Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Awas Peredaran Vaksin Palsu!

3 Juli 2016   20:50 Diperbarui: 3 Juli 2016   21:13 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berita tertangkapnya pasangan pengedar vaksin palsu membuat publik menjadi geger. Apalagi peredaran vaksin tersebut menurut tersangka sudah dimulai sejak tahun 2003. Menurut polisi jumlah tersangka akan semakin bertambah. Wilayah peredaran vaksin palsu tersebut ternyata telah mencakup beberapa wilayah diseluruh Indonesia. Meski demikian, Kementrian Kesehatan meminta masyarakat tidak terlalu takut dengan keamanan vaksin

Melalui akun twitter resmi @Kemenkes RI, Kemenkes menyampaikan alasan mengapa orangtua tidak perlu khawatir, karena :

1. Tanpa adanyapun vaksin palsu, imunisasi DPT, Polio dan Campak ini memang harus diulang lagi (booster). Jadi bagi yang khawatir dulu mendapat vaksin palsu, ikut saja imunisasi ini lagi di Posyandu atau Puskesmas.

2. Diduga peredaran vaksin palsu tidak lebih dari satu persen di wilayah Jakarta, Banten dan Jawa Barat. Ini relatif kecil secara jumlah vaksin yang beredar dan wilayah sebarannya.

3. Dikabarkan isi vaksin palsu itu campuran antara cairan infus dan gentacimin (obat antibiotik) dan setiap imunisasi dosisnya 0,5 cc. Dilihat dari isi dan jumlah dosisnya, vaksin palsu ini dampaknya relatif tidak membahayakan.

4. Karena vaksin palsu dibuat dengan cara yang tidak baik, maka kemungkinan akan menimbulkan infeksi. Gejala infeksi ini bisa dilihat tidak lama setelah diimunisasikan. Jadi kalau sudah sekian lama tidak mengalami gejala infeksi setelah imunisasi bisa dipastikan aman. Bisa jadi anak Anda bukan diimunisasi dengan vaksin palsu, tetapi memang dengan vaksin asli.

Pernyataan Kemenkes ini sangat menggelikan, dan seperti menganggap masyarakat itu bodoh dan tidak begitu penting! Lebih baik kita segera mencari tahu sendiri seluk beluk vaksin palsu ini. Tidak usah kita bertanya kepada Kemenkes, karena mungkin mereka juga tidak tahu apa yang terjadi atau kemungkinan mereka hanya pura-pura bingung saja!

Peredaran vaksin itu hanya berada di Puskesmas, Rumah sakit, Klinik, Praktek dokter anak dan Bidan. Diluar itu tidak ada tempat peredaran vaksin. Mari kita teliti ditempat-tempat tersebut diatas. Dari kesemua tempat tersebut, Puskesmas adalah tempat yang paling aman dari serbuan vaksin palsu, karena sumber vaksin hanya berasal dari dinas kesehatan.

Dulu seingat saya ketika melihat kulkas penyimpanan vaksin pada puskesmas yang jauh dari kota, kulkas tersebut dilengkapi dengan tenaga dari “kerosen” untuk mengantisipasi sekiranya daya listrik mati. Jadi suhu tempat penyimpanan vaksin benar-benar terjaga. Kulkas itu merk ternama dan diimpor dari Amerika.

Saya jadi teringat dengan kulkas ditempat praktek seorang dokter anak. Sekiranya listrik sering padam, bagaimana dengan kondisi vaksin didalam kulkas “biasa” tersebut? Vaksin sangat peka terhadap perubahan temperatur.

Di Puskesmas dan Rumah sakit pemerintah, imunisasi adalah program dari pemerintah dan gratis! Saya tidak tahu persis dengan Rumah sakit swasta, apakah vaksin disuply pemerintah secara gratis atau tidak. Tetapi di Rumah sakit swasta, Klinik, Praktek dokter anak dan Bidan orang tetap harus membayar kalau imunisasi! Jadi kalau ada vaksin palsu di puskesmas dan di Rumah sakit pemerintah, pemalsunya pasti di internal dinas kesehatan! Dua puluh tahun yang lalu hampir tidak ditemukan vaksin palsu di puskesmas dan Rs. Pemerintah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun