Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Singapore Syndrome

22 Juli 2016   15:48 Diperbarui: 22 Juli 2016   16:50 1245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto : www.cnn.com

Tepatlah kata pepatah, “Muka buruk cermin dibelah” dan “Seperti menepuk air didulang, terpercik muka sendiri”  Orang-orang atau artikel yang mendiskreditkan Singapore itu adalah “Orang-orang bodoh yang mempertunjukkan kebodohannya didepan orang lain”

Akan tetapi masih ada satu point penting lagi. Isu Singapore ini telah dipakai menjadi “kambing hitam” untuk dijadikan tumbal, kalau sekiranya hasil dana masuk dari Tax Amnesty tidak berjalan seperti yang diharapkan.  

Entah “konsultan” mana yang pertama menghembuskan isu ini. Memang Singapore yang paling “sedap” untuk dijadikan kambing hitam kalau sekiranya dana masuk ex repatriasi tidak berjalan mulus, dengan beberapa alasan yang memang “masuk di akal”

Pertama, sejak dulu orang Indonesia menyimpan dananya di Singapore, jadi wajar saja jika Singapore akan berupaya menahan uang itu tetap tinggal.

Kedua, Singapore menutup mata dan tidak mau membagi informasi atas uang hasil korupsi para koruptor Indonesia yang disimpan di Singapore.

Ketiga, Dana hasil korupsi orang Indonesia itu, dipakai Singapore untuk membeli perusahaan Indonesia dan memperkaya Singapore sendiri.

Jadi cukup dengan ketiga alasan tersebut, ketika nanti program Tax Amnesty gagal, maka semua orang akan serentak berkata, “Gara-gara Singapore!”

Reinhard Freddy

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun