya berada ditubuh internal perwira TNI-AD Jawa tengah, yang kemudian ahirnya “dilebarkan” keseluruh TNI dan melebar keseluruh penduduk Indonesia. Ahirnya penduduk Indonesia hanya terbagi dalam dua jenis “kelamin”, PKI dan Nasionalis!

Permusuhan terselubung ini tak jarang disusupi aksi-aksi “Kontra Revolusi” PKI menyusup kedalam TNI-AD dan memobilisasi gerakan anti atau mendiskreditkan TNI-AD. Sebaliknya agen-agen TNI-AD juga melakukan hal yang sama, mengajak dan menghasut semua pihak untuk membenci PKI. Secara diam-diam dan terang-terangan TNI-AD dibantu USA memobilisasi gerakan mahasiswa anti PKI.   

Kondisi ini mirip-mirip dengan Pilpres 2014 kemarin, antara pendukung Prabowo dan pendukung Jokowi. Segala cara, baik “kampanye yang kurang sopan maupun yang sangat tidak sopan” dilancarkan kedua belah pihak yang bersaing. Dengan tingkat inteligensia penduduk yang sudah lumayan, publik mungkin hanya menanggapi kampanye hitam tersebut dengan guyonan.

Akan tetapi, bagaimana dengan jutaan rakyat jelata yang “tidak pernah makan sekolahan” itu? Propaganda atau kampanye hitam itu seperti “menyiramkan bensin kedalam bara api”

Ketika mereka menerima sebuah cangkul dan membubuhkan cap jempolnya sebagai tanda terimanya, maka dalam sekejab mata mereka “bermetamorfosa” menjadi “Kamerad politbiro” PKI! Mereka inilah kelak yang lehernya ditebas atau menghuni pulau Buru!

Kedua, Peristiwa G30S

Syukurlah terjadi Kudeta militer yang gagal di Turki itu, sekalipun kita turut berduka dan bersimpati pada korban yang jatuh akibat peristiwa tersebut. Skenario Erdogan di Turki terasa pas dengan skenario cerita G30S sehingga memudahkan anak-anak muda sekarang untuk lebih memahami peristiwa ini. Kini kudeta PKI itu terasa amat sangat menggelikan bagi para taruna Akmil di Magelang!

Kekuatan militer PKI thn 1948 jauh lebih kuat daripada kekuatan “Tjakrabirawa gadungan” yang adalah eks prajurit batalion 454 “Banteng Raiders” kodam Diponegoro Jawa tengah.

Itulah sebabnya Tjakrabirawa gadungan itu bahkan tidak kenal dengan “Big boss” Jenderal Nasution yang sering “main” ke Istana, sehingga mereka ahirnya menangkap Lettu Pierre Tendean, yang mereka pikir Nasution. Tjakrabirawa gadungan yang tanpa dukungan logistik dan artileri tempur itu ahirnya “remuk” dihajar “Pangkostrad”

Unsur Tjakrabirawa sangat diperlukan dalam skenario ini untuk dua hal. Pertama, Untuk “mendekatkan” Soekarno ke PKI, karena yang menculik para Jenderal itu adalah pasukan pengawal presiden sendiri (skenario kepohnya, Yah gak mungkin lah yah presiden tidak tahu soal penculikan ini....)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun