“Ada uang..ada suara!”
Pemilu dijaman ORBA seperti menonton pertunjukan sirkus, dalam arti sangat mendebarkan hati. Dimulai sejak masa kampanye, saat mendebarkan pun dimulai. Intel-intel dan ancaman terselubung datang menghampiri seperti hantu. Tak berwujud, tapi membuat bulu roma berdiri. Salah berbicara, membaca, mendengar atau berdiri, bisa berhadapan dengan Kamtib!
Seperti menonton pertunjukan sirkus, kita berharap agar semuanya berjalan lancar seperti yang telah “diatur” sejak semula. Tidak ada yang istimewa dari “pertunjukan” tersebut, dan penonton juga terpaksa datang karena takut dianggap “tidak menghargai” pertunjukan sirkus tersebut.
Ketika pertunjukan tidak berjalan lancar karena “kecerobohan kecil”, Intimidasi pun dimulai, termasuk kepada penonton, karena dianggap turut “mengganggu” sehingga terjadi kecerobohan tersebut. Itulah sebabnya semua penonton tak pernah lupa berdoa agar tidak terjadi sesuatu yang mengganggu pertunjukan tersebut.
Rezim ORBA memang membuat para inlander terkebiri dan impoten! ORBA berganti oleh Reformasi dan pertunjukan sirkus tetap berjalan, tetapi dengan versi baru!
Kalau dulu Pemilu membuat takut para inlander, kini pertunjukan sirkus menjadi ladang rezeki, dan saat-saat yang dinantikan bagi kaum inlander melebihi hari Lebaran!
Kini kaum inlander itulah yang menjadi “Tuan” atas pertunjukan sirkus tersebut. Kalau dulu pemain sirkusnya adalah pekerja sirkus itu sendiri, kini pemain sirkusnya adalah seorang “inlander berduit” yang tidak tahu-menahu dengan dunia persirkusan. Ketika ia terjatuh dan celaka, kaum inlander itu akan mencari “inlander berduit lainnya” untuk menggantikannya!
Dimana letak benang merah penyebab perubahan ini? Agaknya kita harus melihat dari dua sisi. Eksternal dan Internal. Faktor Eksternal dipelopori oleh Amerika (USA)
Kalau dulu emporium Eropa menjajah dunia untuk memperkaya negerinya, akan tetapi akibat perang, mereka kemudian mengkonsolidasikan diri. Mereka kemudian menjajah dunia lewat produk-produk industri yang berkualitas tinggi
Produk industri Amerika tidak mampu bersaing dengan Eropa dan Jepang, sehingga mereka menjajah dengan cara lain, yaitu lewat politik, diplomasi, propaganda dan kekuatan Finansial. Melalui program Keterbukaan, Reformasi, Cyber media, Arus modal dan Bursa saham, mereka mampu memporak-porandakan negara-negara inlander diseluruh dunia!
Keterbukaan dan Reformasi disegala bidang menghasilkan “The New Post-modern People”.