Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Amnesia

6 Juni 2016   14:26 Diperbarui: 6 Juni 2016   14:44 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Istri saya ngomong gitu?” Andy tiba-tiba menyelutuk.

“Ah, kita-kita semua juga tau koq pak!” kata suster itu sambil tersenyum. “Tau gimana?” kata Andy heran. “Lha kalau di ICU itu kan pasien yang “gegar otak” suka ngomongin apa saja ketika mereka mulai sadar, termasuk bapak juga. Maaf ya pak, kadang teman yang jaga suka nanyain apa-apa juga. Tapi kita tau koq, bapak itu sayang sama ibu, karena bapak suka ngomongin perasaan bapak ke ibu, sama kita-kita...”

Andy terdiam. Apakah harus begini caranya... Kecupan Myta kemarin masih membekas sensasinya sampai kini. Andy tidak bohong. Mungkin sudah belasan tahun dia tidak merasakan sensasi kecupan yang begitu mengesankan hati itu. Dia juga tidak ingat kapan dia terahir bercengkerama mesra dengan Myta, kapan dia mengungkapkan perasaan hatinya kepada Myta.

Andy tertawa geli. Bukan cuma dia saja. Dia bisa “menyeret” sejuta pria yang sudah sepuluh tahun tidak pernah mengungkapkan perasaan hatinya kepada istrinya, Hahaha..

Andy juga sadar, kecupan mesra istrinya itu tidak akan datang begitu saja. Ketika dia “ngoceh” disaat baru tersadar itulah yang membuat kecupan yang biasanya dingin itu menjadi “hangat”

Ah...dia ingin berlama-lama amnesia, atau nanti dia pura-pura amnesia lagi... tapi by the way, waktu amnesia kemarin dia ngomong apa aja ya, aduh....

Reinhard Freddy

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun