Kini hati manis dan senyum manis itu tertahan di Paris, direnggut oleh Marie!
Kini hati Asep galau, segalau orderan syrup yang sepi. Asep tidak ingin melepaskan tanggung-jawab atas pabrik syrup. Tetapi hatinya sudah “disyrupi” oleh Marie. Manakah yang harus dipilih? Ini seperti minum syrup simalakama. Tak diminum haus pisan, kalau diminum takut ada sianidanya...!
Ahirnya Asep menceritakan semuanya kepada Marie. Asep menceritakan betapa indahnya Indonesia yang selalu beratmosfir “Spring-Summer” itu dengan seluruh pantainya yang seindah pantai Kuta. Asep ingin Marie mengahiri cer-gan tersebut langsung di Cimahi!
Marie tertarik dengan tawaran Asep, tetapi dia ingin menyelesaikan skripsinya terlebih dahulu, baru kemudian datang ke Cimahi. Ahirnya Asep meninggalkan Paris dengan linangan air mata dan asa menggunung akan kedatangan Marie.
***
Setengah tahun berlalu, Marie belum tiba juga di Cimahi! Lalu ahirnya datanglah sepucuk surat dari Marie, “cher Asep sayang, Asep aku sayang padamu dan tertarik kepada cer-gan kita. Akan tetapi saya hidup disini dan disinilah dunia saya. Kalau kamu sayang kepadaku, datanglah kemari dan tinggallah bersamaku. Adieu Asep, ummmachh...
Asep telah dua puluh kali membaca surat Marie. Asep kini duduk termenung ditepi rivière (sungai) Cimahi itu. Asep sayang pisan kepada Marie, tetapi rasa syrup pabriknya, belum semanis yang dulu....
Reinhard Freddy
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H