Mohon tunggu...
Choirul Solikha
Choirul Solikha Mohon Tunggu... Guru - Insan biasa

Lulusan sarjana pendidikan tahun 2021. Kesibukan mengajar selebihnya rebahan sambil menghayal🤣

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kenangan Tahun 2021, Hadiah untuk Tahun 2022

8 Februari 2022   15:56 Diperbarui: 8 Februari 2022   16:06 470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemeriksaan diruang IGD (dok.pribadi)

Tepat hari Senin, tanggal 3 Januari 2022 aku dibawa ke Pukesmas untuk minta surat rujukan dan dengan harapan masih bisa diatasi disitu. Namun yang terjadi dokter umum di pukesmas  yang menanganinya pun terkejut melihat benjolan dipunggungku. Benjolan itu didiaknosa lipoma penyakit semacam tumor jinak dan disertai Abses.  Dan beliau merujukku ke dokter bedah di rumah sakit umum.

Tidak mau menunda terlalau lama, keesokan harinyapun aku langsung berangkat ke rumah sakit. Dengan fisikku yang sehat aku masih bisa mengurus sendiri. Berhubung ayah dan ibuku tidak berpengalaman masalah yang begini. Sedangkan 2 kakakku sibuk dengan pekerjaannya masing-masing.

Setelah melakukan beberapa pemeriksaan, ya aku benar-benar harus operasi. Dan 2 hari lagi tepatnya hari kamis aku harus kembali, berhubung jadwal operasi hari Jumat, jam 8 pagi. Akupun langsung ke beri surat pengantar ke IGD. Aku mencoba tegar dan tetap tenang walaupun rumah sakit merupakan hal yang menakutkan.

Waktu itu aku datang kamis sore, 6 Januari 2022 karena masih ada beberapa pemeriksaan. Seperti tes PCR, lab darah dan lain-lain. Disinilah aku sekarang, ruang IGD dengan slang infus yang menjadi gelang tanganku. Setelah menjalani beberapa pemeriksaan dan ritual sebelum operasi seperti puasa 8 jam sebelum operasi. 

Hari jumat pagi tepatnya jam 8, jadwal aku operasi. Aku bukan takut akan proses operasi yang aku khawatirkan ibu seperti orang kehilangan arah. Memandang dengan pandangan kosong, semenjak malam hari. 

Bukan hanya ibuku tapi kedua kakakku juga ikut khawatir. Masih ku ingat raut wajah mereka ketika aku didorong perawat masuk ke ruang operasi. Aku tak tahu lagi bagaimana mereka setelah aku  masuk ke ruang operasi.

Seperti pada umumnya setelah memasuki ruang operasi, aku harus diberi beberapa kabel entah slang yang tak ku tahu fungsinya. Aku hanya nurut apa yang dikatakan oleh dokter dan perawat yang membantu. 

Setelah mendapat bius total akupun tak tau lagi apa yang mereka lakukan padaku. Setelah hampir kurang lebih satu jam tiba-tiba aku terbangun dan mendengar suara para perawat di ruangan itu. Akupun dibawa kembali ke kamar aku dirawat semula. 

Terlihat wajah lega di antara ibu dan kedua kakakku, masih dengan wajah ibanya namun tidak seperti ketika memasuki ruangan operasi. Jika ditanya sakit? Tidak ada yang aku rasakan, memang walaupun dalam keadaan sakit aku tetap bisa beraktivitas normal hanya saja badanku bertambah kurus dan mudah capek. 

Seusai menjalankan operasi di hari jumat. Aku tidur dari siang sampai malam mungkin karena efek obat bius yang aku dapatkan. Hingga keesokan harinya aku diperbolehkan untuk pulang dan selanjutnya dirawat jalan. Untuk memastikan kondisiku.  

Namun tak hanya berhenti disitu, setelqhnya aku harus bolak-balik ke rumah sakit untuk kontrol. Nyatanya aku tidak hanya kontrol masih pemeriksaan yang lain, dokter masih memastikan kesehatanku yang lain. Seperti harus konsultasi dengan dokter orthopedi karena dikhawatirkan ada penyakit lain dengan melihat hasil ST Scan entahlah apa. Aku tidak begitu faham arah pembicaraanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun