Memang Golkar dibentuk oleh Suharto, dan naik turunnya partai ini terkait dengan pamor Suharto. Parpol lain pun banyak yang nakal, bahkan ketumnya lebih nakal lagi. Akan tetapi hanya Golkar saja yang selalu dipersalahkan atas morat-maritnya negeri ini.
2019 mungkin masih terlalu dekat untuk meraih sesuatu. Dan juga kemungkinan masih belum mampu dominan meraih suara rakyat. Akan tetapi ini saat yang paling tepat untuk konsolidasi, menghimpun kekuatan dan mencetak kader-kader berkwalitas untuk meraih 2024.
Golkar dulu pernah melakukannya, dan pasti akan mampu lagi melakukannya dengan lebih baik.
Parpol-parpol lain tidak mempunyai “Akar yang dalam dan kuat” sebagai sebuah pohon organisasi politik. Batang pohonnya mungkin besar, tetapi akarnya tidak kuat. Umumnya parpol masih berbasis “One man show” Ketumnya. Kalau Ketumnya sakit gigi, maka partai tersebut akan bungkem dan bingung.
Golkar juga bergerak menyesuaikan diri dengan langkah ketumnya. Akan tetapi kalau ketumnya berhalangan atau tidak mau memimpin lagi, Ada seratus kader yang siap sedia, bahkan mungkin lebih baik dari ketum lama , untuk menjalankan roda organisasi seperti semula.
Dan Golkar itu, akan tetap bergerak menyesuaikan diri dengan langkah ketum barunya!
Reinhard Freddy
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H